Skip to main content

CONAPLIN 5: Day Two

Wah jeda nulisnya kelamaan nih. Semoga nggak basi ya membahas ini. Nah saya mau melanjutkan cerita mengikuti CONAPLIN Day Two. Baca ya ^_^  

25 September 2012

PLENARY SESSION 1

Hari ini saya rada telat datang ke JICA FPMIPA tapi alhamdulillah acara belum dimulai dan peserta pun masih sedikit, dasar orang Indonesia ya jam karet hehe :D. Pemateri sudah hadir yaitu Ibu Itje Chodijah dari British Council Bandung. Wah saya excited banget nih bisa melihat Ibu Itje soalnya selama ini hanya berkomunikasi lewat salah satu grup di FB. Beliau terlihat cukup berumur namun dari pembawaannya semangat sekali, peserta terlihat fokus dengan apa yang beliau sampaikan. Judul materi yang beliau berikan juga sangat menarik: "To teach is to learn, to share and to empower". Saya hafal nih tanpa melihat ke daftar acara dulu.
Singkat cerita beliau membahas mengenai bagaimana menjadi seorang guru yang tidak sekedar mengajar siswa tetapi juga belajar dari pengalaman di kelas. Beliau menyarankan guru-guru untuk saling mengobservasi kelas guru yang lain untuk bisa membahas hal-hal yang bisa diperbaiki ataupun dipertahankan. Oleh karena itu judulnya "ngajar itu ya belajar, trus berbagi dan memberdayakan". Nah ada yang menarik juga saya kutip di ending presentasi beliau "If not us WHO, if not now WHEN".
Keren deh presentasi beliau. Suasananya juga lebih interaktif karena Ibu Itje tidak berdiri di podium tapi turun ke lantai untuk bisa lebih dekat dengan peserta. Selain itu peserta diajak untuk berdiskusi dalam kelompok membahas satu kasus yang diberikan dalam kertas-kertas kecil. Karena ini saya jadi bersemangat untuk mengevaluasi kelas saya dan juga kelas-kelas lain yang menjadi tanggung jawab saya untuk diawasi. Siip siip d(^_^)


PARALLEL SESSION

Nah hari ini saya masuk ke dua ruangan saja karena sesi terakhir akan ada Plenary 3. Yup saya mulai dengan yang pertama ya.

Session 1

Awalnya di sesi ini saya ingin masuk ruangan dimana ada salah satu dosen saya jadi presenter tapi saat lagi menikmati refreshment saya dengar orang-orang di belakang saya pada ngomongin satu topik dan mereka tertarik untuk datang ke presenter dengan topik tersebut. Akhirnya saya jadi ikut-ikutan deh.
Topiknya yaitu EDMODO, pernah dengar? Ini semacam sosial media kayak Facebook tapi dikhususkan untuk Educator. Presenternya Bapak Gumawang Jati dari ITB dan British Council. Banyak peserta yang masuk di ruangan ini dan kebetulan memang beliaulah satu-satunya presenter. Sayangnya saya tidak membawa laptop padahal kegiatan di ruangan ini dalam bentuk workshop. Untungnya ada salah satu teman Pak Gumawang yang membawa laptop dan saya nebeng melihat langkah-langkahnya.
Awalnya saya pikir EDMODO ini buatan Pak Gumawang tahunya sosial media yang sudah ada dan Pak Gumawang hanya mempromosikan untuk digunakan para guru. Tapi saya agak ragu nih apa bisa applicable untuk kelas saya karena siswa-siswanya lebih suka BBMan dan twitteran ketimbang buka-buka sosmed bermanfaat :)
Yang pasti di sesi ini saya dapat pengetahuan bermanfaat. Mudah-mudahan sih akun EDMODO yang sudah dibuat bisa bermanfaat nanti.

Session 2

Di sesi kedua saya masuk ke ruangan yang presenternya ada 2, dua... sari** sari** isi dua hehe jadi iklan sejenak :D
Presenternya Ibu Emi Emilia dan aduh siapa ya satu lagi lupa hehe.
Ibu Emi membahas mengenai GENRE based approach (andalan beliau banget nih) khususnya argument text. Beliau melakukan penelitian pada mahasiswa-mahasiswanya yang dikategorikan menjadi tiga: low achiever, mid achiever, dan high achiever. Beliau mengkategorikan berdasarkan IPK mahasiswa. Mereka diminta menuliskan sebuah teks merespon artikel di surat kabar. Nah dari hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa "semakin
Dari hasil penelitian beliau ditemukan bahwa semakin cerdas seseorang maka semakin berani menilai orang lain (judgement) terlihat dalam banyaknya argumen yang ditulis di teks. Sedangkan mahasiswa yang low achiever lebih banyak menuliskan "fact" dan tidak banyak "judgement".
Nah kata beliau seorang mahasiswa itu harus lebih banyak berargumen terutama dalam tulisannya. Oke siip bu ^_^

Presenter selanjutnya dari Universitas 17 Agustus Surabaya. Aduh sumpeh saya tidak mengerti apa yang beliau sampaikan. Untungnya ada peserta di sebelah saya menjelaskan apa yang sedang dipesentasikan. Jadi topiknya mengenai Functional Grammar khususnya minimize sentences (aduh maaf lupa detailnya). Menurut penelitian presenter untuk menuliskan karya ilmiah terutama jurnal itu sebaiknya menggunakan metode peminimalisirin kalimat, kalimatnya boleh singkat tapi maknanya padat. Nah begitulah saya dapat tapi jujur tidak mengerti sama sekali hehe :)

PLENARY SESSION 3

Akhirnya nyampe juga ke sesi paling terakhir dari rangkaian acara CONAPLIN 5. Para peserta kembali ke auditorium JICA FPMIPA. Presenternya datang dari Singapore bernama Christine M. Goh. Beliau mempresentasikan pentingnya mengajarkan "Oracy Skill" pada siswa yaitu kemampuan untuk berbicara dan mendengarkan khususnya dalam pengajaran bahasa Inggris. Menurut slide yang beliau tampilkan, selama ini pendidikan bahasa mendahulukan kemampuan membaca dan menulis, sedangkan esensi pendidikan bahasa yang utama adalah untuk berbicara dan mendengarkan sebagai media orang berkomunikasi.

Ending

Demikianlah rangkaian acara CONAPLIN 5 yang saya ikuti selama dua hari. Alhamdulillah jadi banyak mendapatkan inspirasi juga kenalan terutama dari SPS UPI. Jadi ingat ketertundaan (bukan kegagalan) rencana saya untuk meneruskan sekolah tahun ini. Mungkin belum waktunyanya. Setidaknya dengan mengikuti event ini bisa membuat saya lebih dekat dengan rencana saya itu dan juga bisa memberikan pencerahan untuk pekerjaan saya. Ada keinginan menjadi presenter di event selanjutnya. Semoga bisa Aamiin.



Comments

Popular posts from this blog

Ciri-ciri Pria yang Harus Diwaspadai

Image by Sammy-Williams from Pixabay Ladies, keinginan dicintai seorang pria adalah dambaan setiap wanita. Keinginan ini sangatlah wajar mengingat kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain terutama lawan jenis. Tetapi tidak lantas kita sembarangan mencintai atau terlena dengan rayuan gombal pria. Hati-hati banyak pria berbahaya di sekeliling kita yang ngobral cinta untuk memainkan kita dan bahkan ada yang untuk memanfaatkan cinta kita demi memuaskan nafsunya. Nah saya ingin berbagi beberapa ciri-ciri pria yang harus diwaspadai:  1) Terlalu banyak merayu  Wanita cenderung suka dipuji dan dirayu, baik itu mengenai penampilan fisik, kecerdasan, perilaku dan sebagainya. Oleh karena itu pria yang suka merayu cenderung mudah mendapatkan banyak wanita. Berhati-hatilah ladies dengan pria semacam ini. Jika ada yang mendekati anda dan dari awal sudah mulai memuji-muji anda lebih baik abaikan saja. Jangan takut disebut sombong.  2) Terlalu sering menceritakan betapa supernya dia 

Mengapa Kita Perlu Beragama?

Kenapa kita perlu beragama? Karena dengan adanya agama hidup kita lebih terarah. Semua ada aturan dan petunjuknya. Dari mulai ritual sampai keseharian pun ada. Dari mulai hubungan dengan Tuhan sampai dengan manusia bahkan makhluk lain. Kenapa terkadang agama terasa berat bahkan menghalangi kita? Sebenarnya tidak, agama ini datang untuk memudahkan kita. Semua yang ada dalam agama merupakan petunjuk yang haq dan ada manfaatnya. Semua yg ada adalah untuk kebaikan kita juga. Terkadang manusia memang mengikuti hawa nafsunya saja. Jikalaupun kita tak sanggup mengikuti yg di-syariatkan, agama takkan memberatkan. Tuhan tau kemampuan kita. Lakukan semampu kita. Siapakah petunjuk kita? Rasulullah Saw adalah petunjuk umat Islam.  Semua yang beliau lakukan dapat kita jadikan contoh. Jikalaupun ada yang tidak bersesuaian dengan zaman sekarang bukan berarti itu salah. Toh Rasulullah tidak pernah menyebutkan hadits yg melarang kita untuk mengikuti zaman. Mengikuti zaman itu seperti per

Sendiri? Siapa Takut?!

Saya suka memperhatikan status teman-teman di FB atau twitter tentang kegalauan dan kesendirian. Sendiri itu memang bikin galau dan galau itu biasanya karena sendiri he. Sendiri itu bisa karena memang lagi single atau bisa juga karena LDR. Yah sendiri itu memang tidak enak. Tapi apakah lantas harus diratapi? Tentu tidak.  Mari kita cari sisi positif sendiri sebanyak-banyaknya:  1) Free Yap sendiri berarti kita "bebas" untuk memutuskan hal dengan keinginan kita. Bebas untuk berencana tentang hidup kita. Bebas untuk bercita-cita. Pokoknya all about ourselves, no others.  2) Lebih memperhatikan diri Karena kita sendiri kita jadi lebih konsen dengan diri kita, mungkin dengan penampilan fisik ataupun kesehatan. Kita dapat merawat diri untuk penampilan fisik dan juga berolahraga untuk menjaga kesehatan.  3) Terhindar dari hal-hal terlarang Nah, buat teman-teman yang begitu menjaga diri, kesendirian adalah anugrah, karena dengan begini terhindar dari hal-hal terlarang seper