Skip to main content

Fakta Kehidupan Ke-12: Tetap Berbakti Pada Orangtua Meskipun Mereka Pernah Menyakiti Kita


Image by Pexels from Pixabay

Fakta Kehidupan Ke-12
"Jasa orangtua yang baik takkan bisa dibalas dengan setimpal, sekeras apapun usaha kita. Sebaik-baiknya bakti adalah berbuat baik dan selalu mendoakan mereka baik saat masih hidup maupun setelah tiada."


Tya memiliki orangtua yang baik dan pengertian. Meskipun bukan keluarga yang kaya, orangtua Tya selalu berusaha memenuhi kebutuhan anak-anaknya terutama soal pendidikan. Orangtuanya berpesan agar anak-anaknya selalu mengingat Allah karena itulah sebaik-baiknya pelindung. Setelah Tya menikah, orangtuanya masih sering memberikan bantuan baik secara materi maupun moral. Begitulah orangtua yang baik akan selalu ingin memberi. Tya merasa belum bisa membalas jasa orangtuanya hingga kini. Yang ia mampu adalah bersikap baik, tidak membuat masalah, tidak membuat malu dan selalu mendoakan kedua orangtuanya.

Sering kita dengar ada tiga amalan yang dicintai Allah Swt yaitu sholat tepat waktu, berbakti kepada orangtua dan jihad di jalan Allah Swt.

Berbakti pada kedua orangtua dinilai sangat besar amalannya oleh Allah Swt hingga disandingkan dengan jihad di jalan Allah Swt. Jika kita tidak mampu berjihad di jalan Allah Swt, maka berbakti pada orangtua bisa menjadi jalan untuk mendapat ridho-Nya.

Banyak kisah yang menginspirasi kita untuk berbakti pada orangtua terutama ibu, salah satunya kisah berikut:

Dikutip dari muslimah.or.id:

Yahya bin Katsir menceritakan, suatu ketika Abu Musa Al-Asy’ari dan Abu Amir r.a. datang menemui Rasulullah Saw untuk berbaiat kepada beliau dan masuk Islam. Ketika itu, beliau bertanya, "Apa yang kamu lakukan terhadap istrimu yang kamu tuduh ini dan itu?"

Keduanya menjawab, "Kami tinggalkan dia bersama keluarganya."

Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya mereka telah diampuni."

"Mengapa wahai Rasulullah?" tanya mereka. 

Beliau menjawab, "Karena dia telah berbuat baik kepada ibunya." Kemudian beliau melanjutkan, "Dia memiliki ibu yang sangat tua." 

Suatu ketika ada orang yang berseru, "Hai, ada musuh yang hendak memporak-porandakan kalian!" Lalu ia menggendong ibunya yang telah tua itu. Bila kelelahan, ia turunkan ibunya kemudian ia gendong ibunya di depan. Ia taruh telapak kaki ibunya di atas telapak kakinya agar ibunya tidak terkena panas. Begitu seterusnya hingga akhirnya mereka selamat dari sergapan musuh.”

Dari kisah di atas dapat kita ambil hikmah bahwa berbakti pada orangtua terutama ibu sangat dianjurkan. Mengingat jasa ibu yang sudah mengandung dan melahirkan kita. Sudah sepantasnya kita rela berkorban demi membalas jasa beliau. Begitu juga berbakti dengan bapak yang telah mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan anak istrinya. Kadang bapak mengesampingkan keinginan pribadinya demi menyenangkan anak istrinya.

Namun di sisi lain, tak sedikit pula anak yang memiliki orangtua tidak baik seperti tidak memberikan hak-haknya saat kecil, menyakiti baik secara verbal dan non-verbal, dan lucunya saat dewasa orangtua seperti ini malah menuntut bakti. Tidakkah mereka sadar diri dengan apa yang dilakukannya saat anaknya kecil dulu? 

Meskipun begitu anak yang beriman pada Allah Swt akan tetap menjalankan baktinya. Bukan untuk menyenangkan orangtuanya, tetapi demi mendapatkan ridho Allah Swt. 

Allah Swt berfirman:

“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Kulah tempat kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuannya tentang itu, maka janganlah kamu menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Luqman 14-15)

Kita tidak akan pernah tahu kapan waktu terakhir bisa bertemu orangtua. Oleh karena itu, berbaktilah pada kedua orangtua selama mereka masih ada dengan sebaik-baiknya baik dalam perbuatan nyata maupun doa. 

Comments

Popular posts from this blog

Ciri-ciri Pria yang Harus Diwaspadai

Image by Sammy-Williams from Pixabay Ladies, keinginan dicintai seorang pria adalah dambaan setiap wanita. Keinginan ini sangatlah wajar mengingat kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain terutama lawan jenis. Tetapi tidak lantas kita sembarangan mencintai atau terlena dengan rayuan gombal pria. Hati-hati banyak pria berbahaya di sekeliling kita yang ngobral cinta untuk memainkan kita dan bahkan ada yang untuk memanfaatkan cinta kita demi memuaskan nafsunya. Nah saya ingin berbagi beberapa ciri-ciri pria yang harus diwaspadai:  1) Terlalu banyak merayu  Wanita cenderung suka dipuji dan dirayu, baik itu mengenai penampilan fisik, kecerdasan, perilaku dan sebagainya. Oleh karena itu pria yang suka merayu cenderung mudah mendapatkan banyak wanita. Berhati-hatilah ladies dengan pria semacam ini. Jika ada yang mendekati anda dan dari awal sudah mulai memuji-muji anda lebih baik abaikan saja. Jangan takut disebut sombong.  2) Terlalu sering menceritakan betapa supernya dia 

Mengapa Kita Perlu Beragama?

Kenapa kita perlu beragama? Karena dengan adanya agama hidup kita lebih terarah. Semua ada aturan dan petunjuknya. Dari mulai ritual sampai keseharian pun ada. Dari mulai hubungan dengan Tuhan sampai dengan manusia bahkan makhluk lain. Kenapa terkadang agama terasa berat bahkan menghalangi kita? Sebenarnya tidak, agama ini datang untuk memudahkan kita. Semua yang ada dalam agama merupakan petunjuk yang haq dan ada manfaatnya. Semua yg ada adalah untuk kebaikan kita juga. Terkadang manusia memang mengikuti hawa nafsunya saja. Jikalaupun kita tak sanggup mengikuti yg di-syariatkan, agama takkan memberatkan. Tuhan tau kemampuan kita. Lakukan semampu kita. Siapakah petunjuk kita? Rasulullah Saw adalah petunjuk umat Islam.  Semua yang beliau lakukan dapat kita jadikan contoh. Jikalaupun ada yang tidak bersesuaian dengan zaman sekarang bukan berarti itu salah. Toh Rasulullah tidak pernah menyebutkan hadits yg melarang kita untuk mengikuti zaman. Mengikuti zaman itu seperti per

Sendiri? Siapa Takut?!

Saya suka memperhatikan status teman-teman di FB atau twitter tentang kegalauan dan kesendirian. Sendiri itu memang bikin galau dan galau itu biasanya karena sendiri he. Sendiri itu bisa karena memang lagi single atau bisa juga karena LDR. Yah sendiri itu memang tidak enak. Tapi apakah lantas harus diratapi? Tentu tidak.  Mari kita cari sisi positif sendiri sebanyak-banyaknya:  1) Free Yap sendiri berarti kita "bebas" untuk memutuskan hal dengan keinginan kita. Bebas untuk berencana tentang hidup kita. Bebas untuk bercita-cita. Pokoknya all about ourselves, no others.  2) Lebih memperhatikan diri Karena kita sendiri kita jadi lebih konsen dengan diri kita, mungkin dengan penampilan fisik ataupun kesehatan. Kita dapat merawat diri untuk penampilan fisik dan juga berolahraga untuk menjaga kesehatan.  3) Terhindar dari hal-hal terlarang Nah, buat teman-teman yang begitu menjaga diri, kesendirian adalah anugrah, karena dengan begini terhindar dari hal-hal terlarang seper