Skip to main content

Posts

Kehidupan Pernikahan: Ekspektasi Vs Realita

Hi couples, hari ini saya mau membahas ekspektasi vs realita pernikahan . Tapi ini bukan berdasarkan pernikahan pada umumnya ya. Ini berdasarkan pernikahan saya pribadi saja. Baik, kita mulai ya. Satu Ekspektasi 1: Suami istri itu ibarat raja dan ratu, kemana-mana terlihat serasi dan elegan. Realita 1: Kalau ngga bersolek ya sama aja kucel, bau, dan ngga menarik. Saat masih pedekate atau taaruf biasanya kita melihat calon pasangan dengan penampilan terbaiknya. Begitu juga dengan kita yang berusaha berpenampilan menarik saat itu. Begitu pula saat sedang bersanding di pelaminan. Setelah menikah, ketahuanlah bagaimana penampilan aslinya yang kucel setelah bangun tidur. Wkwkwk.  Meskipun begitu jangan khawatir. Semua itu masih bisa diatur dengan rajin merawat dan memoles diri. Sebenarnya sih merawat diri tujuan utamanya bukan untuk memuaskan pasangan, tapi untuk memuaskan diri sendiri dan berdampak pada rasa percaya diri ketika bersama pasangan baik di dalam maupun luar rumah.  Dua Ekspekt

Benarkah Masalah Keuangan Bisa Mempengaruhi Libido Pasutri?

Di awal pernikahan biasanya gairah pasutri masih menggebu. Selain memang sedang hangat-hangatnya, biasanya juga pasutri berusaha segera memiliki anak setelah menikah. Namun seiring waktu berjalan, gairah itu berkurang bahkan hilang. Hm kenapa ya? Salah satu penyebabnya adalah masalah keuangan . Koq bisa masalah keuangan menurunkan gairah atau libido? Nah, hari ini saya berdiskusi dengan suami tentang itu. Kalau menurut saya sih... Di saat kondisi keuangan sedang tidak stabil, pikiran itu fokusnya ke masalah itu saja. Selain mikiran pengeluaran yang harus dibayar, pasutri pun memikirkan bagaimana cara untuk mendapatkan uang untuk membayar pengeluaran tersebut. Jadi, boro-boro mikiran mau berhubungan intim ya. Selain itu, bisa jadi rasa cinta istri berkurang pada suami karena masalah ini. Mungkin istri merasa suaminya bekerja kurang giat, sehingga merasa kurang diperhatikan. Kemungkinannya bisa apa aja. Kalau menurut paksu... Paksu sependapat dengan saya untuk alasan pertama. Namun be

4 Hal Yang Bisa Menyelamatkan Pernikahan Ketika Ujian Menerpa

Hi couples, kemarin-kemarin postingannya agak ngga enak ya. Nah, hari ini aku mau berbagi hal yang bikin enak. Check it out ya! Di masa pandemi ini tak sedikit pasutri yang ditimpa ujian. Baik ujian kesehatan hingga keuangan. Yang tadinya hubungan adem ayam berubah jadi panas karena ujian tersebut. Yang tadinya penuh cinta berubah menjadi penuh benci. Apakah ini tanda bahwa suami dan istri tidak cocok lagi? Adakah solusi yang bisa menyelamatkan hubungan yang nyaris berakhir? Inilah 4 hal yang bisa digunakan untuk menyelamatkan pernikahan ketika ujian menerpa: 1. Ingat Allah Tak bisa dipungkiri lagi bahwa mengingat Allah akan membuat hati tenang. Begitu juga ketika ujian menerpa dalam pernikahan. Dengan mengingat Allah maka kita yakin bahwa ujian ini diberikan untuk meningkatkan kualitas pribadi kita dan pasangan. Bisa juga untuk menegur kesalahan kita agar diperbaiki. Mengingat Allah juga membuat kita akan mencari solusi sesuai kehendakNya, bukan menurut ego masing-masing. 2. Tumbuhkan

Harus Punya Penghasilan Berapa Sih Buat Membiayai Hidup Setelah Menikah?

Hi guys, hari ini kita akan membahas topik yang paling sensitif dalam pernikahan yaitu masalah keuangan.  Jujur, saya sudah menikah 7 tahun aja masih merasa sungkan buat membicarakan ini dengan paksu, apalagi kalau ngga ada uangnya hehe. Tapi tetap harus dibicarakan ya. Tanda hubungan sehat itu adalah bisa membicarakan hal ngga enak salah satunya ini. Menurut saya, masalah ini sangat sensitif buat laki-laki , semacam menguji harga dirinya gitu. Istri menuntut biaya sekian, tapi suami ngga mampu. Terus dia juga ngga bisa memastikan apakah bisa memberikan jumlah yang diinginkan, tapi kebutuhan ngga bisa ditunda apalagi setelah punya anak. Oke oke intro-nya sampai situ aja. Langsung kita bahas aja jumlah konkretnya. Sebenarnya sih jumlah pastinya itu relatif tergantung kebutuhan, keinginan, dimana tinggal, dan pilihan merek . Kita bahas dulu ya. Pengaruh Kebutuhan Pada Penghasilan Setiap keluarga pasti punya kebutuhan berbeda-beda. Kebutuhan primer pasti ada seperti, makan, pakaian,

5 Ketidaknyamanan Tinggal di Rumah Orangtua/Mertua Setelah Menikah

Hidup di rumah sendiri setelah menikah boleh jadi menjadi impian semua pasutri. Namun, tidak semua pasutri mampu memiliki rumah sendiri setelah menikah. Dan tidak semua pasutri juga mampu mengontrak rumah karena keterbatasan ekonomi. Karena tidak mampu, terpaksa pasutri masih tinggal bersama orangtua/mertua. Tinggal dengan orangtua sendiri tidak menjamin segala sesuatunya nyaman. Tetap saja ada gesekan, apalagi jika ada sifat/sikap pasangan yang tidak disukai orangtua. Berikut 5 ketidaknyamanan tersebut. 1. Tidak bisa memiliki aturan sendiri, jadi tidak sepenuhnya berkuasa Di setiap rumah pastinya ada aturan sendiri seperti bisa keluar dan pulang jam berapa, bahkan sapu harus diletakkan dimanapun menjadi sebuah peraturan. Ketika kita tinggal di rumah mertua, maka kita tidak bisa seenaknya membuat peraturan baru, karena sang empu rumah sudah mempunya peraturan sendiri yang harus kita taati. 2. Sedikit banyak diatur dalam urusan hidup, salah satunya pola asuh anak Orangtua cenderung mera

5 Langkah Penting Ketika Suami Terbukti Berpaling

Memiliki suami yang terus setia hingga maut memisahkan boleh jadi menjadi impian semua istri, namun itu tidak terjadi pada Mita. Setelah lima tahun pernikahan, Mita menemukan bahwa ia dikhianati sang suami. Tanpa perasaan bersalah sedikit pun, sang suami menghubungi wanita idaman lain (WIL) di depan Mita. Dengan nada manja, ia berkata penuh mesra pada suara di seberang sana. Hati Mita hancur berkeping-keping. Kesetiaan yang ia jaga selama ini ternodai dengan sekejap. Air mata tak terbendung lagi mengiringi luka yang semakin menganga. Namun, logikanya masih berjalan. Ia tak serta merta melabrak sang WIL untuk melampiaskan emosinya. Mita melakukan 5 langkah ini sebagai gantinya: 1. Mengkonfirmasi kebenaran pada suami, bukan melabrak WIL Seringnya para istri langsung saja melabrak penuh emosi dan mengancam sang WIL. Ini langkah yang sangat salah. Tentu saja sang WIL akan menjawab,  " suami kamu yang mau kugoda, mengapa kamu menyalahkan aku?" Jadi, langkah pertama adalah bertany

5 Ujian Pernikahan di Kala Pandemi

Pandemi belum berlalu dari bumi ini. Malah semakin hari data korban semakin meningkat. Kita belum bisa beraktifitas seperti biasa demi mencegah penularan yang lebih luas. Hal ini menyebabkan perekonomian tidak berjalan lancar.  Dampaknya dirasakan oleh banyak perusahaan dan industri yaitu penurunan omzet, sehingga dengan terpaksa mengurangi jumlah karyawannya. Karyawan yang terkena imbas pemutusan hubungan kerja ini pun akhirnya menciptakan ujian di rumah tangganya selama pandemi ini. Ujian apa sajakah itu? Mari kita diskusikan. 1. Ujian Kesehatan Sudah bukan rahasia lagi selama pandemi ini banyak orang yang diuji dengan kesehatannya . Satu demi per satu orang terkena virus corona. Untuk penyembuhannya membutuhkan dana yang tak sedikit. Tabungan pun terkuras demi memulihkan diri.  Masih mending kalau ada uang lebih, bagaimana kalau tidak ada? Apa harus meminjam ke orang lain atau sudahlah dibiarkan saja? Selain itu, ada kecemasan pada anggota keluarga lain yang belum terkena. Apakah ya