Skip to main content

Fakta Kehidupan Ke-9: Ketika Kata Maaf Tak Mampu Menghapus Rasa Sakit Yang Terlanjur Menetap

Image by MabelAmber from Pixabay

Bab Hubungan Antar Manusia

Fakta Kehidupan Ke-9

“Memaafkan itu memang sulit. Namun, lebih sulit lagi melupakan.”

Asih memiliki suami yang otoriter. Segala ucapannya tak bisa dibantah. Ia pun kurang berempati ketika berucap, semaunya saja tanpa memikirkan perasaan lawan bicaranya termasuk istrinya. Asih sering merasakan sakit hati ketika suaminya menyinggung masa lalu, dimana ia merasa berjasa mengangkat status sosial Asih yang rendah menjadi tinggi setelah menikah dengannya. Suaminya pun sering mengancam Asih agar menuruti keinginanannya dengan mengingatkan bahwa Asih adalah anak yatim piatu yang tak punya orang tua lagi. 

Ketika Asih melakukan perlawanan dengan meninggalkan rumah, sang suami mengejar kembali, meminta maaf, dan merayu Asih. Ia pun terbujuk dan kembali jatuh ke pelukan sang suami. Namun, perilaku suaminya tak berubah, kejadian yang sama berulang lagi. Asih terus bertahan dalam pernikahan yang menyakitkan demi anak-anaknya. Namun, ia tidak bisa melupakan setiap kata-kata menyakitkan dari sang suami bahkan setelah usia pernikahan mereka sudah lima puluh tahun. 

Itulah fakta kehidupan. Memaafkan saja sudah sulit, apalagi melupakan, terutama jika kesalahan terulang lagi dan lagi. Suami Asih tidak juga berubah setelah lima puluh tahun karena ia selalu merasa benar, padahal Asih sudah mencoba menegur dengan perlawanannya.

Ternyata tidak mampu melupakan kesalahan pun dialami oleh Rasulullah Saw. Dikisahkan seorang bekas budak kulit hitam, Wahsyi bin Harb -yang dimiliki oleh Hindun binti Utbah- telah membunuh paman Rasulullah Hamzah bin Abdul Muthalib yang mendapat julukan “singa Allah”. Ia membunuh Hamzah dengan sebilah tombak. Ia tak hanya membunuh, ia juga membelah dada Sayyidina Hamzah, mengeluarkan jantungnya, memotong hidung dan telinga dan bibir dan mencungkil ke dua matanya kemudian dibawakan kepada Hindun. Tak heran Rasulullah Saw sangat terpukul dengan peristiwa kejam ini. 

Di saat Fatah Makkah, Wahsyi berkeinginan masuk Islam, namun ia takut kesalahannya tidak diampuni Allah Swt. Ia pun meminta istrinya datang kepada Rasulullah Saw menanyakan perihal dosanya itu. Rasulullah kemudian menyampaikan wahyu Allah Swt:

“Katakan Wahai hamba-hambaku yang telah melampaui batas dalam berbuat dosa, jangan berputus asa dari kasih sayang Allah, Allah mengampuni semua dosa.” (Q.S. Az-Zumar:5)

Rasulullah Saw mengatakan bahwa kesalahan Wahsyi diampuni Allah Swt, namun beliau meminta Wahsyi tidak muncul lagi di hadapan beliau. Karena ketika melihat Wahsyi beliau akan terbayang jasad pamannya yang diperlakukan secara kejam. Rasullah Saw tidak bisa melupakan peristiwa itu. 

Dari cerita-cerita di atas, kita dapat mengambil hikmah agar senantiasa berhati-hati dalam berbicara dan berperilaku. Jangan sampai apa yang kita ucapkan dan lakukan menyakiti orang lain. Karena belum tentu kita dimaafkan, dan juga belum tentu kesalahan kita dilupakan meskipun kita sudah menunjukkan perubahan. 


Comments

Popular posts from this blog

Ciri-ciri Pria yang Harus Diwaspadai

Image by Sammy-Williams from Pixabay Ladies, keinginan dicintai seorang pria adalah dambaan setiap wanita. Keinginan ini sangatlah wajar mengingat kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain terutama lawan jenis. Tetapi tidak lantas kita sembarangan mencintai atau terlena dengan rayuan gombal pria. Hati-hati banyak pria berbahaya di sekeliling kita yang ngobral cinta untuk memainkan kita dan bahkan ada yang untuk memanfaatkan cinta kita demi memuaskan nafsunya. Nah saya ingin berbagi beberapa ciri-ciri pria yang harus diwaspadai:  1) Terlalu banyak merayu  Wanita cenderung suka dipuji dan dirayu, baik itu mengenai penampilan fisik, kecerdasan, perilaku dan sebagainya. Oleh karena itu pria yang suka merayu cenderung mudah mendapatkan banyak wanita. Berhati-hatilah ladies dengan pria semacam ini. Jika ada yang mendekati anda dan dari awal sudah mulai memuji-muji anda lebih baik abaikan saja. Jangan takut disebut sombong.  2) Terlalu sering menceritakan betapa supernya dia 

Mengapa Kita Perlu Beragama?

Kenapa kita perlu beragama? Karena dengan adanya agama hidup kita lebih terarah. Semua ada aturan dan petunjuknya. Dari mulai ritual sampai keseharian pun ada. Dari mulai hubungan dengan Tuhan sampai dengan manusia bahkan makhluk lain. Kenapa terkadang agama terasa berat bahkan menghalangi kita? Sebenarnya tidak, agama ini datang untuk memudahkan kita. Semua yang ada dalam agama merupakan petunjuk yang haq dan ada manfaatnya. Semua yg ada adalah untuk kebaikan kita juga. Terkadang manusia memang mengikuti hawa nafsunya saja. Jikalaupun kita tak sanggup mengikuti yg di-syariatkan, agama takkan memberatkan. Tuhan tau kemampuan kita. Lakukan semampu kita. Siapakah petunjuk kita? Rasulullah Saw adalah petunjuk umat Islam.  Semua yang beliau lakukan dapat kita jadikan contoh. Jikalaupun ada yang tidak bersesuaian dengan zaman sekarang bukan berarti itu salah. Toh Rasulullah tidak pernah menyebutkan hadits yg melarang kita untuk mengikuti zaman. Mengikuti zaman itu seperti per

Sendiri? Siapa Takut?!

Saya suka memperhatikan status teman-teman di FB atau twitter tentang kegalauan dan kesendirian. Sendiri itu memang bikin galau dan galau itu biasanya karena sendiri he. Sendiri itu bisa karena memang lagi single atau bisa juga karena LDR. Yah sendiri itu memang tidak enak. Tapi apakah lantas harus diratapi? Tentu tidak.  Mari kita cari sisi positif sendiri sebanyak-banyaknya:  1) Free Yap sendiri berarti kita "bebas" untuk memutuskan hal dengan keinginan kita. Bebas untuk berencana tentang hidup kita. Bebas untuk bercita-cita. Pokoknya all about ourselves, no others.  2) Lebih memperhatikan diri Karena kita sendiri kita jadi lebih konsen dengan diri kita, mungkin dengan penampilan fisik ataupun kesehatan. Kita dapat merawat diri untuk penampilan fisik dan juga berolahraga untuk menjaga kesehatan.  3) Terhindar dari hal-hal terlarang Nah, buat teman-teman yang begitu menjaga diri, kesendirian adalah anugrah, karena dengan begini terhindar dari hal-hal terlarang seper