Skip to main content

4 Hal yang Meresahkan Sebelum Hari H Pernikahan

Setelah setahun melakukan penjajakan dan mengenal satu sama lain, Mita memutuskan untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius dengan Miki. Namun, terkadang Mita masih merasa ragu untuk menikah. Karena ia merasa Miki masih belum memenuhi semua kriteria calon suami idamannya. Ia pun semakin ragu ketika mendengar bahwa keluarga Miki sedang menghadapi masalah internal yang Mita yakini akan berimbas pada hubungannya kelak. 

Hm, apakah kamu sedang merasakan hal yang sama dengan Mita? 

Mita akan menjabarkan semua keresahan yang dialaminya plus memberi solusinya:

1. Dari Diri sendiri

Selama penjajakan, Mita dan Miki banyak mengobrol banyak hal. Mita merasa ada kecocokan saat bercerita dengan Miki. Miki adalah pendengar yang baik dan selalu nyambung dengan topik obrolan Mita. 

Miki juga bisa bersikap sopan dan tidak agresif selama masa pengenalan mereka. Ia juga tidak memaksa Mita harus bertemu setiap minggu. 

Namun, Mita masih ragu dengan pekerjaan Miki yang belum jelas. Di sisi lain Miki belum pernah hidup mandiri selama ini, dimana segala sesuatunya masih diatur orangtua. Mita ragu Miki bisa menjadi suami yang diandalkan kelak.

Selain itu, Miki tidak mengikuti komunitas belajar agama yang sama dengan Mita, dimana Mita disarankan oleh teman-temannya untuk memilih calon suami yang satu pemahaman agama. 

Solusinya: Mita melakukan sholat istikharah meminta petunjuk pada Allah Swt. 

2. Dari Keluarga Sendiri

Orangtua Mita terus mendesak Mita agak segera menikah. Namun, mereka pun sama halnya dengan Mita masih meragukan Miki, terutama masalah pekerjaan. 

Solusinya: orangtua Mita menghiburnya dengan mengatakan bahwa mereka pun memulai hidup baru dari nol. Masalah rezeki tidak usah dicemaskan berlebihan. Selama berusaha pasti ada jalan. 

3. Dari Calon Keluarga Pasangan

Setelah diri sendiri sudah klop dan keluarga menerima, permasalahan malah muncul dari keluarga Miki. 

Orangtua Miki yang baru saja kehilangan rumah akibat permasalahan dengan bank, tidak bisa banyak membantu Miki untuk mewujudkan pernikahannya. 

Selain itu, setelah mengetahui Mita adalah seorang janda, sang camer pun tidak setuju. Mereka ingin anaknya menikah dengan wanita single.

Solusinya: Miki bersikeras dan memperjuangkan pernikahannya dengan Mita. 

4. Pernak-Pernik Acara

Setelah urusan tiga di atas sudah selesai. Miki pun melamar Mita secara resmi. Tanggal pernikahan pun ditentukan.

Namun, Miki dan Mita belum bisa lega. Mereka harus menghadapi persiapan nikah yang sedikit banyak menguras pikiran, emosi, energi dan finansial. 

Mereka harus mengurus pendaftaran di KUA, membuat undangan cetak, membeli souvenir, mahar, seserahan, tenda, pelaminan, dekorasi, kostum, make-up, dokumentasi, hiburan, konsumsi dan lainnya.

Belum lagi ada permintaan yang aneh-aneh dari keluarga Miki, seperti bapaknya tidak mau mencantumkan gelar di undangan, padahal gelar beliau paling panjang. Kemudian pihak keluarga Miki seperti kurang sreg dengan pelayanan vendor kostum pengantin dan meminta Mita mencari yang lain. 

Solusinya: Mita meminta bantuan saudara yang sudah dipercaya untuk membantu mengurus segala sesuatunya. Kemudian, untuk hal-hal yang diminta keluarga Miki pun didiskusikan agar sama-sama nyaman.

***

Itulah 4 hal yang sempat meresahkan Miki dan Mita, khususnya Mita sebelum hari H pernikahan. Jika tidak sabar menghadapi masalah yang ada, bisa-bisa batal pernikahan.

Oleh karena itu selama proses perkenalan hingga menjelang acara teruslah berdoa pada Allah Swt agar segala sesuatunya dimudahkan dan diberkahi. 

Selain itu, jika ada permasalahan antar keluarga, diskusikanlah dengan bijak. Terkadang, kita harus mengalahkan kehendak demi kebaikan bersama. Apalagi pernikahan di Indonesia bukanlah urusan kedua mempelai saja, melainkan jadi urusan keluarganya juga. Malah seringnya keluarga yang lebih mengatur. 

Yang pastinya tetap sabar ya. 

Semoga info ini bermanfaat untuk rekan-rekan yang sebentar lagi akan menikah atau yang masih dalam proses ingin menikah.

Comments

Popular posts from this blog

Ciri-ciri Pria yang Harus Diwaspadai

Image by Sammy-Williams from Pixabay Ladies, keinginan dicintai seorang pria adalah dambaan setiap wanita. Keinginan ini sangatlah wajar mengingat kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain terutama lawan jenis. Tetapi tidak lantas kita sembarangan mencintai atau terlena dengan rayuan gombal pria. Hati-hati banyak pria berbahaya di sekeliling kita yang ngobral cinta untuk memainkan kita dan bahkan ada yang untuk memanfaatkan cinta kita demi memuaskan nafsunya. Nah saya ingin berbagi beberapa ciri-ciri pria yang harus diwaspadai:  1) Terlalu banyak merayu  Wanita cenderung suka dipuji dan dirayu, baik itu mengenai penampilan fisik, kecerdasan, perilaku dan sebagainya. Oleh karena itu pria yang suka merayu cenderung mudah mendapatkan banyak wanita. Berhati-hatilah ladies dengan pria semacam ini. Jika ada yang mendekati anda dan dari awal sudah mulai memuji-muji anda lebih baik abaikan saja. Jangan takut disebut sombong.  2) Terlalu sering menceritakan betapa supernya dia 

Mengapa Kita Perlu Beragama?

Kenapa kita perlu beragama? Karena dengan adanya agama hidup kita lebih terarah. Semua ada aturan dan petunjuknya. Dari mulai ritual sampai keseharian pun ada. Dari mulai hubungan dengan Tuhan sampai dengan manusia bahkan makhluk lain. Kenapa terkadang agama terasa berat bahkan menghalangi kita? Sebenarnya tidak, agama ini datang untuk memudahkan kita. Semua yang ada dalam agama merupakan petunjuk yang haq dan ada manfaatnya. Semua yg ada adalah untuk kebaikan kita juga. Terkadang manusia memang mengikuti hawa nafsunya saja. Jikalaupun kita tak sanggup mengikuti yg di-syariatkan, agama takkan memberatkan. Tuhan tau kemampuan kita. Lakukan semampu kita. Siapakah petunjuk kita? Rasulullah Saw adalah petunjuk umat Islam.  Semua yang beliau lakukan dapat kita jadikan contoh. Jikalaupun ada yang tidak bersesuaian dengan zaman sekarang bukan berarti itu salah. Toh Rasulullah tidak pernah menyebutkan hadits yg melarang kita untuk mengikuti zaman. Mengikuti zaman itu seperti per

Sendiri? Siapa Takut?!

Saya suka memperhatikan status teman-teman di FB atau twitter tentang kegalauan dan kesendirian. Sendiri itu memang bikin galau dan galau itu biasanya karena sendiri he. Sendiri itu bisa karena memang lagi single atau bisa juga karena LDR. Yah sendiri itu memang tidak enak. Tapi apakah lantas harus diratapi? Tentu tidak.  Mari kita cari sisi positif sendiri sebanyak-banyaknya:  1) Free Yap sendiri berarti kita "bebas" untuk memutuskan hal dengan keinginan kita. Bebas untuk berencana tentang hidup kita. Bebas untuk bercita-cita. Pokoknya all about ourselves, no others.  2) Lebih memperhatikan diri Karena kita sendiri kita jadi lebih konsen dengan diri kita, mungkin dengan penampilan fisik ataupun kesehatan. Kita dapat merawat diri untuk penampilan fisik dan juga berolahraga untuk menjaga kesehatan.  3) Terhindar dari hal-hal terlarang Nah, buat teman-teman yang begitu menjaga diri, kesendirian adalah anugrah, karena dengan begini terhindar dari hal-hal terlarang seper