Skip to main content

Posts

Fakta Kehidupan Ke-6: Ketika Seseorang Dinilai dari Penampilan

Image by RoyalAnswar from Pixabay Bab Hubungan Antar Manusia   Fakta Kehidupan Ke-6     “Kebanyakan orang menilai seseorang dari penampilan terlebih dahulu. Jangan heran jika ada yang meremehkan kita hanya karena pakaian yang dikenakan.”   Di suatu pusat perbelanjaan sedang ada promosi produk ponsel terbaru. Para sales promotion girl berlomba mendapatkan pembeli untuk mendapatkan banyak komisi. Tidak semua orang yang datang ke sana mereka tawari. Biasanya orang yang mereka dekati adalah yang berpenampilan dandy dan terlihat banyak duit. Seperti bapak-bapak yang mengenakan kemeja atau kaos berkerah rapi, atau ibu-ibu sosialita yang berpenampilan glamor, mengenakan sepatu yang nampak mengkilat, jam tangan mewah di pergelangan tangan, dan aksesoris lainnya yang menarik.   Padahal faktanya yang berpenampilan sederhana bisa saja uangnya lebih banyak. Contohnya Mark Zuckerberg, CEO Facebook, yang lebih sering terlihat mengenakan kaos oblong dan celana jeans. Namun, itulah fakta kehidupan yan

Fakta Kehidupan Ke-5: Berbeda Tidak Harus Saling Bermusuhan

Menjelang pemilihan umum tensi politik memanas. Masyarakat terbagi menjadi dua kubu, A dan B. Setiap kubu merasa yang paling baik dan benar. Keduanya saling mengkritik dan menjatuhkan baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Tujuannya sudah pasti untuk meraih suara terbanyak dan menjadi pemenang. Kondisi seperti ini wajar terjadi menjelang pemilu, namun sayangnya tidak semua masyarakat dapat bersikap sportif. Perbedaan pilihan politik yang harusnya hanya terjadi di TPS malah diteruskan di mana-mana.  Tak sedikit yang memutuskan pertemanan karena berbeda pilihan politik. Bahkan ada yang terancam dikeluarkan dari tempat bekerja karena tak sejalan dengan pilihan politik atasan. Mengerikan bukan? Sudah seharusnya orang-orang bisa bersikap dewasa, tidak memaksakan pandangan dan pemahamannya pada orang lain. Jika ingin menyampaikan silahkan, tetapi jangan memaksa orang lain untuk memiliki pemahaman yang sama. Setiap orang memiliki hak untuk memilih apa atau siapa yang menurut me

Fakta Kehidupan Ke-4: Tidak Semua Orang Baik dan Peduli

Bab Hubungan Antar Manusia Fakta Kehidupan Ke-4 “Orang yang ingin tahu kehidupan kita boleh jadi memang benar-benar peduli, boleh jadi mencari-cari kekurangan dan keburukan kita. Terlalu curiga memang tidak baik, namun berhati-hati saja. Kita akan tahu siapa yang benar-benar tulus.” Suatu hari seseorang datang ke rumah Wati. Orang tersebut menceritakan permasalahan rumah tangganya.  Setelah selesai bercerita, beliau menanyakan apakah Wati tidak memiliki masalah untuk diceritakan.  Awalnya Wati tidak ingin bercerita apapun, namun karena terus didesak akhirnya ia mencurahkan segala kegundahan hatinya terhadap suami selama ini.  Tak disangka orang tersebut malah menyebarkan cerita Wati ke banyak orang hingga sampai ke telinga suami Wati.  Sebenarnya Wati sudah bisa menerima keadaan suaminya. Mereka hidup rukun dan damai. Namun setelah cerita yang sudah dibumbui dengan berbagai rasa sudah tersebar hingga ke suami Wati, akhirnya mereka sering bertengkar dan terancam berpisah. Hikmah yang da

Fakta Kehidupan Ke-3: Ketika Hasil Usaha Kita Justru Dinikmati Orang Lain

Bab Hubungan Antar Manusia Fakta Kehidupan Ke-3 “Kita yang berusaha namun orang lain yang menikmati. Lagi-lagi ikhlas.” Menjelang akhir Maret, Nur biasanya disibukkan dengan mengurus laporan pajak tahunan kantor. Di tengah kesibukan itu ia juga banyak dimintai bantuan untuk mengurus laporan pajak rekan-rekannya dari perusahaan lain.  Tentunya ia dibayar untuk mengerjakan itu. Ia sudah membayangkan akan mendapatkan uang sekian di awal April nanti. Namun ternyata, sebelum uang yang dibayangkan sampai ke tangan, tiba-tiba ada keluarga yang meminta bantuan membayar tunggakan iuran sekolah anaknya. Akhirnya uang tersebut hanya lewat sebentar di tangan Nur dan segera berpindah ke tangan keponakannya. Apakah anda pernah mengalami hal yang serupa? Itulah fakta kehidupan. Kita yang berusaha namun orang lain yang menikmatinya. Kecewa? Tentu. Namun jika kita renungkan boleh jadi rezeki orang tersebut memang melalui kita, sehingga sudah menjadi haknya. Allah Swt berfirman, “Berimanlah kepada Alla

Fakta Kehidupan 1: Pro dan Kontra Kehidupan

Hubungan Antar Manusia Fakta Kehidupan Ke-1 “Tidak semua orang suka apa yang anda lakukan, akan selalu ada yang pro dan kontra, meskipun yang anda lakukan itu baik dan benar. Bersabar dan hadapi dengan tenang.“ Wati sedang berusaha mengurangi penggunaan kantong plastik untuk belanja, salah satunya saat belanja ke warung. Ia membawa sendiri kantong plastik dari rumah untuk membawa belanjaannya.  Namun, saat Wati akan membayar belanjaannya dan menyerahkan kantong plastik yang ia bawa, sang pemilik warung justru meledek Wati. Beliau mengira Wati khawatir akan dikenakan biaya tambahan untuk kantong plastik baru seperti di supermarket.  Beliau pun mengkritisi rencana peraturan pemerintah yang dianggap terlalu berlebihan mengenai penggunaan kantong plastik. Pada akhirnya, beliau mengambil kantong plastik baru untuk memasukkan belanjaan Wati dan kantong plastik Wati dimasukkan ke dalam kantong plastik baru. Wati hanya bisa tersenyum kecut. Pernahkah anda mengalami hal seperti di atas? Anda b

50 Fakta Kehidupan Yang Terlupakan (Pendahuluan)

50 Fakta Kehidupan Yang Terlupakan (Sebuah Buku Untuk Terapi Hati) -Pendahuluan- Wati memiliki seorang ibu yang toxic, kurang berempati, dan hobi berutang. Ia merasa hidupnya penuh penderitaan sejak kecil. Saat meneruskan pendidikannya di universitas, ia bertemu dengan seorang teman pria yang akhirnya melamar dan menikahinya.  Wati merasa pernikahannya ini adalah awal dari kebahagiaan dimana ia bisa lepas dari ibunya yang toxic. Namun ternyata, setelah menikah masalah lamanya masih mengikuti dan ia justru bertemu masalah baru yang lebih pelik dari mertua, ipar, anak, pekerjaan, tetangga, dan sebagainya. Ya Itulah fakta kehidupan.  Semakin bertambah usia, semakin banyak peran yang kita emban dalam kehidupan. Kita tidak hanya sebagai diri sendiri, kita akan berperan sebagai orangtua, pasangan, kerabat, teman, dan sebagainya.  Kita mulai menyadari bahwa hidup ini banyak masalah dengan adanya peran-peran itu. Terkadang ada masalah yang bisa kita selesaikan sendiri, ada juga yang harus kit

Ketika Malaikat Maut Menjemput

Ponselku berdering, nomor tak dikenal terlihat di layar. Ragu kuangkat, namun rasa penasaran merasuk. Akhirnya kusentuh tombol hijau di layar. "Assalamualaikum," sapaku. "Waalaikumsalam," sahutnya, "dengan Pak Fulan bin Fulan?" "Betul. Ada yang bisa saya bantu?" jawabku. "Saya Izrail. Besok pagi bapak akan saya jemput," ujarnya tegas. "Izrail? Dijemput? Anda ini siapa?" "Saya Malaikat Izrail." "Anda jangan bercanda!" "Saya tidak bercanda. Malaikat tidak pernah bercanda." "Ke.. kenapa saya? Saya masih muda. Saya masih belum benar ibadahnya. Saya belum mapan. Saya masih punya tanggungan istri dan anak yang masih kecil. Saya belum berbakti penuh pada orangtua. Bahkan saya masih memiliki nenek berusia sangat lanjut. Mengapa tidak beliau duluan?" bertubi-tubi pertanyaan kuajukan mengikuti rasa kagetku. "Maaf saya hanya menjalankan perintah. Tertulis di sini anda akan dijemput besok pagi