Skip to main content

Posts

Cerpen: Ibuku, Tuhanku (Part 3 - End)

... Kami pindah lagi ke daerah lain karena atasanku tahu sampinganku yang menjadi pergunjingan di kantor. Aku terima saja kenyataan seperti ini, memang sudah sepantasnya. Surgaku nampak kurus sekali. Aku tahu ia letih menangis dan juga letih bersabar. Tapi setiap aku membelai rambutnya senyum itu tak pernah pudar. Surgaku, sungguh hanya kamu yang bisa membuatku benar-benar bahagia. Kuharap kamu bersabar suatu saat aku akan lepas dari semua ini dan kamulah yang akan kubahagiakan. Di daerah baru ini tidak senyaman sebelumnya. Tak mudah bagiku mendapatkan pekerjaan baru. Surgaku berusaha membantu semampu dia. Di sela-sela pencarian kerja, aku tertarik dengan seorang wanita di daerah ini. Bukan karena cantiknya atau seksi tubuhnya yang mempesonaku tapi hartanya. Ya iya adalah istri dari seorang saudagar mapan dan juga putri dari keluarga yang sangat kaya. Aku berusaha mendekati dan merayunya demi Tuhanku yang semakin menggerogoti diriku. Seperti dugaanku wanita itu

Cerpen: Ibuku, Tuhanku (Part 2)

..... Dan akhirnya kami tiba di kota baru, tempat kami akan tinggal. Aku tahu ini bukan penyelesaian masalah justru masalah baru, tapi sudahlah aku hanya ingin menyelamatkan diri dan keluargaku. Di kota baru ini aku bekerja lagi dan berharap bisa menjadi orang baik. Namun ternyata di sini pun neraka masih mengejarku. Lagi-lagi Ibu menuntut uang dan aku sungguh tak punya cara lain selain tindak kejahatan. Aku berilmu pada seseorang. Ilmu hitam. Dari sana aku belajar menjadi semacam paranormal dan menunjukkan pada masyarakat aku bisa mengobati penyakit apapun. Surgaku bingung dengan pekerjaan sampinganku, namun aku tahu ia tidak akan mengganggu karena sifatnya yang begitu baik, sangat baik, terlalu baik. Dalam sekejap masyarakat di sekitar rumahku mengetahui kehebatanku ini dan dari penghasilanku ini aku bisa menyirami sedikit api neraka yang terus membakariku. Neraka dari Ibuku, Tuhanku. Berita yang kukhawatirkan akhirnya datang. Aku terdaftar sebagai DPO

Cerpen: Ibuku, Tuhanku (Part 1)

Ibuku, Tuhanku Namaku Zaky, aku anak kedua dari 4 bersaudara dan aku anak laki-laki satu-satunya. Ini bukan anugrah tapi kuanggap musibah. Sejak kecil aku lihat kelakuan Ibuku yang gila harta dan pujian orang, yang ada di pikiran beliau hanya uang dan uang saja. Sampai akhirnya bapakku sakit dan aku lah yang menjadi tulang punggung keluarga dan menyuapi ibuku dengan uang yang tidak pernah cukup baginya. Aku merasa hidup ini neraka karena tiap hari tak ada yang kupikirkan selain bagaimana cara mendapatkan uang khususnya untuk ibuku. Sampai akhirnya aku bertemu dengan sosok wanita yang membuatku merasa di neraka pun masih ada hembusan angin surga. Sosok itu begitu mempesonaku, senyumnya, tawanya, sikapnya, semua dari dirinya. Kucoba mendekati dan mendekati dan ia pun memberi respon yang kuharapkan. Dan akhirnya kami menjalin hubungan. Sesuai dugaanku Ibu mencurigai tingkahku yang tak biasa dan ia ternyata menyelidiki semua. Namun tidak terduga Ibuku merestui hubunga

Jangan Menikah Karena Hal Ini!

Anda sudah siap nikah, ada calon, ada tabungan dan lain sebagainya? ATAU sebenarnya anda masih ingin bebas sebagai single dulu tapi banyak tuntutan dari sana-sini. Apapun alasan anda ingin menikah sebaiknya bukan karena beberapa hal ini, check them out! 1. Karena Orangtua Kebanyakan orang menikah karena ingin membahagiakan orangtua, orangtua udah bilang pengen cuculah, orangtua udah tua dan mungkin hidup nggak akan lama lagi, karena orangtua malu dengan tetangga atau keluarga. Stop Stop! Anda memang anak orangtua anda saat ini namun di saat menikah nanti anda adalah suami/istri dari pasangan anda dan anda yang akan menjalani bahtera rumah tangga berdua. Anda harus mandiri dan tidak bergantung pada orangtua lagi. Jadi, bukanlah alasan yang tepat menikah karena orangtua. Boleh jadi pilihan dari orangtua tetapi anda harus benar-benar yakin 100% bahwa calon pasangan anda itu akan benar-benar membahagiakan anda. 2. Karena Hamil Duluan "Kuhamil duluan sudah 3 bulan, gara-gara paca

Sukses itu apa sih?

Saya yakin setiap orang berkeinginan menjadi sukses, termasuk saya. Dan dewasa ini banyak sekali bermunculan para motivator yang kerjanya memotivasi orang-orang untuk mencapai kesuksesannya. Dan akhirnya para pencapai kesuksesan membagikan kisahnnya lewat buku, biografi, dan sebagainya. Sebenarnya sukses itu apa sih? Ada teman-teman yang tau? Saya bingung siapa yang bisa menjadi panutan kesuksesan? Apakah para milyarder atau genius yang sering diberitakan di berbagai media massa? Apakah para agamis yang populer melalui dakwah? Apakah para pejabat yang memegang peran penting di negara? Atau apa? Nampaknya setiap orang memiliki definisi sendiri dengan kata sukses itu. Bagaimana dengan saya? Hm... menurut saya "sukses itu ketika mampu memberikan manfaat untuk diri sendiri dan orang lain dalam bidang apapun". Misal anda memiliki usaha warteg. Tentu dari usaha itu anda memberi manfaat pada banyak orang berupa kuliner siap santap, sedangkan untuk anda sendiri hasi

Man Vs Woman

Hm lagi tertarik membahas pria dan wanita. Dua makhluk Tuhan yang satu spesies namun sangat sangat berbeda mulai dari anatomi sampai sifat. Yah karena itulah dua makhluk ini harus saling melengkapi satu sama lain dan memang diciptkan berpasang-pasangan oleh Tuhan. Oke untuk anatomi saya bukan ahli di bidang biologi jadi tidak berani membahas. Mari membahas masalah sifat saja. Wanita itu pada dasarnya lemah. Lemah baik secara fisik maupun batin. Liat aja kalo lagi tes olahraga di sekolah, biasanya porsinya lebih sedikit dari pria. Namun pria tidak protes dengan hal ini karena mereka memaklumi. Oleh karena itulah wanita membutuhkan kehadiran pria untuk membantunya dalam hal yang membutuhkan kekuatan fisik. Misal membawakan belanjaan gitu hehe. Untuk urusan batin atau perasaan wanita pun biasanya lebih mudah dipengaruhi, lebih mudah merasa iba, lebih peka, lebih sensitif dan juga lebih perhatian. Makanya para ibu itu lebih dekat dengan anak-anaknya karena ibulah yang mencurahkan peras

Arti Hidupku

Bangun pagi, mandi, sarapan, berangkat kerja, kerja, pulang, tidur, kembali bangun lagi dan seterusnya. Begitulah hidup ya sob. Sebuah rutinitas yang terus berulang tiap hari. Bosen? Pasti! Yup ada kalanya kita merasa bosan dengan hidup dan rutinitasnya yang begitu-begitu saja. Rasanya bosan namun tak berdaya dengan keadaan. Nggak mau kerja gimana makan ya nggak? Mau kerja rasanya koq jenuh, bosen! Well well, mungkin perasaan seperti ini datang di kala kita sedang lelah dan butuh istirahat sejenak dari rutinitas yang biasa. Saat saya kuliah, seorang dosen mengatakan istirahat itu bukan hanya tidur tetapi pergantian dari kegiatan satu ke kegiatan lainnya, misal dari belajar jadi sholat. So, ketika bukan hari kerja datang, manfaatkan sebaik-baiknya untuk melakukan hal yang tidak berkaitan dengan rutinitas biasanya, misalnya berolahraga, jalan-jalan, datang ke majlis ta'lim, dan sebagainya. Bisa juga stay at home, membersihkan rumah, memasak, mencuci baju, dan sebagain