The Life-Changing Magic of Tidying up by Marie Kondo.
Sejauh ini dapat semangat positif dari buku ini.
Sang penulis tidak hanya memberikan pengalaman dan inspirasi untuk membereskan rumah.
Beliau juga mengajak pembaca untuk memperlakukan barang-barang yang dimiliki dengan semestinya, yaitu dengan cara mengucapkan terimakasih pada barang tersebut setelah digunakan dan menempatkannya kembali di tempatnya.
Misal, setelah menggunakan sepatu seharian, ucapkanlah "terimakasih telah melindungi kakiku hari ini" dan letakkan di rak sepatu dengan rapi.
Simple tapi ngena pisan.
Cara ini mengingatkan saya agar lebih bersyukur dengan apa yang dimiliki.
Oleh karena itu, metode KonMari yang fenomenal adalah buang dulu sebelum merapikan.
Jadi, hanya barang-barang yang benar-benar membuat kita bahagia saja yang boleh ada di rumah.
Barang-barang ini akan memberikan efek positif pada diri kita untuk mensyukuri apa yang dimiliki dan mencegah kita dari hidup konsumtif seperti membeli barang yang sebetulnya tidak kita butuhkan.
Setelah setahun lebih menerapkan beberes ala #konmari di rumah, adakah keajaiban?
Ya. Memang rumah masih belum terlihat rapi sempurna, tapi barang di rumah cukup berkurang jumlahnya.
Pola pikir saya sekarang adalah setiap barang harus ada tempatnya.
Jika suatu tempat sudah kepenuhan, harus ada barang yang disisihkan.
Jika ada barang yang tidak tersentuh sekian lama harus disisihkan juga.
Barang yang tersisa harus benar-benar dipakai secara rutin, bermanfaat, dan "spark joy".
Jika ingin membeli barang baru harus dipikirkan dulu "dimana mereka akan ditempatkan"?
Lama-lama obsesi saya adalah membuat rumah rapi dan tidak berantakan karena tidak ada isinya 🤣
Sekian 😉
Comments
Post a Comment