Di tengah pandemi gini bibit iri dengki yang sudah tertanam semakin tumbuh mengganas dan menggerogoti hati.
Ya itulah yang saya rasakan ketika melihat rekan-rekan yang tetap bisa eksis secara ekonomi bahkan terkesan semakin sukses walau harus di rumah aja.
Hm namun saya tersadar ketika membaca buku Mark Manson: The Subtle Art Not Giving A F*ck.
Di sana dituturkan bahwa kita cenderung ingin sesukses orang lain namun kita tidak ingin merasakan pahitnya perjuangan mereka untuk mencapai itu.
Bener ngga?
Kita iri melihat orang yang sukses menjadi pembisnis. Tapi kita tidak melihat berapa banyak waktu, tenaga, uang, hingga air mata yang ia habiskan untuk mencapai itu.
Kita iri melihat orang yang karirnya sukses. Tapi kita tidak melihat berapa banyak waktu berharga dengan keluarga yang harus ditinggalkan untuk mencapai itu.
Kita iri melihat orang yang penampilannya menawan. Tapi kita tidak melihat berapa banyak uang yang harus dihabiskan untuk perawatan yang perih.
Kita iri melihat orang yang gelar akademiknya panjang. Tapi kita tidak melihat betapa lelahnya ia siang malam belajar, mengorbankan waktu bersenang-senang dengan teman, hingga jauh dari keluarga demi mencapai cita-cita.
Ya, kita cenderung ingin suksesnya tapi tidak ingin perjuangannya.
Daripada terus iri dengki melihat kesuksesan orang lain. Lebih baik kita fokus pada diri sendiri dan mulai merasakan perjuangan untuk mencapai kesuksesan yang juga kita inginkan.
Siap?
Comments
Post a Comment