Bab Hubungan Antar Manusia
Fakta Kehidupan Ke-4
“Orang yang ingin tahu kehidupan kita boleh jadi memang benar-benar peduli, boleh jadi mencari-cari kekurangan dan keburukan kita. Terlalu curiga memang tidak baik, namun berhati-hati saja. Kita akan tahu siapa yang benar-benar tulus.”
Suatu hari seseorang datang ke rumah Wati. Orang tersebut menceritakan permasalahan rumah tangganya.
Setelah selesai bercerita, beliau menanyakan apakah Wati tidak memiliki masalah untuk diceritakan.
Awalnya Wati tidak ingin bercerita apapun, namun karena terus didesak akhirnya ia mencurahkan segala kegundahan hatinya terhadap suami selama ini.
Tak disangka orang tersebut malah menyebarkan cerita Wati ke banyak orang hingga sampai ke telinga suami Wati.
Sebenarnya Wati sudah bisa menerima keadaan suaminya. Mereka hidup rukun dan damai. Namun setelah cerita yang sudah dibumbui dengan berbagai rasa sudah tersebar hingga ke suami Wati, akhirnya mereka sering bertengkar dan terancam berpisah.
Hikmah yang dapat kita ambil dari cerita di atas yaitu berhati-hatilah dalam menceritakan permasalahan. Tidak semua orang tulus ingin mendengarkan dan memberi solusi. Bisa jadi mereka justru mencari celah untuk menjatuhkan kita. Padahal dalam sebuah hadits disebutkan,
Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah Saw. Bersabda:
“Hindari oleh kalian berprasangka, karena prasangka itu merupakan ucapan yang paling dusta. Dan janganlah kalian mencari-cari aib orang, jangan memantau kesalahan orang, jangan bersaing dengan persaingan tidak sehat, jangan pula kalian saling dengki, saling benci, saling menjauhi, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. (Muttafaqun ‘Alaih)
Bahkan kepada keluarga sendiri pun harus tetap selektif pada siapa kita bisa menceritakan hal-hal yang sifatnya aib. Karena ada yang bisa menjaga rahasia, ada juga yang tidak.
Ya itulah fakta kehidupan. Tidak semua orang baik dan peduli. Namun jangan takut, pasti akan ada yang benar-benar tulus di antara seribu yang tidak.
Mencari teman sejati memang butuh proses. Kabar baiknya, orang yang baik akan dipertemukan dengan orang baik. Sedangkan orang jahat akan dipertemukan dengan orang jahat.
Logikanya orang baik cenderung melakukan kebaikan dan menginginkan lingkungan yang baik pula. Sedangkan orang jahat cenderung melakukan kejahatan dan menginginkan lingkungan yang jahat pula.
Dari Abu Musa r.a., dia bercerita, pernah dikatakan kepada Nabi:
“Ada seseorang yang mencintai suatu kaum.” Dan ketika bertemu dengan mereka, beliau bersabda: “Seseorang itu bersama orang yang paling dicintainya.” (Muttafaqun ‘Alaih)
Tetap berhati-hati, tetap selektif, dan tetap menjadi orang baik dimanapun berada.
Comments
Post a Comment