.....
Dan akhirnya kami tiba di kota baru,
tempat kami akan tinggal. Aku tahu ini bukan penyelesaian masalah
justru masalah baru, tapi sudahlah aku hanya ingin menyelamatkan diri
dan keluargaku.
Di kota baru ini aku bekerja lagi dan
berharap bisa menjadi orang baik. Namun ternyata di sini pun neraka
masih mengejarku. Lagi-lagi Ibu menuntut uang dan aku sungguh tak
punya cara lain selain tindak kejahatan.
Aku berilmu pada seseorang. Ilmu hitam.
Dari sana aku belajar menjadi semacam paranormal dan menunjukkan pada
masyarakat aku bisa mengobati penyakit apapun. Surgaku bingung dengan
pekerjaan sampinganku, namun aku tahu ia tidak akan mengganggu karena
sifatnya yang begitu baik, sangat baik, terlalu baik. Dalam sekejap
masyarakat di sekitar rumahku mengetahui kehebatanku ini dan dari
penghasilanku ini aku bisa menyirami sedikit api neraka yang terus
membakariku. Neraka dari Ibuku, Tuhanku.
Berita yang kukhawatirkan akhirnya
datang. Aku terdaftar sebagai DPO di daerah asal kami dulu namun
bukti yang belum cukup dan karena aku berdomisili di daerah baru
membuat pencarianku terhalang. Ah aku tak takut.
***
Aku memutuskan untuk pindah ke daerah
lain karena masyarakat mulai tau kelicikanku. Dan lagi-lagi surgaku
yang baik tidak mempermasalahkan.
Kali ini aku bekerja di daerah wisata
yang cukup terkenal. Setiap hari aku harus melayani wisatawan dengan
ramah. Aku mendapatkan kesempatan untuk mengantarkan mereka ke kamar
penginapan atau cottege. Di sinilah aku mendapatkan ide baru untuk
menghindari neraka yang masih saja mengejarku. Kumanfaatkan
tante-tante yang terlihat sendiri kesepian. Aku sudah banyak berlatih
menjadi perayu ulung dan seperti kuduga tante-tante kesepian itu
dengan mudah jatuh ke pelukanku. Mereka butuh kasih sayang, sentuhan,
dan kepuasan yang tidak mereka dapat secara rutin dari suami mereka.
Dengan kemampuanku berkata-kata, kemudian menarik perhatian, dan
menyentuh mereka di titik-titik sensitif sudahlah berapapun yang
kuminta akan mereka beri. Inilah pekerjaan sampinganku untuk memenuhi
kebutuhan Tuhanku, Ibuku.
Larut malam kupulang dan melihat
surgaku sudah terlelap di kamar kami. Sungguh sampai detik ini aku
masih mencintainya, tapi aku lebih taat dengan Tuhanku, Ibuku.
Maafkan aku sayang, bisikku padanya.
Suatu hari aku pulang lebih awal dan
surgaku nampak senang. Ia menemaniku makan malam dan kulihat ia
begitu cantik hari ini dengan gaun yang memperlihatkan bagian
tubuhnya yang indah. Aku tahu ia sedang memberi sinyal padaku untuk
bercinta, namun aku sedang lelah karena di sela-sela bekerja tadi
pagi seorang tante mem-booking-ku ke cottagenya dan aku sudah
mengerahkan keperkasaanku untuk kepuasannya. Saat surgaku mulai
mendekatiku di kamar, dengan halus aku menolak dan mengatakan aku
lelah bekerja. Aku tahu rautnya kecewa namun ia memberikan senyuman
pengertian. Surgaku, maafkan aku,
Semakin hari tuntutan dari Ibuku
semakin besar saja. Aku sampai tidak tahu harus berbuat apa yang
kubisa hanya tunduk patuh dan berusaha memenuhi dengan segala cara.
Aku lelah tapi Ibuku Tuhanku.
Suatu hari surgaku bertanya “kak, aku
koq jarang liat kamu sholat ya sekarang?”. Sungguh pertanyaan yang
sangat menohokku. Aku memang tidak pernah sholat lagi. “Dek, masih
pantaskah pendosa seperti aku ini untuk sholat?”. Surgaku menangis.
Aku tahu aku salah tapi Tuhanku Ibuku.
Aku tahu yang aku lakukan ini salah
tapi aku tak berdaya. Aku sangat mencintai surgaku tapi aku pun
sangat mencintai Ibuku. Salahkan aku hanya ingin menjadi anak yang
berbakti?
Bersambung...
yah... malah bersambung.. -__-
ReplyDeleteBarusan udah di-post mas part terakhirnya ^_^
ReplyDelete