Skip to main content

Ketika Madu Pernikahan Menjadi Racun, Apa yang Harus Dilakukan? Inilah 5 Panduan Keselamatannya!




Tentang Rasa

Duhai cinta,
Seandainya pernikahan itu hanya tentang rasa antara kita berdua saja.
Namun faktanya, pernikahan itu tentang rasa orang lain juga.
Tentang rasa anak kita.
Tentang rasa orangtua kita.
Tentang rasa saudara kita.
Tentang rasa kerabat kita.
Tentang rasa teman-teman kita.
Dan tentang rasa lainnya di sekitar kita.
Tentang rasa mereka itu sedikit banyak mempengaruhi tentang rasa kita berdua.

Duhai cinta,
Masih kuatkah tentang rasamu padaku?
Jika kita kuat, maka tentang rasa mereka adalah madu yang mempermanis tentang rasa kita.
Jika kita tak kuat, maka tentang rasa mereka adalah racun yang akan menghancurkan segalanya.

Itulah curahan hati Tya tentang pernikahannya yang sedang renggang. Bukan karena tak saling cinta, tapi karena banyaknya hal-hal di sekitar pernikahannya yang sedang menguji. Sedikit banyak hal-hal tersebut memengaruhi hubungannya dengan suami, seperti orangtua yang butuh bantuan biaya, saudara yang meminjam uang, bahkan anak-anak yang butuh perhatian.

Karena Tya dan suami sibuk mengurus hal-hal eksternal, akhirnya internal mereka terbengkalai. Untuk mengurus internal mereka, yang tersisa hanya sedikit energi, waktu dan rasa. Akhirnya mereka mudah curiga bahkan emosi.

Hal-hal eksternal yang berada di antara suami dan istri bisa menjadi madu yang mempermanis hubungan, khususnya anak-anak. Namun, bisa juga menjadi racun jika hal-hal eksternal itu justru mengganggu.

Nah, bagaimana caranya agar hal-hal eksternal itu tetap semanis madu. Yuk kita pelajari lima panduan berikut.

1. Tetap berkomunikasi secara terbuka dan jujur

Sesibuk apapun tetaplah luangkan waktu untuk berkomunikasi dengan pasangan. Bicarakan apapun, mulai dari hal sepele hingga penting. Karena komunikasi yang baik dan terbuka menguatkan kepercayaan. Kepercayaan yang baik akan meningkatkan komitmen. Jadi, sebesar apapun faktor eksternal yang mengganggu, selama komitmennya baik Insya Allah takkan tergoyahkan.

2. Saling memahami dan mendukung

Ketika pasangan anda harus menyelesaikan masalah keluarganya, maka anda pun harus menempatkan diri di posisi yang sama. Sekarang, masalah keluarganya pun masalah anda juga. Ketika masalah keluarganya itu membutuhkan waktu, tenaga, hingga hartanya maka dukunglah selama itu baik dan tidak menzalimi pasangan dan anak-anak anda.

3. Tetap berusaha memberikan kemesraan sesingkat dan selelah apapun

Sesibuk apapun, tetap berusahalah memberikan kemesraan baik berupa hal kecil seperti kecupan dan pelukan, atau hal yang lebih intim. Kemesraan ini bisa memberikan energi positif untuk pasangan dan menghilangkan lelahnya menghadapi masalah dan tentunya membuatnya merasa dicintai.

4. Saling mengingat kebaikan satu sama lain

Ketika masalah eksternal mempengaruhi persepsi anda terhadap pasangan, maka ingatlah kebaikannya. Misal, karena pasangan belum juga mapan, lalu orangtua berkomentar negatif dan membandingkan dengan menantu lain yang lebih baik. 

Jika anda tak kuat, boleh jadi anda ikut terpengaruh dan mulailah tidak mensyukuri pasangan. Namun, jika anda tetap mengingat kebaikan pasangan, sebesar apapun pengaruh eksternal takkan menggoyahkan perasaan.

5. Saling mengingatkan visi misi pernikahan yang sudah ditetapkan

Ketika madu berubah menjadi racun dan mulai meracuni kita hingga nyaris terpikir untuk berpisah, maka ingatlah visi misi pernikahan. 

Apakah menikah ini hanya untuk terlihat mapan dan memuaskan orangtua? 

Apakah menikah ini hanya untuk memiliki anak agar terlihat sempurna? 

Apakah menikah ini untuk beribadah pada Allah dan mencari ridho-Nya? 

Ingatlah visi misi kita dan pasangan untuk kembali ke jalur yang benar.



Orang-orang yang sebelum menikah menjadi orang yang anda utamakan, ketika sudah menikah boleh jadi menjadi lawan. Bukan berarti anda harus bermusuhan, di sinilah anda harus bisa bersikap dewasa. 

Orang tua, saudara, anak, kerabat memang tak bisa bercerai, namun jangan sampai mereka menjadi penyebab perceraian antara anda dan pasangan. Meskipun begitu, jangan takut karena anda masih bisa selamat dengan mengikuti 5 panduan yang sudah kita bahas di atas. 

Selamat menguatkan rasa, mengokohkan komitmen dan menikmati hangatnya cinta bersama pasangan anda.


Comments

Popular posts from this blog

Ciri-ciri Pria yang Harus Diwaspadai

Image by Sammy-Williams from Pixabay Ladies, keinginan dicintai seorang pria adalah dambaan setiap wanita. Keinginan ini sangatlah wajar mengingat kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain terutama lawan jenis. Tetapi tidak lantas kita sembarangan mencintai atau terlena dengan rayuan gombal pria. Hati-hati banyak pria berbahaya di sekeliling kita yang ngobral cinta untuk memainkan kita dan bahkan ada yang untuk memanfaatkan cinta kita demi memuaskan nafsunya. Nah saya ingin berbagi beberapa ciri-ciri pria yang harus diwaspadai:  1) Terlalu banyak merayu  Wanita cenderung suka dipuji dan dirayu, baik itu mengenai penampilan fisik, kecerdasan, perilaku dan sebagainya. Oleh karena itu pria yang suka merayu cenderung mudah mendapatkan banyak wanita. Berhati-hatilah ladies dengan pria semacam ini. Jika ada yang mendekati anda dan dari awal sudah mulai memuji-muji anda lebih baik abaikan saja. Jangan takut disebut sombong.  2) Terlalu sering menceritakan betapa supernya dia 

Mengapa Kita Perlu Beragama?

Kenapa kita perlu beragama? Karena dengan adanya agama hidup kita lebih terarah. Semua ada aturan dan petunjuknya. Dari mulai ritual sampai keseharian pun ada. Dari mulai hubungan dengan Tuhan sampai dengan manusia bahkan makhluk lain. Kenapa terkadang agama terasa berat bahkan menghalangi kita? Sebenarnya tidak, agama ini datang untuk memudahkan kita. Semua yang ada dalam agama merupakan petunjuk yang haq dan ada manfaatnya. Semua yg ada adalah untuk kebaikan kita juga. Terkadang manusia memang mengikuti hawa nafsunya saja. Jikalaupun kita tak sanggup mengikuti yg di-syariatkan, agama takkan memberatkan. Tuhan tau kemampuan kita. Lakukan semampu kita. Siapakah petunjuk kita? Rasulullah Saw adalah petunjuk umat Islam.  Semua yang beliau lakukan dapat kita jadikan contoh. Jikalaupun ada yang tidak bersesuaian dengan zaman sekarang bukan berarti itu salah. Toh Rasulullah tidak pernah menyebutkan hadits yg melarang kita untuk mengikuti zaman. Mengikuti zaman itu seperti per

Sendiri? Siapa Takut?!

Saya suka memperhatikan status teman-teman di FB atau twitter tentang kegalauan dan kesendirian. Sendiri itu memang bikin galau dan galau itu biasanya karena sendiri he. Sendiri itu bisa karena memang lagi single atau bisa juga karena LDR. Yah sendiri itu memang tidak enak. Tapi apakah lantas harus diratapi? Tentu tidak.  Mari kita cari sisi positif sendiri sebanyak-banyaknya:  1) Free Yap sendiri berarti kita "bebas" untuk memutuskan hal dengan keinginan kita. Bebas untuk berencana tentang hidup kita. Bebas untuk bercita-cita. Pokoknya all about ourselves, no others.  2) Lebih memperhatikan diri Karena kita sendiri kita jadi lebih konsen dengan diri kita, mungkin dengan penampilan fisik ataupun kesehatan. Kita dapat merawat diri untuk penampilan fisik dan juga berolahraga untuk menjaga kesehatan.  3) Terhindar dari hal-hal terlarang Nah, buat teman-teman yang begitu menjaga diri, kesendirian adalah anugrah, karena dengan begini terhindar dari hal-hal terlarang seper