Skip to main content

5 Ketidaknyamanan Tinggal di Rumah Orangtua/Mertua Setelah Menikah


Hidup di rumah sendiri setelah menikah boleh jadi menjadi impian semua pasutri. Namun, tidak semua pasutri mampu memiliki rumah sendiri setelah menikah. Dan tidak semua pasutri juga mampu mengontrak rumah karena keterbatasan ekonomi.

Karena tidak mampu, terpaksa pasutri masih tinggal bersama orangtua/mertua. Tinggal dengan orangtua sendiri tidak menjamin segala sesuatunya nyaman. Tetap saja ada gesekan, apalagi jika ada sifat/sikap pasangan yang tidak disukai orangtua. Berikut 5 ketidaknyamanan tersebut.

1. Tidak bisa memiliki aturan sendiri, jadi tidak sepenuhnya berkuasa


Di setiap rumah pastinya ada aturan sendiri seperti bisa keluar dan pulang jam berapa, bahkan sapu harus diletakkan dimanapun menjadi sebuah peraturan. Ketika kita tinggal di rumah mertua, maka kita tidak bisa seenaknya membuat peraturan baru, karena sang empu rumah sudah mempunya peraturan sendiri yang harus kita taati.

2. Sedikit banyak diatur dalam urusan hidup, salah satunya pola asuh anak


Orangtua cenderung merasa lebih tau segala hal karena merasa lebih tua dan hidup lebih lama dari anak. Karena ini akhirnya orangtua merasa berhak mengatur anak-anaknya meskipun sudah menikah, ditambah lagi mengatur cucu. 

Akhirnya, pasutri merasa tidak memiliki kuasa atas anak sendiri. Begini salah begitu salah. Jika nekat menentang, sedikit banyak akan dianggap anak tidak menurut dan orangtua pun merasa tersinggung.

3. Pasangan akan selalu dikritik jika tidak sesuai ekspektasi orangtua


Anak sendiri bangun agak siang dan malas membantu pekerjaan rumah tidak masalah, tapi kalau menantu? Sudah deh dikomentari sepanjang waktu. 

Meskipun menantu adalah pasangan anak, tetap saja ia dianggap orang lain yang tidak diperkenankan bersikap di luar ekspektasi. Sebesar apapun kesalahan anak bisa dimaafkan, tapi sekecil apapun kesalahan menantu takkan terlupakan.

4. Pasangan dibandingkan dengan orang lain yang ada di rumah yang dianggap menjadi figur ideal


Ketika pasangan tidak sesuai ekspektasi orangtua, mulailah ia dibandingkan dengan figur ideal di rumah. Misal suami dibandingkan dengan ayah. Selama suami tidak bisa menyesuaikan diri, maka ia akan terus dibandingkan.

5. Dianggap benalu, apalagi kalau tidak bisa menyumbang uang makan dan fasilitas di rumah


Anak tinggal di rumah orangtua itu biasa, tapi ketika sudah menikah dan membawa menantu kondisi akan berubah. Anak dan menantu minimal harus bisa memberi uang makan. Sebenarnya wajah aja sih, kan ikut makan juga. Tetapi biasanya jika tak bisa memberi maka akan kembali ke poin 3 dan 4.


Demikianlah 5 ketidaknyamanan ketika masih tinggal di rumah orangtua/mertua. Sebenarnya orangtua tidak berubah menjadi jahat, hanya saja mereka bersikap tidak biasa ketika ada orang lain yang  berstatus menantu hadir ke rumah. 

Jika memang anda dan pasangan ingin terus tinggal di rumah orangtua, maka berusahalah beradaptasi dengan kebiasaan dan aturan rumah tersebut. Namun, sebaiknya tetap berusahalah tinggal terpisah. Karena anda harus memiliki kerajaan sendiri, dimana anda dan pasangan sebagai raja dan ratunya. Anda bebas menentukan aturan sendiri dan lebih leluasa menentukan pola asuh anak.

Semoga bermanfaat.

Comments

Popular posts from this blog

Ciri-ciri Pria yang Harus Diwaspadai

Image by Sammy-Williams from Pixabay Ladies, keinginan dicintai seorang pria adalah dambaan setiap wanita. Keinginan ini sangatlah wajar mengingat kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain terutama lawan jenis. Tetapi tidak lantas kita sembarangan mencintai atau terlena dengan rayuan gombal pria. Hati-hati banyak pria berbahaya di sekeliling kita yang ngobral cinta untuk memainkan kita dan bahkan ada yang untuk memanfaatkan cinta kita demi memuaskan nafsunya. Nah saya ingin berbagi beberapa ciri-ciri pria yang harus diwaspadai:  1) Terlalu banyak merayu  Wanita cenderung suka dipuji dan dirayu, baik itu mengenai penampilan fisik, kecerdasan, perilaku dan sebagainya. Oleh karena itu pria yang suka merayu cenderung mudah mendapatkan banyak wanita. Berhati-hatilah ladies dengan pria semacam ini. Jika ada yang mendekati anda dan dari awal sudah mulai memuji-muji anda lebih baik abaikan saja. Jangan takut disebut sombong.  2) Terlalu sering menceritakan betapa supernya dia 

Mengapa Kita Perlu Beragama?

Kenapa kita perlu beragama? Karena dengan adanya agama hidup kita lebih terarah. Semua ada aturan dan petunjuknya. Dari mulai ritual sampai keseharian pun ada. Dari mulai hubungan dengan Tuhan sampai dengan manusia bahkan makhluk lain. Kenapa terkadang agama terasa berat bahkan menghalangi kita? Sebenarnya tidak, agama ini datang untuk memudahkan kita. Semua yang ada dalam agama merupakan petunjuk yang haq dan ada manfaatnya. Semua yg ada adalah untuk kebaikan kita juga. Terkadang manusia memang mengikuti hawa nafsunya saja. Jikalaupun kita tak sanggup mengikuti yg di-syariatkan, agama takkan memberatkan. Tuhan tau kemampuan kita. Lakukan semampu kita. Siapakah petunjuk kita? Rasulullah Saw adalah petunjuk umat Islam.  Semua yang beliau lakukan dapat kita jadikan contoh. Jikalaupun ada yang tidak bersesuaian dengan zaman sekarang bukan berarti itu salah. Toh Rasulullah tidak pernah menyebutkan hadits yg melarang kita untuk mengikuti zaman. Mengikuti zaman itu seperti per

Sendiri? Siapa Takut?!

Saya suka memperhatikan status teman-teman di FB atau twitter tentang kegalauan dan kesendirian. Sendiri itu memang bikin galau dan galau itu biasanya karena sendiri he. Sendiri itu bisa karena memang lagi single atau bisa juga karena LDR. Yah sendiri itu memang tidak enak. Tapi apakah lantas harus diratapi? Tentu tidak.  Mari kita cari sisi positif sendiri sebanyak-banyaknya:  1) Free Yap sendiri berarti kita "bebas" untuk memutuskan hal dengan keinginan kita. Bebas untuk berencana tentang hidup kita. Bebas untuk bercita-cita. Pokoknya all about ourselves, no others.  2) Lebih memperhatikan diri Karena kita sendiri kita jadi lebih konsen dengan diri kita, mungkin dengan penampilan fisik ataupun kesehatan. Kita dapat merawat diri untuk penampilan fisik dan juga berolahraga untuk menjaga kesehatan.  3) Terhindar dari hal-hal terlarang Nah, buat teman-teman yang begitu menjaga diri, kesendirian adalah anugrah, karena dengan begini terhindar dari hal-hal terlarang seper