Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2012

Dilema Wanita Bekerja

Pemikiran ini muncul dikarenakan melihat teman yang bingung mencari solusi pengasuh anaknya yang ingin berhenti bekerja, sedangkan selama ini pengasuh inilah yang selalu menjaga bayinya juga mengurus rumah dari pagi hingga sore. Miris juga sih ya teman saya yang seorang istri, ibu, dan guru ini bekerja untuk mengabdikan ilmu dan juga untuk membiayai gaji pengasuh. Bener-bener suatu dilema seorang ibu bekerja apalagi jika anak masih harus diberi ASI eksklusif, sedangkan pekerjaan pun menuntut Ibu untuk bersikap professional. Untungnya pekerjaan yang digeluti adalah mengajar yang peraturannya tidak seketat di perusahaan, selain itu masih bisa toleran dengan keadaan Ibu dengan bayi yang perlu perhatian lebih. Dari jam kerja pun tidak full seperti di perusahaan, hanya masuk pagi dan siang pulang tergantung jam sekolah. Ya kata teman saya yang lain menjadi guru adalah profesi yang tepat untuk seorang Ibu karena waktu dan keadaan yang fleksibel. Ngomong-ngomong si suami kemana ya? Ada k

7 Tanda-Tanda Kebahagiaan Hidup

Setiap orang pasti ingin bahagia baik di dunia maupun akhirat. Namun tidak semua orang mengetahui dengan jelas bentuk kebahagiaan itu seperti apa. Apakah dengan banyak harta? Dengan memiliki karir cemerlang? Atau mempunyai pasangan? Ternyata salah satu sahabat Rasulullah Saw sekaligus keponakan beliau yang bernama Ibnu Abbas RA menjabarkan tanda-tanda kebahagiaan yang sebaiknya kita miliki salah satunya, beberapanya, sebagiannya atau semuanya jika sanggup. Mau tau? Nggak perlu cepe, gope, apalagi ceban koq, dikasih gratis. Check this out! 1) Qalbun Syakuron: Jiwa yang senantiasa bersyukur dan qona'ah. 2) Al azwaju shalihah: pasangan hidup yang sholeh/sholehah. 3) Al auladun abrar: anak yang sholeh. 4) Albiatu sholihah: lingkungan sekitar yang memelihara iman. 5) Almalul halalun: harta yang halal. 6) Tafakuh fiddien: semangat untuk memahami agama. 7) Umur yang berkah. Nah itulah tanda-tanda kebahagiaan di dunia yang sebaiknya kita miliki. Tentu saja semuanya harus melalui u

Learning Activities

Beberapa waktu lalu saya post tweet mengenai beberapa kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris untuk siswa di kelas . Agar lebih nyaman dibaca, saya copy kembali semua tweet tersebut di sini. Semoga bermanfaat. (1) Work in pairs : siswa berpasangan dan saling tanya jawab. (2) Work in group : siswa membentuk kelompok dan melakukan dialog bersama kelompok. 3) Whole-class activity : siswa melakukan survey dengan bertanya pada setiap siswa di kelas, biasanya dibekali worksheet sebagai panduan. 4) Role-play : siswa berperan menjadi seseorang seperti yg dicontohkan guru, misal menjadi penjual atau pembeli. 5) Story telling : siswa mnceritakan sebuah cerita seperti yang dicontohkan guru atau yang sudah dimodifikasi. 6) Games : siswa bermain sebuah permainan dengan materi topik yang dipelajari hari itu, biasanya games ini untuk mereview materi. 7) Coloring : untuk young learners biasanya ada kegiatan ini untuk membuat mereka senang, setelahnya siswa mnceritakan apa yang sudah mereka warnai. 8) Cu

Menjadikan Indonesia Peduli

Beberapa waktu ini ada sesuatu yang mengganjal hati saya yaitu perilaku siswa di kelas yang agak kurang menyenangkan. Bukan karena mereka tidak hormat pada saya, tetapi siswa kurang menghargai temannya yang sedang presentasi di depan. Saya nilai kemampuan siswa-siswa di kelas sangat baik terutama speaking skill namun listening skill'y tidak memuaskan. Jadi siswa hanya peduli jika tiba gilirannya untuk tampil, namun jika temannya yang tampil mereka saling mengobrol atau BBMan. Saya coba cek dengan mereview apa yang sudah dipresentasikan temannya, hasilnya banyak yang tidak tahu karena tidak mendengarkan. Inilah yang menjadi keprihatinan saya yaitu kurangnya sikap peduli siswa dengan temannya. Jika saya lihat di lessonplan memang tidak ada objective untuk itu. Seringnya objectivenya: "siswa dapat menyebutkan, melakukan dialog, dan lain2". Intinya fokus pada kemampuan kognitif siswa saja. Jadi walaupun kelas berantakan tetapi siswa dapat mencapai tujuan tidak menjadi masalah

Cepatlah Menikah Sebelum Engkau Terfitnah (Sinopsis Buku)

Sebulan yang lalu saya mengikuti Dauroh di Mahad Ad-dhaus Shalaf, Cileunyi, Kab Bandung. Tempatnya jauh banget dan berada di dataran tinggi. Dari Mahad bisa melihat gunung Manglayang. Alhamdulillah teman saya mengajak (dengan sedikit memaksa) ke sini padahal saya ada agenda lain yang sama penting, tapi saya tidak menyesal mengikuti acara di sini karena mendapat ilmu dan pencerahan yang bermanfaat. Jadi, saya itu menghadiri dauroh (semacam pengajian tapi dengan banyak jamaah) dengan topik membedah buku "Cepatlah Menikah Sebelum Engkau Terfitnah" (Asy-Syaikh 'Abdullah bin 'Abdirrahman bin 'Abdillah bin Jibrin). Judulnya provokatif sekali nih jadi penasaran. Sebelum acara saya membeli bukunya agar lebih siap untuk mendengar pembedahannya :) Saya dan teman mengambil saf paling depan untuk mendengarkan penjelasan Pak Ustadz yang datang dari Solo. Ta'lim dibuka dengan hadits Rasulullah yang memerintahkan umatnya untuk menikah: Dari Abdullah bin Mas'ud berk

CONAPLIN 5: Day Two

Wah jeda nulisnya kelamaan nih. Semoga nggak basi ya membahas ini. Nah saya mau melanjutkan cerita mengikuti CONAPLIN Day Two. Baca ya ^_^   25 September 2012 PLENARY SESSION 1 Hari ini saya rada telat datang ke JICA FPMIPA tapi alhamdulillah acara belum dimulai dan peserta pun masih sedikit, dasar orang Indonesia ya jam karet hehe :D . Pemateri sudah hadir yaitu Ibu Itje Chodijah dari British Council Bandung. Wah saya excited banget nih bisa melihat Ibu Itje soalnya selama ini hanya berkomunikasi lewat salah satu grup di FB. Beliau terlihat cukup berumur namun dari pembawaannya semangat sekali, peserta terlihat fokus dengan apa yang beliau sampaikan. Judul materi yang beliau berikan juga sangat menarik: "To teach is to learn, to share and to empower". Saya hafal nih tanpa melihat ke daftar acara dulu. Singkat cerita beliau membahas mengenai bagaimana menjadi seorang guru yang tidak sekedar mengajar siswa tetapi juga belajar dari pengalaman di kelas. Beliau menyarankan guru-