Skip to main content

6 Hal yang Harus Dikuasai Anak untuk Masa Depan yang Lebih Baik



Terkadang sebagai orangtua saya ingin anak itu memiliki kehidupan yang lebih dari saya di masa depannya. Tapi saya sendiri merenung, memangnya kehidupan lebih baik itu seperti apa? Dan saya bertanya juga, memangnya hidup saya sendiri ngga baik?

Jadi bingung sendiri ya hehe.

Saat ini saya lebih menekankan anak pada kemampuan akademiknya, padahal apa sih yang benar-benar diperlukan anak di masa depannya? Saya coba merenung sambil berkontemplasi kehidupan yang sudah saya jalani.

1. Anak perlu mengenal Tuhan dan pedoman hidupnya


Penting anak mengenal Tuhan dan pedoman hidupnya sejak dini. Karena memang itulah tujuan hidup yaitu untuk beribadah pada Allah Swt. Untuk tau cara beribadahnya harus tau pedoman-pedomannya.

Anak harus mengenal dan mencintai Tuhannya agar ia selalu merasa diawasi dimanapun dan kapanpun. Selain itu, ia juga lebih bersemangat dalam hidup demi mengejar pahala dari Allah, bukan penilaian manusia.

Agar anak lebih mengenal Tuhannya, pendidikan utama adalah dari rumah dan dari orangtua. 

Di sekolah atau lembaga lainnya bisa memberikan pemahaman ini, tapi terkadang mereka lebih menekankan pada kemampuan yang lebih bersifat akademis atau hafalan saja

Anak hanya tahu secara teori tapi belum tentu sampai ke hatinya. Oleh karena itu, pendidikan agama adalah tanggungjawab orangtua dengan cara memberi teladan yang baik.

2. Anak perlu percaya diri akan kemampuannya sendiri


Menumbuhkan rasa percaya diri pada anak sangat penting. Karena tidak semua orang pintar punya kepercayaan diri. Terkadang karena tidak percaya diri, kepintaran pun tak berguna. Karena mereka merasa minder duluan atau ingin segala sesuatunya sempurna.

Penting menumbuhkan rasa percaya diri pada anak agar ia tidak bergantung pada orang lain di masa depannya. Selain itu ia pun bisa mengembangkan dirinya sendiri sesuai minat bakatnya.

3. Anak perlu keterampilan berkomunikasi dan menjaga diri


Keterampilan ini sangat penting di kehidupan. Terkadang ada orang yang sebenarnya pintar tapi ia tidak bisa menjadi sukses karena tidak mampu berkomunikasi. Walaubagaimanapun kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam hidup. Oleh karena itu, penting membekali anak dengan kemampuan komunikasi yang baik.

Keterampilan ini tidak hanya bermanfaat di saat anak masih kecil, juga akan bermanfaat ketika ia sudah menikah kelak. Tak sedikit hubungan suami istri yang berakhir dengan perceraian karena keduanya tak pandai berkomunikasi. So, pastikan anak kita memiliki keterampilan ini.

Keterampilan menjaga diri juga sangat penting dimiliki. Karena orangtua tidak bisa mengawasi 24 jam, terutama ketika anak sedang tidak berada di sisi orangtua. Bekal terbaik untuk menjaga diri adalah keyakinan bahwa Allah selalu mengawasi, sehingga anak akan selalu menjaga dirinya dari perbuatan yang dilarang agama. 

Untuk kemampuan menjaga diri dari kejahatan, maka sebaiknya anak memiliki kemampuan bela diri atau setidaknya tau cara yang harus dilakukan ketika ada orang yang dicurigai akan berbuat jahat padanya.

4. Anak perlu keterampilan hidup untuk menunjang kesehariannya dan juga bekal ketika sudah menikah


Tidak selamanya anak bersama kita. Kelak ia akan keluar rumah karena alasan pendidikan, pekerjaan, atau menikah. Nah, sudah seharusnya kita membekali anak dengan keterampilan hidup yang akan menunjang kehidupan sehari-harinya seperti di bawah ini.

  • Membersihkan dan merapikan rumah.
  • Mencuci, melipat dan menyetrika baju.
  • Memasak.
  • Mengelola uang.
  • Mengatur waktu.
  • Mengurus birokrasi.
  • Memberi pendapat dan menerima pendapat.
  • Bekerjasama dengan orang lain.
  • Menyelesaikan masalah sendiri.

Dan sebagainya.

Keterampilan hidup di atas sangat bermanfaat untuk kemandirian anak. Pastikan kita sudah mengajarinya sebelum ia tidak lagi tinggal di rumah.

5. Anak perlu keterampilan untuk menghasilkan uang


Hal ini sangat krusial untuk meneruskan hidup, terutama setelah menikah. Kebanyakan orang mungkin meyakini semakin tinggi pendidikan maka penghasilan semakin besar. Ternyata itu salah. Faktanya yang sudah sarjana belum tentu bisa menghasilkan lebih banyak dari yang tidak sarjana. Karena rezeki memang tidak ditentukan oleh faktor pendidikan saja.

Memang yang berpendidikan tinggi bisa memperoleh kesempatan kerja lebih banyak, namun itu pun tergantung pada individunya. Jadi, jangan berkecil hati jika tidak mendapatkan kesempatan mengenyam pendidikan tinggi. Karena rezeki Allah itu untuk semua makhluk, ngga cuma yang sarjana, dan ngga cuma untuk manusia.

Jadi, yang paling penting anak punya keterampilan untuk menghasilkan uang. Mau itu keterampilan yang diajarkan dari rumah, sekolah, kursus, kuliah, dan sebagainya. Usahakan keterampilan yang dimiliki itu juga sesuai minat dan bakatnya. Karena jika tidak sesuai, maka orang cenderung malas memulai.

Tugas kita sebagai orangtua adalah memfasilitasi anak agar bisa mendapatkan keterampilan yang sesuai dan menyemangatinya agar bisa mencapai kesuksesan dengan keterampilannya tersebut.

6. Anak perlu keterampilan mengelola perasaannya dan memotivasi dirinya


Hidup tidak selalu mulus sesuai rencana. Terkadang masalah datang dan merusak segalanya.

Anak harus tahu bahwa dalam hidup pasti ada hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kegagalan, kekecewaaan, sakit hati, dan sebagainya.

Anak boleh sedih, namun ajari ia untuk mengelola perasaannya tersebut. Jadikan kesedihan sebagai pemicu untuk memotivasi diri agar bangkit kembali dan melakukan yang lebih baik lagi.




Demikianlah 6 hal yang harus dikuasai anak untuk masa depan yang lebih baik. Kesimpulannya, masa depan yang lebih baik itu bukan hanya tentang akademis dan materi, tapi juga tentang emosional, mental, dan juga spiritual.

Yang pasti masa depan yang lebih baik adalah ketika kehadiran anak kita menjadi manfaat untuk orang lain dan membuat orang-orang lebih mengenal Allah Swt. Tidak mesti menjadi ulama, tapi menjadi orang yang bisa mengenalkan keindahan Islam melalui akhlaknya.

Dan itu semua harus dimulai dari kita orangtuanya. Kita harus bisa memberi teladan pada anak. Mungkin anak akan menemukan teladan dari orang lain juga, namun alangkah baiknya jika yang menjadi panutan utama anak adalah orangtua sendiri. 

Kita mengharapkan anak mendoakan kebaikan untuk kita, maka sudah seharusnya kita memberikan kebaikan pula padanya. 

Comments

Popular posts from this blog

Ciri-ciri Pria yang Harus Diwaspadai

Image by Sammy-Williams from Pixabay Ladies, keinginan dicintai seorang pria adalah dambaan setiap wanita. Keinginan ini sangatlah wajar mengingat kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain terutama lawan jenis. Tetapi tidak lantas kita sembarangan mencintai atau terlena dengan rayuan gombal pria. Hati-hati banyak pria berbahaya di sekeliling kita yang ngobral cinta untuk memainkan kita dan bahkan ada yang untuk memanfaatkan cinta kita demi memuaskan nafsunya. Nah saya ingin berbagi beberapa ciri-ciri pria yang harus diwaspadai:  1) Terlalu banyak merayu  Wanita cenderung suka dipuji dan dirayu, baik itu mengenai penampilan fisik, kecerdasan, perilaku dan sebagainya. Oleh karena itu pria yang suka merayu cenderung mudah mendapatkan banyak wanita. Berhati-hatilah ladies dengan pria semacam ini. Jika ada yang mendekati anda dan dari awal sudah mulai memuji-muji anda lebih baik abaikan saja. Jangan takut disebut sombong.  2) Terlalu sering menceritakan betapa supernya dia 

Mengapa Kita Perlu Beragama?

Kenapa kita perlu beragama? Karena dengan adanya agama hidup kita lebih terarah. Semua ada aturan dan petunjuknya. Dari mulai ritual sampai keseharian pun ada. Dari mulai hubungan dengan Tuhan sampai dengan manusia bahkan makhluk lain. Kenapa terkadang agama terasa berat bahkan menghalangi kita? Sebenarnya tidak, agama ini datang untuk memudahkan kita. Semua yang ada dalam agama merupakan petunjuk yang haq dan ada manfaatnya. Semua yg ada adalah untuk kebaikan kita juga. Terkadang manusia memang mengikuti hawa nafsunya saja. Jikalaupun kita tak sanggup mengikuti yg di-syariatkan, agama takkan memberatkan. Tuhan tau kemampuan kita. Lakukan semampu kita. Siapakah petunjuk kita? Rasulullah Saw adalah petunjuk umat Islam.  Semua yang beliau lakukan dapat kita jadikan contoh. Jikalaupun ada yang tidak bersesuaian dengan zaman sekarang bukan berarti itu salah. Toh Rasulullah tidak pernah menyebutkan hadits yg melarang kita untuk mengikuti zaman. Mengikuti zaman itu seperti per

Sendiri? Siapa Takut?!

Saya suka memperhatikan status teman-teman di FB atau twitter tentang kegalauan dan kesendirian. Sendiri itu memang bikin galau dan galau itu biasanya karena sendiri he. Sendiri itu bisa karena memang lagi single atau bisa juga karena LDR. Yah sendiri itu memang tidak enak. Tapi apakah lantas harus diratapi? Tentu tidak.  Mari kita cari sisi positif sendiri sebanyak-banyaknya:  1) Free Yap sendiri berarti kita "bebas" untuk memutuskan hal dengan keinginan kita. Bebas untuk berencana tentang hidup kita. Bebas untuk bercita-cita. Pokoknya all about ourselves, no others.  2) Lebih memperhatikan diri Karena kita sendiri kita jadi lebih konsen dengan diri kita, mungkin dengan penampilan fisik ataupun kesehatan. Kita dapat merawat diri untuk penampilan fisik dan juga berolahraga untuk menjaga kesehatan.  3) Terhindar dari hal-hal terlarang Nah, buat teman-teman yang begitu menjaga diri, kesendirian adalah anugrah, karena dengan begini terhindar dari hal-hal terlarang seper