Skip to main content

Fakta Kehidupan Ke-14: Ketika Utang Tidak Dibayar Sekian Lama

Bab Hubungan Antar Manusia
Fakta Kehidupan Ke-14

Image from https://pixabay.com/users/alancleaver-1940499/

"Orang yang tidak menagih utang bukan berarti tidak membutuhkan lagi. Hanya berusaha menjaga perasaan dan hubungan dengan yang berutang. Seharusnya yang berutang lebih bisa menjaga perasaan dan hubungan dengan yang diutangi dengan segera membayar atau setidaknya ada pembicaraan. Lebih baik ditagih di dunia daripada kelak utang ini menghalangi hisab kita di akhirat."


Salah satu kakak ipar Tya ingin menikah lagi untuk ketiga kalinya. Bukan istri ketiga, melainkan pernikahan ketiga setelah menduda dua kali. Sebetulnya secara ekonomi beliau tidak mampu untuk menikah lagi. Untuk membiayai tiga anak hasil dua pernikahan sebelumnya pun beliau tidak sanggup, namun nekat menikah lagi. 

Keluarga sudah menasihati beliau agar fokus mengurus anak-anak yang sedang membutuhkan biaya banyak terutama yang akan meneruskan kuliah, namun beliau egois lebih mementingkan diri sendiri untuk menikah lagi. Sang calon istri sepertinya tidak mengenal karakter beliau dengan baik, malahan ia terkesan ingin pernikahan segera dilangsungkan dengan menanggung sebagian besar biaya pernikahan. 

Pada suatu hari kakak ipar Tya ini menghubungi Tya ingin meminjam uang sebesar Rp.500.000 untuk memesan undangan cetak. Untuk uang segitu saja beliau tidak siap, bagaimana untuk biaya pernikahan dan sebagainya? 

Karena beliau menjanjikan akan membayar bulan depannya, Tya pun meminjamkan. Namun ternyata tak ada pembayaran di bulan depan, malah sang kakak ipar menambah pinjaman dengan banyak alasan. Memang tidak banyak, tapi bagi Tya yang kemampuan ekonominya masih terbatas, Rp.50.000 saja sangat berharga. 

Tya ingin menagih pinjaman kakak ipar, namun ia merasa sungkan. Kakak ipar pun tak pernah menghubungi untuk membicarakan kapan dan bagaimana. Sekali menghubungi untuk menambah pinjaman lagi. 

Herannya, Tya sering melihat foto istri kakak iparnya melakukan wisata bersama gank-nya yang diunggah di sosial media. Istrinya sepertinya mampu, mengapa harus minjam ke Tya? Tya pun heran. 

Akhirnya Tya memblokir nomor ponsel kakak ipar di aplikasi chat-nya. Namun, kakak ipar ini licik. Tya Tak bisa dihubungi, beliau meminjam uang melalui ibu mertua. Ibu mertua yang sudah lansia dan pandai membuat orang iba dengan ceritanya, berhasil membuat Tya lagi-lagi memberikan bantuan. 

Kemanakah suami Tya? Suami Tya menyerahkan urusan keuangan dengan Tya, sehingga Tya yang mengatur keluar masuknya keuangan keluarga. Kemana saudara-saudara yang lain? Menurut cerita, kakak ipar ini sudah banyak meminjam pula dengan saudara yang lain, sehingga mereka menghindari beliau baik secara langsung maupun melalui ponsel.

Mungkin cerita di atas tidak hanya dialami Tya. Mungkin anda yang membaca ini pun mengalami hal yang sama. Diutangi lalu tidak dibayar-bayar itu memang menyakitkan. Apalagi ketika kita pun merasa sedang membutuhkan uang tersebut. 

Banyak hadits yang mengingatkan kita agar tidak menyepelekan masalah pinjaman uang. 

Rasulullah Saw bersabda,
“Demi yang jiwaku ada ditanganNya, seandainya seorang laki-laki terbunuh di jalan Allah, kemudian dihidupkan lagi, lalu dia terbunuh lagi dua kali, dan dia masih punya utang, maka dia tidak akan masuk surga sampai utangnya itu dilunasi.” (HR. Ahmad No. 22546, An Nasa’i No. 4684, Ath Thabarani dalam Al Kabir No. 556 Syaikh Al Albani mengatakan: hasan. Lihat Shahihul Jami’ No. 3600)

Bahkan di hadits lain diriwayatkan bahwa Rasulullah tidak berkenan menshalatkan jenazah sahabatnya yang masih memiliki utang sampai utang itu dilunaskan.

Dari Jabir radhiallahu ‘anhu, dia berkata,

“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak menshalatkan laki-laki yang memiliki hutang. Lalu didatangkan mayit ke hadapannya. Beliau bersabda: “Apakah dia punya hutang?” Mereka menjawab: “Ya, dua dinar. Beliau bersabda,“Shalatlah untuk sahabat kalian.” (HR. Abu Daud No. 3343, dishahihkan Syaikh Al-Albani dalamShahih wa Dhaif Sunan Abi DaudNo. 3343)


Dari hadits di atas dapat kita ambil hikmah agar tidak menyepelekan masalah utang meskipun jumlahnya sedikit. Jika memang tidak mampu membayar bicarakanlah dengan jujur dan baik-baik. Jangan gengsi dan menyakiti yang diutangi dengan menunjukkan foto-foto telah membeli barang mewah di sosial media. 


Jika kita masih beriman dan merupakan umat Rasulullah Saw. maka segera lunasi utang atau minta pengampunan pada yang bersangkutan. Ingatlah, masalah utang akan dibawa mati. Sebelum jiwa tiada dan raga tak lagi berdaya, segeralah selesaikan urusan pinjaman yang masih ada. 

Comments

Popular posts from this blog

Ciri-ciri Pria yang Harus Diwaspadai

Image by Sammy-Williams from Pixabay Ladies, keinginan dicintai seorang pria adalah dambaan setiap wanita. Keinginan ini sangatlah wajar mengingat kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain terutama lawan jenis. Tetapi tidak lantas kita sembarangan mencintai atau terlena dengan rayuan gombal pria. Hati-hati banyak pria berbahaya di sekeliling kita yang ngobral cinta untuk memainkan kita dan bahkan ada yang untuk memanfaatkan cinta kita demi memuaskan nafsunya. Nah saya ingin berbagi beberapa ciri-ciri pria yang harus diwaspadai:  1) Terlalu banyak merayu  Wanita cenderung suka dipuji dan dirayu, baik itu mengenai penampilan fisik, kecerdasan, perilaku dan sebagainya. Oleh karena itu pria yang suka merayu cenderung mudah mendapatkan banyak wanita. Berhati-hatilah ladies dengan pria semacam ini. Jika ada yang mendekati anda dan dari awal sudah mulai memuji-muji anda lebih baik abaikan saja. Jangan takut disebut sombong.  2) Terlalu sering menceritakan betapa supernya dia 

Mengapa Kita Perlu Beragama?

Kenapa kita perlu beragama? Karena dengan adanya agama hidup kita lebih terarah. Semua ada aturan dan petunjuknya. Dari mulai ritual sampai keseharian pun ada. Dari mulai hubungan dengan Tuhan sampai dengan manusia bahkan makhluk lain. Kenapa terkadang agama terasa berat bahkan menghalangi kita? Sebenarnya tidak, agama ini datang untuk memudahkan kita. Semua yang ada dalam agama merupakan petunjuk yang haq dan ada manfaatnya. Semua yg ada adalah untuk kebaikan kita juga. Terkadang manusia memang mengikuti hawa nafsunya saja. Jikalaupun kita tak sanggup mengikuti yg di-syariatkan, agama takkan memberatkan. Tuhan tau kemampuan kita. Lakukan semampu kita. Siapakah petunjuk kita? Rasulullah Saw adalah petunjuk umat Islam.  Semua yang beliau lakukan dapat kita jadikan contoh. Jikalaupun ada yang tidak bersesuaian dengan zaman sekarang bukan berarti itu salah. Toh Rasulullah tidak pernah menyebutkan hadits yg melarang kita untuk mengikuti zaman. Mengikuti zaman itu seperti per

Sendiri? Siapa Takut?!

Saya suka memperhatikan status teman-teman di FB atau twitter tentang kegalauan dan kesendirian. Sendiri itu memang bikin galau dan galau itu biasanya karena sendiri he. Sendiri itu bisa karena memang lagi single atau bisa juga karena LDR. Yah sendiri itu memang tidak enak. Tapi apakah lantas harus diratapi? Tentu tidak.  Mari kita cari sisi positif sendiri sebanyak-banyaknya:  1) Free Yap sendiri berarti kita "bebas" untuk memutuskan hal dengan keinginan kita. Bebas untuk berencana tentang hidup kita. Bebas untuk bercita-cita. Pokoknya all about ourselves, no others.  2) Lebih memperhatikan diri Karena kita sendiri kita jadi lebih konsen dengan diri kita, mungkin dengan penampilan fisik ataupun kesehatan. Kita dapat merawat diri untuk penampilan fisik dan juga berolahraga untuk menjaga kesehatan.  3) Terhindar dari hal-hal terlarang Nah, buat teman-teman yang begitu menjaga diri, kesendirian adalah anugrah, karena dengan begini terhindar dari hal-hal terlarang seper