Skip to main content

Dilema Wanita Bekerja

Pemikiran ini muncul dikarenakan melihat teman yang bingung mencari solusi pengasuh anaknya yang ingin berhenti bekerja, sedangkan selama ini pengasuh inilah yang selalu menjaga bayinya juga mengurus rumah dari pagi hingga sore.

Miris juga sih ya teman saya yang seorang istri, ibu, dan guru ini bekerja untuk mengabdikan ilmu dan juga untuk membiayai gaji pengasuh.
Bener-bener suatu dilema seorang ibu bekerja apalagi jika anak masih harus diberi ASI eksklusif, sedangkan pekerjaan pun menuntut Ibu untuk bersikap professional.

Untungnya pekerjaan yang digeluti adalah mengajar yang peraturannya tidak seketat di perusahaan, selain itu masih bisa toleran dengan keadaan Ibu dengan bayi yang perlu perhatian lebih. Dari jam kerja pun tidak full seperti di perusahaan, hanya masuk pagi dan siang pulang tergantung jam sekolah.
Ya kata teman saya yang lain menjadi guru adalah profesi yang tepat untuk seorang Ibu karena waktu dan keadaan yang fleksibel.

Ngomong-ngomong si suami kemana ya? Ada koq dan bekerja juga, namun teman saya ini ingin mengabdikan ilmunya sehingga tetap bekerja di sekolah. Bukan karena kebutuhan ekonomi yang memaksa.

Klo dipandang dari sisi agama, seorang istri memang tidak wajib bekerja karena suamilah yang menjadi penafkah utama. Istri berkewajiban melayani kebutuhan suami dan anak yang sebenarnya merupakan pekerjaan yang lebih berat dan cenderung membosankan jika tidak dilakukan dengan sepenuh hati.

Para istri menjadi pekerja di luar rumah biasanya didasari oleh sayangnya dengan ilmu yang sudah didapat di bangku kuliah, tuntutan orangtua, cita-cita pribadi, dan yang paling terakhir kebutuhan ekonomi keluarga.

Beberapa hal positif istri bekerja di luar rumah:
- Mengabdikan ilmu.
- Bermanfaat untuk masyarakat.
- Memiliki pergaulan yang luas.

Beberapa hal negatif istri bekerja di luar rumah:
- Anak ditinggal (solusi: ada pengasuh).
- Rumah kurang terurus (solusi: ada pembantu).
- Beban pikiran lebih banyak.
- Bingung saat harus memilih antara mendahulukan pekerjaan dan keluarga.
- Risiko perselingkuhan.

Hal-hal di atas hanya buah pemikiran saya saja. Tidak semua terjadi di setiap orang. Yah begitulah apa yang saya sebut dilema wanita bekerja terutama seorang Ibu. Yang pastinya tidak semua suami juga mengizinkan istrinya bekerja dan perintah suami itu yang wajib dipatuhi. Memang sayang ilmu yang dimiliki jika tidak diabdikan, namun saat menjadi istri apalagi Ibu ada hal-hal yang harus lebih dipertimbangkan. Kuncinya berkomunikasilah dengan pasangan sebaik-baiknya agar solusi yang dipilih baik untuk semua.


Comments

  1. Yang penting harus pintar-pintar membagi waktu, apalagi jika sudah berkeluarga

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ciri-ciri Pria yang Harus Diwaspadai

Image by Sammy-Williams from Pixabay Ladies, keinginan dicintai seorang pria adalah dambaan setiap wanita. Keinginan ini sangatlah wajar mengingat kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain terutama lawan jenis. Tetapi tidak lantas kita sembarangan mencintai atau terlena dengan rayuan gombal pria. Hati-hati banyak pria berbahaya di sekeliling kita yang ngobral cinta untuk memainkan kita dan bahkan ada yang untuk memanfaatkan cinta kita demi memuaskan nafsunya. Nah saya ingin berbagi beberapa ciri-ciri pria yang harus diwaspadai:  1) Terlalu banyak merayu  Wanita cenderung suka dipuji dan dirayu, baik itu mengenai penampilan fisik, kecerdasan, perilaku dan sebagainya. Oleh karena itu pria yang suka merayu cenderung mudah mendapatkan banyak wanita. Berhati-hatilah ladies dengan pria semacam ini. Jika ada yang mendekati anda dan dari awal sudah mulai memuji-muji anda lebih baik abaikan saja. Jangan takut disebut sombong.  2) Terlalu sering menceritakan betapa supernya dia 

Mengapa Kita Perlu Beragama?

Kenapa kita perlu beragama? Karena dengan adanya agama hidup kita lebih terarah. Semua ada aturan dan petunjuknya. Dari mulai ritual sampai keseharian pun ada. Dari mulai hubungan dengan Tuhan sampai dengan manusia bahkan makhluk lain. Kenapa terkadang agama terasa berat bahkan menghalangi kita? Sebenarnya tidak, agama ini datang untuk memudahkan kita. Semua yang ada dalam agama merupakan petunjuk yang haq dan ada manfaatnya. Semua yg ada adalah untuk kebaikan kita juga. Terkadang manusia memang mengikuti hawa nafsunya saja. Jikalaupun kita tak sanggup mengikuti yg di-syariatkan, agama takkan memberatkan. Tuhan tau kemampuan kita. Lakukan semampu kita. Siapakah petunjuk kita? Rasulullah Saw adalah petunjuk umat Islam.  Semua yang beliau lakukan dapat kita jadikan contoh. Jikalaupun ada yang tidak bersesuaian dengan zaman sekarang bukan berarti itu salah. Toh Rasulullah tidak pernah menyebutkan hadits yg melarang kita untuk mengikuti zaman. Mengikuti zaman itu seperti per

Sendiri? Siapa Takut?!

Saya suka memperhatikan status teman-teman di FB atau twitter tentang kegalauan dan kesendirian. Sendiri itu memang bikin galau dan galau itu biasanya karena sendiri he. Sendiri itu bisa karena memang lagi single atau bisa juga karena LDR. Yah sendiri itu memang tidak enak. Tapi apakah lantas harus diratapi? Tentu tidak.  Mari kita cari sisi positif sendiri sebanyak-banyaknya:  1) Free Yap sendiri berarti kita "bebas" untuk memutuskan hal dengan keinginan kita. Bebas untuk berencana tentang hidup kita. Bebas untuk bercita-cita. Pokoknya all about ourselves, no others.  2) Lebih memperhatikan diri Karena kita sendiri kita jadi lebih konsen dengan diri kita, mungkin dengan penampilan fisik ataupun kesehatan. Kita dapat merawat diri untuk penampilan fisik dan juga berolahraga untuk menjaga kesehatan.  3) Terhindar dari hal-hal terlarang Nah, buat teman-teman yang begitu menjaga diri, kesendirian adalah anugrah, karena dengan begini terhindar dari hal-hal terlarang seper