Skip to main content

Posts

Ketika Malaikat Maut Menjemput

Ponselku berdering, nomor tak dikenal terlihat di layar. Ragu kuangkat, namun rasa penasaran merasuk. Akhirnya kusentuh tombol hijau di layar. "Assalamualaikum," sapaku. "Waalaikumsalam," sahutnya, "dengan Pak Fulan bin Fulan?" "Betul. Ada yang bisa saya bantu?" jawabku. "Saya Izrail. Besok pagi bapak akan saya jemput," ujarnya tegas. "Izrail? Dijemput? Anda ini siapa?" "Saya Malaikat Izrail." "Anda jangan bercanda!" "Saya tidak bercanda. Malaikat tidak pernah bercanda." "Ke.. kenapa saya? Saya masih muda. Saya masih belum benar ibadahnya. Saya belum mapan. Saya masih punya tanggungan istri dan anak yang masih kecil. Saya belum berbakti penuh pada orangtua. Bahkan saya masih memiliki nenek berusia sangat lanjut. Mengapa tidak beliau duluan?" bertubi-tubi pertanyaan kuajukan mengikuti rasa kagetku. "Maaf saya hanya menjalankan perintah. Tertulis di sini anda akan dijemput besok pagi

Sukses Itu Butuh Perjuangan Bro!

Di tengah pandemi gini bibit iri dengki yang sudah tertanam semakin tumbuh mengganas dan menggerogoti hati. Ya itulah yang saya rasakan ketika melihat rekan-rekan yang tetap bisa eksis secara ekonomi bahkan terkesan semakin sukses walau harus di rumah aja. Hm namun saya tersadar ketika membaca buku Mark Manson: The Subtle Art Not Giving A F*ck. Di sana dituturkan bahwa kita cenderung ingin sesukses orang lain namun kita tidak ingin merasakan pahitnya perjuangan mereka untuk mencapai itu. Bener ngga? Kita iri melihat orang yang sukses menjadi pembisnis. Tapi kita tidak melihat berapa banyak waktu, tenaga, uang, hingga air mata yang ia habiskan untuk mencapai itu. Kita iri melihat orang yang karirnya sukses. Tapi kita tidak melihat berapa banyak waktu berharga dengan keluarga yang harus ditinggalkan untuk mencapai itu. Kita iri melihat orang yang penampilannya menawan. Tapi kita tidak melihat berapa banyak uang yang harus dihabiskan untuk perawatan yang perih. Kita iri melihat orang yang

Mau Tau Cara Meningkatkan Penjualan Lewat Tulisan?

Hari gini banyak orang memanfaatkan media online untuk berjualan. Karena memang sudah zamannya ditambah masa #pandemi membatasi kita untuk berinteraksi. ⁣ ⁣ Ada yang beruntung meraih #untung. Ada juga yang malah #buntung. Kenapa ya?⁣ ⁣ Ternyata eh ternyata ada yang mereka lewatkan dari berjualan #online yaitu dasyatnya tulisan .⁣ ⁣ Tak bisa dipungkiri headline tulisan itu memancing rasa penasaran . Kemudian isinya menambah kepuasan . Ujung-ujungnya terjadilah closing atau penjualan . Asyik kan?⁣ ⁣ Nah terus gimana donk bisa menghasilkan tulisan yang bikin penasaran sekaligus memuaskan itu?⁣ ⁣ Tentunya harus tau ilmunya #juragan.⁣ ⁣ Nah di kelas #menulis ini kamu akan tau rahasianya sekaligus langsung praktek caranya.⁣ ⁣ Penasaran? Langsung cus aja ke sini biar kamu terpuaskan.⁣ ⁣ Sedikit bocoran, pematerinya ngga usah diragukan, sudah berpengalaman dan ngga pelit ngasih masukan. ⁣ ⁣ Ah udah deh lebih lengkapnya klik link ini:  certified impactful writer

INILAH CARA MENGHASILKAN RUPIAH DARI RUMAH⁣⁣

Hi guys, udah sebulan lebih ya kita di rumah aja. #Bosan ngga sih? ⁣ ⁣ Buat yang suka wara-wiri pastinya keadaan ini sangat menyiksa diri. ⁣ ⁣ Tapi buat yang senang di rumah sih kayaknya ngga jadi #masalah.⁣ ⁣ Kalian tau ngga banyak yang kehilangan #pekerjaan karena #pandemi ini? Boleh jadi salah satunya kamu. ⁣ ⁣ Kamu ngga sendiri sob, aku pun begitu.⁣ ⁣ Tapi bukan berarti kita meratapi #nasib terus. Boleh jadi ini adalah #momentum kita untuk mencari jalan #hidup yang lebih baik.⁣ ⁣ Nah boleh jadi salah satunya dengan cara #workfromhome sebagai #penulispreneur.⁣ ⁣ Apa sih penulispreneur itu?⁣ ⁣ Penulis + entrepreneur . Artinya profesi yang mendapatkan #penghasilan dari #tulisan.⁣ ⁣ Caranya?⁣ ⁣ Yuk ikutan dulu kelasnya di sini.⁣ ⁣ penulispreneurbatch4 Aku sudah ikutan dan dampaknya luar biasa sob. Mindset-ku berubah. Cobain deh.⁣ ⁣ Cukup klik link di atas untuk mengetahui lebih lanjut dan bersiap-siaplah menghasilkan #RUPIAH hanya dari #RUMAH. ⁣ ⁣ SERIUS? Coba aja dulu.⁣ ⁣

Pandemi Menyerang, Ibu Tetap Tenang. Inilah 7 Jurus Anti Bimbang.

Sudah hampir sebulan kita dihimbau untuk #dirumahaja demi mencegah penyabaran wabah covid-19.  Ada yang masih bisa bekerja, belajar, dan berwirausaha dari rumah. Ada juga yang tetap harus keluar rumah karena tuntutan hidup. Entah sampai kapan keadaan seperti ini? Apakah keadaan dari hari ke hari semakin baik atau semakin memburuk?  Apakah kita selamat dari wabah ini atau justru kitalah korban selanjutnya? Informasi mengenai wabah ini gencar di mana-mana terutama sosial media. Ada yang berupa fakta, ada yang hoax. Ada yang isinya bernuansa negatif, ada yang positif.  Secara tidak langsung informasi itu mempermainkan pikiran dan perasaan kita hingga tak sedikit yang menjadi stress dan depresi.  Terutama mereka yang secara ekonomi terimbas. Diberhentikan kerja dari perusahaan, kehilangan pelanggan, tak ada pendapatan. Lama-kelamaan yang menyebabkan kematian bukan virus, tapi kelaparan. Ah! Masihkah kita bisa happy ? Tentu tidak. Ya jujur saya tidak bisa sepenuhnya happy , apal

Jangan Menikah dengan Harapan. Menikahlah dengan Kenyataan

Jangan menikah dengan harapan, menikahlah dengan kenyataan. Maksud kata-kata di atas adalah: Pertama Boleh jadi kita sudah pacaran dengan seseorang sekian tahun, misal dengan A. Karena sesuatu dan lain hal hubungan putus dan kemudian kita malah berjodoh dengan B. Harapan kita inginnya menikah dengan si A, namun kenyataannya menikah dengan B. Nah, hapuslah harapan itu agar bisa menerima kenyataan. Jangan sampai saat berhubungan intim dengan si B, malah membayangkan dengan si A. Bahaya tuh 😁 Kedua Sebelum menikah kita tau bahwa calon kita ini memiliki sifat buruk, misal pemalas tidak mau bekerja. Kita tau, tapi kita menutup mata kita dengan kenyataan itu dengan harapan bahwa dia akan berubah. No no, jangan gitu sayang. Kita harus menikah dengan kenyataan bahwa sifatnya begitu, jangan menaruh harapan dia akan berubah. Karena hasilnya akan mengecewakan. Jadi, sebelum menikah kita harus sadar dan menganggap sifatnya akan terus begitu hingga nanti. Jika beliau ingin berubah ya t

5 Bahasa Cinta Yang Wajib Anda Pelajari Untuk Kehidupan Pernikahan Yang Lebih Baik

Di awal pernikahan Tya sering merasa sakit hati dengan sikap Raka yang terkesan cuek dan tidak peduli dengan urusan rumah. Tya melakukan semuanya sendirian. Gara-gara itu Tya akhirnya kelelahan dan gampang emosi.  Begitu juga dengan Raka. Ia merasa tidak dicintai sepenuhnya oleh Tya yang lebih sibuk dengan urusan pekerjaan dan rumah, apalagi setelah punya anak Tya lebih memperhatikan anak-anak daripada Raka. Padahal Raka ingin bisa sering mengobrol dan bermesraan dengan sang istri. Sempat terbersit di pikiran mereka berdua "apakah kami tidak cocok?"   Jangan-jangan anda juga mengalami hal sama seperti Tya dan Raka. Sama-sama ngebatin. Bukan karena tak saling cinta, tapi hanya tidak tau bahasa cinta yang diinginkan oleh pasangannya. Nah, Ada baiknya anda pun ikut mempelajari 5 bahasa cinta untuk memperbaiki hubungan dengan pasangan. Siap? Menurut buku Anti Panik Mempersiapkan Pernikahan (2017), ada lima bahasa cinta di dunia ini yaitu: Gift (hadiah) Orang dengan bahasa cinta i