Skip to main content

Posts

Menaklukkan kelas yang liar

Hari ini hari terakhirku mengajar di kelas itu, karena kamis nanti akan diadakan tes terakhir untuk periode ini. Meskipun hari terakhir, tapi kesanku terhadap kelas ini makin tidak menyenangkan. Karena untuk kesekian kalinya aku mendapatkan teguran dari bossku dikarenakan kelas ini. Teguran kali ini karena aku membiarkan mereka bermain-main di luar selama pembelajaran. Sebenarnya hari ini kami tidak benar-benar belajar karena hanya mereview pelajaran yang sudah berlalu dengan cara bermain ular tangga. Awalnya siswa-siswa bisa duduk dengan tenang sambil memainkan dadu dan menjalankan counter mereka. Namun lama kelamaan mereka nampak bosan dan mulailah melakukan hal-hal lain. Akhirnya yang tinggal di kelas hanya orang-orang yang sedang dalam gilirannya. Jika bukan gilirannya, maka mereka mulai lagi berkeliaran di luar. Aku juga heran kenapa kelas ini sulit sekali diatur. Apa karena sebagian besar adalah siswa laki2?? I dunno... Sejak awal aku memang  sudah melabeli kelas ini dengan kelas

Fresh Method in Teaching English

We always find some people hate English because they can't get a high score in their past schools. They can't speak English. They are afraid of English. As an English teacher, I offer some methods to teach English in different way, specially for you who want your students can feel the beauty of English :) 1. Giving an exact model for your Students. Teaching English is like teaching karate :D your students need a model how to fight or perform some movements. So, before asking them to do their speaking, please give them a model. Example: Hello class, my name is Dita. I am an English teacher. I am 22 years old. 2. Checking their comprehension. Do you think your students can speak immediately after you? It can be possible, but sometimes students especially new learning-English students will be shy at the first time. So, check them out first. Example: What is my name? What am I? How old am I? If they can answer rightly your questions, it is a good news to continue your lesson. Next,

Kisah Perjuangan Mendapatkan Skor Minimal TOEFL: Finally, I DID IT!

Akhirnya setelah perjuangan selama 4x dengan menghabiskan waktu, tenaga, dan uang yang tidak sedikit, aku berhasil menembus gerbang itu. Gerbang pertama untuk menjalani skripsi: skor minimal TOEFL .  Alhamdulilah aku benar-benar mengucap syukur yang tak terkira pada Allah. Dan yang membuatku semakin bahagia karena skor yang kudapatkan di tes terakhir ini melebihi skor 500.  Akhirnya takdir itu sampai padaku. Aku tidak perlu rendah diri lagi terhadap mereka yang sudah berhasil duluan. Sedikit bercerita, hari itu Senin, 2 Februari 2009, aku kembali memasuki ruangan tes TOEFL di balai bahasa UPI. Tes dimulai jam 1 lewat, terlambat dari seharusnya.  Perasaanku hari itu mungkin sedikit deg-degan, tapi selebihnya perasaan optimis untuk mendapatkan kemenangan.  Tes Listening kujalani dengan santai. Soal demi soal bisa kujawab dengan mudah, namun ada beberapa percakapan yang tidak tertangkap.  Tes selanjutnya Structure , soalnya lebih mudah dari tes sebelumnya namun ada beberapa soal yang ku

Selayang Kisah dari Sudut Kampus

Aku Bermanfaat DitYaRi Suer aku deg-degan banget nunggu hasil UTS Listening ini. Aku benar-benar takut kalo-kalo nilaiku jelek karena aku menyadari hasilnya bakal gitu. Aku sama sekali nggak belajar sehari sebelum UTS. Emang sih aku sedikit meremehkan mata kuliah itu. Just listening gitu lho! cuman aku juga sadar soal UTS kali ini model TOEFL gitu dan sialnya pas UTS tiba-tiba maagku kambuh dan aku sama sekali nggak konsen. Upss sudah hampir separo kelas tapi namaku belum dipanggil-panggil juga. Jangan-jangan nilaiku ancur abis, soalnya orang-orang yang kuanggap pintar udah disebutin di awal. Yakin deh nilaiku bakal buruk. Uh takut banget! “Angginda.” Namaku disebut oleh sang dosen. Aku bergegas maju ke meja beliau. Beliau melihatkan kertas ujianku dan kudapati tinta merah yang merangkai angka 60 besar di sana. Sudah kuduga. Aku berusaha tersenyum seraya kembali ke bangku. “Gimana Nda, bagus ga?” Tanya teman sebangkuku, Moka. Aku menggeleng lemah. Setelah kelas bubar

Suara Hati

Pantaskah Aku? Dita Aditya Putri Kucapai lantai ketiga gedung ini setelah melewati puluhan anak tangga. Dengan perasaan tegang menyelimuti hatiku kupercepat langkah menuju ruangan itu—ruangan tempat aku kan melihat takdir ini ditentukan. Kulihat banyak muda-mudi berkumpul di kiri-kanan jalan yang kulalui. Mereka nampak asyik bertutur satu sama lain. Tujuanku semakin dekat. Aku melangkah ke dalam ruangan itu. Kudapati salah satu gadis yang kukenal tengah sibuk membolak-balikkan lembar demi lembar berwarna hijau. Kutepuk bahunya. ”Ar, semua nilai udah ada?” tanyaku padanya. ”Dua lagi belum, Wirus ama FG.” jawabnya. ”Lihat donk!”selorohku sembari menempatkan diri di sebelahnya, tak peduli dengan seorang laki-laki yang protes dengan senggolanku. Aku ikuti setiap lembaran yang Arti buka, berusaha mencari-cari namaku. Ya Allah tak sesuai harapanku . Batinku menanggapi setiap nilai yang terekam mataku. Ya itulah takdirku. Takdir mendapatkan nilai yang tak begitu sempurna.

YANG HARUS DIBACA!

KITA SELALU BERTANYA-TANYA… DAN AL-QUR’AN SUDAH MENJAWABNYA!   “UNTUK APA AKU HIDUP?” Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Q.S.ADZ-DZARIYAT: 56)   “MENGAPA AKU MESTI DIUJI?” Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (Q.S.AL-ANKABUT: 2-3)   “MENGAPA AKU TAK MENDAPATKAN APA YANG AKU INGINKAN?” Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (Q.S. AL-BAQARAH : 216)   “MENGAPA UJIAN INI BEGITU BERAT?” Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (Q.S. Al-BAQARAH : 286)   “MENGAPA AKU SELALU BERSE

Memoar Masa Kuliah

Kuliah? Ow capek! Entah sudah keberapakalinya aku menyerukan kata-kata ini. Swear! Kuliah emang capek, puyeng, stress!  Padahal aku sudah berada di posisi mahasiswa kolot yang harusnya udah get used to sama hari-hari kuliah yang emang begini, but aku kan manusia juga wajar donk capek!  Huh udah hampir jam setengah sembilan. Bentar lagi delapan lima puluh. Aku harus buru-buru cabut supaya nggak telat, dosennya kan on time banget. Satu, dua, tiga, eh koq jadi lupa hitungan anak tangganya ya. Ah bodoh amat yang penting udah sampe di lantai tiga.  Sekali lagi kulirik arloji dan oh tidak sudah jam sembilan! Aku kelamaan jalan kaki! Buru-buru aku berlari ke ruang 140 yang berada di pojok dekat WC cewek (detail sekali). Lorong kelas sudah sepi pasti udah pada masuk semua. Tuh kan bener kelas paling pojok udah ditutup. Aku mengintip dari kaca yang terpasang di pintu. Oh no si bapak dosen udah mulai ngeset in-focus.  Aku segera mengetok pintu dengan halus dan membuka pintu perlahan.  “Assal