Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2021

4 Peran Suami/Istri dalam Pernikahan, Sudahkah Anda Menjalankannya?

Hi couples, how are you doing? Hari ini kita akan membahas tentang peran suami dan istri. Ketika ditanya soal peran, biasanya kebanyakan orang akan mengatakan peran suami sebagai kepala rumah tangga yang bertanggungjawab mencari nafkah , sedangkan istri sebagai pengurus rumah dan anak. Betul ngga? Well, kind of. Namun, zaman sekarang peran itu ngga hanya menjadi tugas salah satu saja, melainkan jadi tugas bersama. Betul ngga? Well, di artikel hari ini saya akan menambahkan peran lain yang harus dijalankan suami dan istri demi pernikahan yang bahagia. Apa saja peran itu? Check it out! 1. Sebagai kekasih Sebelum menikah yang kebayang duluan pasti romansa antara aku dan dia. Setelah sah, bulan madu, dan menjalani kehidupan rumah tangga dunia serasa miliki berdua. Namun, keromantisan itu lama-lama berkurang bahkan hilang ketika anak lahir dan beban hidup makin berat. Nah, di sinilah yang katanya cinta bisa hilang. Lalu harus gimana? Jangan sampai cinta itu hilang, couples!  Anda menikah ka

3 Penyebab Perceraian Yang Sering Terjadi

Hi couples, maaf ya hari ini membahas hal yang agak kurang enak. Tapi saya merasa hal ini kudu dibahas demi keselamatan dan kesejahteraan rumah tangga. Betul ngga? Tulisan ini bukan berdasarkan survey, hanya berdasarkan pengamatan dan analisis pribadi setelah mendengarkan banyak kisah orang-orang. Qadarullah, saya sering mendengar kisah orang-orang yang pernikahannya kandas dikarenakan masalah ekonomi yang tidak stabil. Biasanya karena pendapatan suaminya kecil atau suaminya menganggur. Ada juga yang pendapatan suaminya besar tapi tidak mencukupi kebutuhan yang terlanjur tinggi. Di sisi lain ada juga pasangan yang tidak bermasalah dengan finansialnya tapi tidak terpenuhi kebutuhan emosi dan biologisnya. Pernikahan itu memang kompleks ya. Oke deh saya coba paparkan apa saja yang sering menjadi penyebab perceraian. 1. Berbeda prinsip hidup Sering sekali saya mendengar alasan pasutri bercerai itu karena "tidak ada kecocokan lagi" . Kadang bertanya-tanya, apa yang tidak cocok? Ka

7 Tipe Sex Appeal untuk Kehidupan Cinta yang Lebih Baik

Secara fisik, bisa dibilang Lola tidak terlalu menarik. Parasnya biasa-biasa saja. Postur tubuhnya juga tidak seperti peragawati. Namun herannya ada saja pria yang tertarik dan ingin memiliki hubungan yang serius dengan Lola. Ternyata, pria yang menyukai Lola tersebut jatuh hati pada sikapnya yang ramah dan santun, bukan fisiknya. Hm, jadi pria ngga selalu tertarik pada fisik saja ya? Koq bisa sih? Itulah yang dinamakan sex appeal. Ada yang udah tau? Hari ini kita bahas ya. Secara bahasa, sex appeal is the quality of being sexually/physically attractive. ( dictionary.cambridge.org ) Sedangkan menurut Wikipedia , sexual attractiveness or sex appeal is an individual's ability to attract the sexual or erotic interests of other people and is a factor in sexual selection or mate choice. The attraction can be to the physical or other qualities or traits of a person, or to such qualities in the context where they appear. Jadi kesimpulannya sex appeal itu adalah pesona dalam diri seseoran

Kehidupan Pernikahan: Ekspektasi Vs Realita

Hi couples, hari ini saya mau membahas ekspektasi vs realita pernikahan . Tapi ini bukan berdasarkan pernikahan pada umumnya ya. Ini berdasarkan pernikahan saya pribadi saja. Baik, kita mulai ya. Satu Ekspektasi 1: Suami istri itu ibarat raja dan ratu, kemana-mana terlihat serasi dan elegan. Realita 1: Kalau ngga bersolek ya sama aja kucel, bau, dan ngga menarik. Saat masih pedekate atau taaruf biasanya kita melihat calon pasangan dengan penampilan terbaiknya. Begitu juga dengan kita yang berusaha berpenampilan menarik saat itu. Begitu pula saat sedang bersanding di pelaminan. Setelah menikah, ketahuanlah bagaimana penampilan aslinya yang kucel setelah bangun tidur. Wkwkwk.  Meskipun begitu jangan khawatir. Semua itu masih bisa diatur dengan rajin merawat dan memoles diri. Sebenarnya sih merawat diri tujuan utamanya bukan untuk memuaskan pasangan, tapi untuk memuaskan diri sendiri dan berdampak pada rasa percaya diri ketika bersama pasangan baik di dalam maupun luar rumah.  Dua Ekspekt

Benarkah Masalah Keuangan Bisa Mempengaruhi Libido Pasutri?

Di awal pernikahan biasanya gairah pasutri masih menggebu. Selain memang sedang hangat-hangatnya, biasanya juga pasutri berusaha segera memiliki anak setelah menikah. Namun seiring waktu berjalan, gairah itu berkurang bahkan hilang. Hm kenapa ya? Salah satu penyebabnya adalah masalah keuangan . Koq bisa masalah keuangan menurunkan gairah atau libido? Nah, hari ini saya berdiskusi dengan suami tentang itu. Kalau menurut saya sih... Di saat kondisi keuangan sedang tidak stabil, pikiran itu fokusnya ke masalah itu saja. Selain mikiran pengeluaran yang harus dibayar, pasutri pun memikirkan bagaimana cara untuk mendapatkan uang untuk membayar pengeluaran tersebut. Jadi, boro-boro mikiran mau berhubungan intim ya. Selain itu, bisa jadi rasa cinta istri berkurang pada suami karena masalah ini. Mungkin istri merasa suaminya bekerja kurang giat, sehingga merasa kurang diperhatikan. Kemungkinannya bisa apa aja. Kalau menurut paksu... Paksu sependapat dengan saya untuk alasan pertama. Namun be

4 Hal Yang Bisa Menyelamatkan Pernikahan Ketika Ujian Menerpa

Hi couples, kemarin-kemarin postingannya agak ngga enak ya. Nah, hari ini aku mau berbagi hal yang bikin enak. Check it out ya! Di masa pandemi ini tak sedikit pasutri yang ditimpa ujian. Baik ujian kesehatan hingga keuangan. Yang tadinya hubungan adem ayam berubah jadi panas karena ujian tersebut. Yang tadinya penuh cinta berubah menjadi penuh benci. Apakah ini tanda bahwa suami dan istri tidak cocok lagi? Adakah solusi yang bisa menyelamatkan hubungan yang nyaris berakhir? Inilah 4 hal yang bisa digunakan untuk menyelamatkan pernikahan ketika ujian menerpa: 1. Ingat Allah Tak bisa dipungkiri lagi bahwa mengingat Allah akan membuat hati tenang. Begitu juga ketika ujian menerpa dalam pernikahan. Dengan mengingat Allah maka kita yakin bahwa ujian ini diberikan untuk meningkatkan kualitas pribadi kita dan pasangan. Bisa juga untuk menegur kesalahan kita agar diperbaiki. Mengingat Allah juga membuat kita akan mencari solusi sesuai kehendakNya, bukan menurut ego masing-masing. 2. Tumbuhkan

Harus Punya Penghasilan Berapa Sih Buat Membiayai Hidup Setelah Menikah?

Hi guys, hari ini kita akan membahas topik yang paling sensitif dalam pernikahan yaitu masalah keuangan.  Jujur, saya sudah menikah 7 tahun aja masih merasa sungkan buat membicarakan ini dengan paksu, apalagi kalau ngga ada uangnya hehe. Tapi tetap harus dibicarakan ya. Tanda hubungan sehat itu adalah bisa membicarakan hal ngga enak salah satunya ini. Menurut saya, masalah ini sangat sensitif buat laki-laki , semacam menguji harga dirinya gitu. Istri menuntut biaya sekian, tapi suami ngga mampu. Terus dia juga ngga bisa memastikan apakah bisa memberikan jumlah yang diinginkan, tapi kebutuhan ngga bisa ditunda apalagi setelah punya anak. Oke oke intro-nya sampai situ aja. Langsung kita bahas aja jumlah konkretnya. Sebenarnya sih jumlah pastinya itu relatif tergantung kebutuhan, keinginan, dimana tinggal, dan pilihan merek . Kita bahas dulu ya. Pengaruh Kebutuhan Pada Penghasilan Setiap keluarga pasti punya kebutuhan berbeda-beda. Kebutuhan primer pasti ada seperti, makan, pakaian,

5 Ketidaknyamanan Tinggal di Rumah Orangtua/Mertua Setelah Menikah

Hidup di rumah sendiri setelah menikah boleh jadi menjadi impian semua pasutri. Namun, tidak semua pasutri mampu memiliki rumah sendiri setelah menikah. Dan tidak semua pasutri juga mampu mengontrak rumah karena keterbatasan ekonomi. Karena tidak mampu, terpaksa pasutri masih tinggal bersama orangtua/mertua. Tinggal dengan orangtua sendiri tidak menjamin segala sesuatunya nyaman. Tetap saja ada gesekan, apalagi jika ada sifat/sikap pasangan yang tidak disukai orangtua. Berikut 5 ketidaknyamanan tersebut. 1. Tidak bisa memiliki aturan sendiri, jadi tidak sepenuhnya berkuasa Di setiap rumah pastinya ada aturan sendiri seperti bisa keluar dan pulang jam berapa, bahkan sapu harus diletakkan dimanapun menjadi sebuah peraturan. Ketika kita tinggal di rumah mertua, maka kita tidak bisa seenaknya membuat peraturan baru, karena sang empu rumah sudah mempunya peraturan sendiri yang harus kita taati. 2. Sedikit banyak diatur dalam urusan hidup, salah satunya pola asuh anak Orangtua cenderung mera