Skip to main content

Posts

4 Jurus Jitu Menghadapi Masalah

Hidup bahagia tanpa masalah boleh jadi keinginan setiap orang, namun tidak mungkin itu terjadi. Masalah akan selalu ada dalam hidup. Bisa jadi masalah pribadi, pasangan, anak, teman, saudara, orangtua, kerabat, tetangga, mertua, ipar dsb. Bisa juga masalah kesehatan fisik dan mental, finansial, moral, spiritual,  dsb. Setiap hari bahkan setiap detik masalah akan selalu ada. Diri kita tidak bermasalah, boleh jadi keluarga kita, atau orang lain yang akhirnya membuat kita ikut memikirkan bahkan terlibat. Kehidupan kita tercukupi, namun diuji dengan sakit. Anak-anak sehat, namun tidak mau beribadah. Dan masalah lainnya. Bagaimanakah kita harus menghadapinya agar hidup tetap nyaman, tentram, dan damai? Berikut 4 jurus jitu menghadapinya: 1. Ingatlah setiap hal di dunia ini adalah ketentuan Allah Swt Yap, apa yang terjadi di dunia ini adalah ketentuan Allah Swt. Tak ada hal yang luput dari Allah, tak ada yang tidak Allah ketahui. Dengan mengingat ini kita bisa tenang, tidak iri dengki de

Kisah Seorang Anak: Bunda Tiada, Ayah Tak Berguna

Bunda tiada, ayah tak berguna Memiliki orangtua yang lengkap dan penuh kasih sayang adalah harapan semua anak. Namun tidak semua anak beruntung memiliki orangtua yang baik ataupun bisa mendampingi hingga usia tua. Inilah kisah seorang anak kecil usia 8 tahun yang baru beberapa bulan ditinggal ibunda tercinta. Sebut saja namanya Diysar. Sejak dalam kandungan ia sudah kehilangan kasih sayang sang ayah. Menurut cerita bundanya, ayahnya sedang mabuk cinta dengan WIL saat itu, sehingga selama hamil sang bunda hanya bisa membatin. Bahkan saat kelahiran Diysar sang ayah tak mendampingi. Saat Diysar menginjak usia 2 thn, sang bunda melarikan ia dan kakaknya dari rumah kakek neneknya (mertua). Hal ini dilakukan karena sang Bunda sudah tidak tahan lagi menanggung beban perasaan melihat perilaku sang ayah, perlakuan kakek neneknya yang tak nyaman, dan hal lain. Diysar yang sangat belia saat itu belum mengerti apa-apa, baginya yang terpenting bersama sang bunda, itu sudah cukup. Saat tiba di tanah

Ketika Keluarga Bukanlah Surga

Memiliki keluarga yang menentramkan hati adalah impian semua orang, namun sayang tidak semua orang beruntung memiliki orangtua dan saudara yang baik. Jangankan kita yang orang biasa, para Nabi pun ada yang mendapatkan ujian hidup dari orangtua dan saudaranya. Bagaimanakah kita harus menghadapi keluarga yang seringnya memberi resah baik dari sikap, tutur kata, sampai keimanannya? Berikut saya coba himpun: 1. Bersabar dan Ikhlas Meskipun keluarga kita sering membuat malu, kita harus tetap menerimanya sebagai bagian dari diri. Sabar dan ikhlas menerima segala ujian yang terjadi. Jika tidak begini maka hati kita akan selalu resah. Allah lah yang menciptakan segala bentuk dan perilaku seorang manusia. Kuasa Allah lah atas diri keluarga kita. 2. Menasehati dengan Cara yang Baik Meskipun kita tahu anggota keluarga kita memiliki sifat yang tidak baik, sebaiknya kita tidak membiarkan hal itu terus terjadi. Sesekali kita harus menasehati dengan cara yang baik agar ia kembali ke jalan yang benar.

6 Kemandirian Yang Harus Dicapai Anak

Setiap orangtua mengharapkan anaknya tumbuh berkembang, bisa melakukan banyak hal sendiri sejak kecil hingga dewasa. Anak mandiri, itulah harapan orangtua. Kemandirian seperti apa saja yang diinginkan orangtua? Saya coba himpun di sini. 1. Kemandirian memfungsikan tubuh dan mengurus diri sendiri Saat bayi, anak benar-benar tergantung pada orangtuanya. Kemana-mana harus digendong, makan disuapin, dimandiin, dicebokin, digantiin baju, dan lain-lain. Semakin bertambah usia, anak diajarkan melakukan hal-hal tersebut sendiri. Mencapai usia setahun sudah bisa berjalan, mulai bisa mengucapkan kata-kata. Semakin tahun mulai bisa melakukan hal-hal pribadinya sendiri. Biasanya kemandirian secara fisik ini sudah cukup sempurna di usia 5 tahun. Di saat itulah anak siap untuk bersekolah karena di sekolah ia akan berpisah untuk sekian jam dari orangtua. 2. Kemandirian emosi Saat di sekolah, anak akan bertemu dengan anak-anak lain yang sebaya atau lebih tua. Mereka akan berinteraksi satu sama lain. T

Being a Happy Mother

Alhamdulillah sudah 3 bulan saya menjadi seorang ibu. Rasanya? Luar biasa \(^_^)/ Luar biasa senang, bangga, capek, kesel, dll. Apa aja sih situasi2 yg terjadi selama 3 bulan ini? Mau tau? Check them out! >> Punya kegiatan baru Sebelum punya anak, pagi hari biasanya masih bisa leyeh-leyeh di tempat tidur. Kalo sekarang sih walaupun masih ngantuk harus segera bangun apalagi jika anak menangis minta ASI atau digendong. Selanjutnya hari berjalan seperti biasanya dengan kegiatan yang sama, namun sekarang ditambah kegiatan baru mengurus anak.  Mandiin, memakaikan baju, trus biasanya menggendong-gendong sampai anak tidur. Durasi tidurnya kadang bentar kadang lama. Kalo ngga pakai diaper biasanya bentar karena terganggu pipis atau pup, kalo pakai diaper biasanya lebih lama. Untuk tidur siang, anak saya biasanya ditidurkan di ayunan. Tidurnya lumayan lama mungkin terasa seperti diayun-ayun di gendongan.  Kegiatan seperti memasak dan beberes harus dikerjakan di sela-sela anak sed

Pengalaman Melahirkan Anak Pertama: Welcome to the World, Teteh!

Alhamdulillah teteh lahir juga pada tanggal 7 Desember 2014, pukul 00.00, berat 2,9 kg dan panjang 50 cm. Lebih cepat 9 hari dari perkiraan bidan yaitu 16 Desember. Alhamdulillah persalinan lancar dan normal walau sempat tersendat di proses mengejan. Ternyata melahirkan itu seperti itu ya. Yang pasti sakit sih, tapi luar biasa rasanya. Jadi begini ceritanya.. 6 Desember 2014 Pagi-pagi sekitar jam 6   saya dan keluarga sudah sarapan karena adik mau berangkat ke Serpong untuk menghadiri suatu acara. Saat sarapan saya merasa agak nyut-nyutanan di area perut ke bawah seperti kram.  Awalnya saya pikir hanya rasa sakit biasa tapi setelah beberapa menit rasa sakitnya datang lagi. Saya tanya ke ibu, kata beliau kemungkinan kontraksi palsu. Saya pikir juga begitu karena HPL yang masih lama. Setelah sarapan,saya dan ibu ke pasar dengan berjalan kaki. Di pasar saya masih merasakan sakit di perut tapi lagi-lagi saya abaikan. Pulang dari pasar dengan berjalan kaki dan bawaan yang cukup banyak, ibu

Menanti Si Kaka

Hai hai lagi sobat blogger, pada ngapain nih malming gini? Baca2 blog saya aja ya hehe.. Well alhamdulillah usia kehamilan saya sudah 36 minggu nih. Kalo perkiraan bidan persalinan akan terjadi sekitar 4 minggu lagi. Wah bentar lagi ya jadi deg2an. Banyak hal yg bikin excited tapi sekaligus jadi khawatir. Apa aja itu? Nah saya mau share. - Proses Persalinan Kata temen2 yg udah pengalaman, melahirkan itu sakit tapi herannya koq ada yg udah 2x ya hehe.. Ya intinya sakit setengah mati tapi kudu dijalani karena inilah proses akhir dari kehamilan selama 9 bulan lebih lamanya. Banyak tips ini itu yg disarankan teman, yg paling saya ingat sih saat persalinan nanti keep calm and dzikir. Selama persalinan mulai dari proses pembukaan jalan lahir sampe waktunya mengejan selalu ingat Allah Swt agar hati tenang dan proses dilancarkan. Okey siip semoga saya bisa mengamalkan tips ini ya nanti. - Pasca Persalinan (become a mother) Membayangkan punya bayi mungil nan lucu membuat saya ngga s