Skip to main content

Menjadikan Indonesia Peduli

Beberapa waktu ini ada sesuatu yang mengganjal hati saya yaitu perilaku siswa di kelas yang agak kurang menyenangkan. Bukan karena mereka tidak hormat pada saya, tetapi siswa kurang menghargai temannya yang sedang presentasi di depan.
Saya nilai kemampuan siswa-siswa di kelas sangat baik terutama speaking skill namun listening skill'y tidak memuaskan. Jadi siswa hanya peduli jika tiba gilirannya untuk tampil, namun jika temannya yang tampil mereka saling mengobrol atau BBMan. Saya coba cek dengan mereview apa yang sudah dipresentasikan temannya, hasilnya banyak yang tidak tahu karena tidak mendengarkan. Inilah yang menjadi keprihatinan saya yaitu kurangnya sikap peduli siswa dengan temannya. Jika saya lihat di lessonplan memang tidak ada objective untuk itu. Seringnya objectivenya: "siswa dapat menyebutkan, melakukan dialog, dan lain2". Intinya fokus pada kemampuan kognitif siswa saja. Jadi walaupun kelas berantakan tetapi siswa dapat mencapai tujuan tidak menjadi masalah.
Meskipun begitu saya tetap ingin siswa saya menjadi siswa yang santun dan peduli dengan temannya, at least pada saat yang lain sedang presentasi.
Kata adik saya keprihatinan saya ini bisa menjadi sebuah penelitian untuk mendapatkan beasiswa dengan tujuan "membangun pendidikan Indonesia peduli sesama". Ya saya rasa pendidikan kita kurang menjadikan siswa menjadi insan yang peduli. Orang-orang hanya peduli dengan diri sendiri dan tidak peduli dengan orang lain. Boleh jadi korupsi merajalela karena ketidakpedulian ini, tidak peduli uangnya darimana, dengan cara apa, dan untuk apa. Boleh jadi karena tidak peduli muncul kata-kata pop "masalah buat loe?" atau "gw harus koprol untuk bilang wow gitu?". Wallahua'lam.
Tapi pastinya tidak semudah itu ya untuk membangun Indonesia Peduli ini. Harus ditemukan konsep yang pas untuk pendidikannya. Teman saya yang bekerja sebagai guru di sebuah SMP mengatakan saat ini sedang ramai membicarakan pendidikan berkarakter, nah sayangnya saya belum tau terlalu detail mengenai ini. Mungkin pendidikan berkarakter ini menjadi salah satu cara untuk menjadikan siswa lebih peduli. Nanti saya coba cari lebih detail apa itu "pendidikan berkarakter" untuk di-post sini Insya Allah :)

Comments

Popular posts from this blog

Ciri-ciri Pria yang Harus Diwaspadai

Image by Sammy-Williams from Pixabay Ladies, keinginan dicintai seorang pria adalah dambaan setiap wanita. Keinginan ini sangatlah wajar mengingat kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain terutama lawan jenis. Tetapi tidak lantas kita sembarangan mencintai atau terlena dengan rayuan gombal pria. Hati-hati banyak pria berbahaya di sekeliling kita yang ngobral cinta untuk memainkan kita dan bahkan ada yang untuk memanfaatkan cinta kita demi memuaskan nafsunya. Nah saya ingin berbagi beberapa ciri-ciri pria yang harus diwaspadai:  1) Terlalu banyak merayu  Wanita cenderung suka dipuji dan dirayu, baik itu mengenai penampilan fisik, kecerdasan, perilaku dan sebagainya. Oleh karena itu pria yang suka merayu cenderung mudah mendapatkan banyak wanita. Berhati-hatilah ladies dengan pria semacam ini. Jika ada yang mendekati anda dan dari awal sudah mulai memuji-muji anda lebih baik abaikan saja. Jangan takut disebut sombong.  2) Terlalu sering menceritakan betapa supernya dia 

Mengapa Kita Perlu Beragama?

Kenapa kita perlu beragama? Karena dengan adanya agama hidup kita lebih terarah. Semua ada aturan dan petunjuknya. Dari mulai ritual sampai keseharian pun ada. Dari mulai hubungan dengan Tuhan sampai dengan manusia bahkan makhluk lain. Kenapa terkadang agama terasa berat bahkan menghalangi kita? Sebenarnya tidak, agama ini datang untuk memudahkan kita. Semua yang ada dalam agama merupakan petunjuk yang haq dan ada manfaatnya. Semua yg ada adalah untuk kebaikan kita juga. Terkadang manusia memang mengikuti hawa nafsunya saja. Jikalaupun kita tak sanggup mengikuti yg di-syariatkan, agama takkan memberatkan. Tuhan tau kemampuan kita. Lakukan semampu kita. Siapakah petunjuk kita? Rasulullah Saw adalah petunjuk umat Islam.  Semua yang beliau lakukan dapat kita jadikan contoh. Jikalaupun ada yang tidak bersesuaian dengan zaman sekarang bukan berarti itu salah. Toh Rasulullah tidak pernah menyebutkan hadits yg melarang kita untuk mengikuti zaman. Mengikuti zaman itu seperti per

Sendiri? Siapa Takut?!

Saya suka memperhatikan status teman-teman di FB atau twitter tentang kegalauan dan kesendirian. Sendiri itu memang bikin galau dan galau itu biasanya karena sendiri he. Sendiri itu bisa karena memang lagi single atau bisa juga karena LDR. Yah sendiri itu memang tidak enak. Tapi apakah lantas harus diratapi? Tentu tidak.  Mari kita cari sisi positif sendiri sebanyak-banyaknya:  1) Free Yap sendiri berarti kita "bebas" untuk memutuskan hal dengan keinginan kita. Bebas untuk berencana tentang hidup kita. Bebas untuk bercita-cita. Pokoknya all about ourselves, no others.  2) Lebih memperhatikan diri Karena kita sendiri kita jadi lebih konsen dengan diri kita, mungkin dengan penampilan fisik ataupun kesehatan. Kita dapat merawat diri untuk penampilan fisik dan juga berolahraga untuk menjaga kesehatan.  3) Terhindar dari hal-hal terlarang Nah, buat teman-teman yang begitu menjaga diri, kesendirian adalah anugrah, karena dengan begini terhindar dari hal-hal terlarang seper