Well berlanjut cerita liburan ini ke part 2. Sekarang kejadiannya waktu saya mau balik ke Bandung. Beberapa hari sebelum balik saya jatuh sakit. Virus cacar membuat saya terpaksa berdiam diri di rumah *lebay.
Sampit, 17 Agustus 2013
Hari ke-5 sakit dengan wajah dan tubuh yang masih ada bekas-bekas cacar, saya dan keluarga berangkat ke bandara pukul 07.00 pagi. Karena saya kurang pede dengan penampilan, saya menutup wajah dengan masker. Sesampai di sana saya langsung masuk ke area check-in. Saat menunggu petugas check-in mengurus bagasi, seorang petugas melihat saya dengan seksama dan bertanya "mbak sakit?". Kontak saya menjawab "iya". Kemudian beliau meminta saya membuka masker namun saya menolak dengan alasan malu. Lalu beliau meminta saya masuk ruang karantina.
Di ruang karantina saya membuka masker dan nampaklah bekas-bekas cacar di wajah. Beliau bertanya sudah berapa hari saya terkena cacar, saya jawab 5 hari. Lalu beliau bilang "maaf mbak, kalo 5 hari belum bisa naik pesawat, kecuali sudah 15 hari, virus varicella ini termasuk yang dilarang masuk pesawat". Duh yang langsung terpikir oleh saya bukan masalah sakitnya tapi masalah pekerjaan yang sudah menanti di Bandung hari Senin nanti. Beliau bertanya apa kendala saya jika tidak pergi dan saya jawab pekerjaan. Beliau menawarkan membuat surat izin untuk kantor saya, tentu saya tolak karena bukan masalah izin-nya tapi siapa yang bisa menggantikan saya mengajar O_O
Tidak lama ibu dan bibi saya menyusul ke ruang karantina. Duh si ibu mah biasanya pake emosi nih masalah begini apalagi dengan penundaan ini kami akan mendapat kerugian finansial. Petugas kesehatan itu menyebutkan jika keadaan mendesak bisa meminta surat pengantar dari seorang dokter kulit, tapi waktu mepet, tinggal berapa menit lagi pesawat datang. Ya sudahlah saya ikhlas saja tidak terbang hari ini dan menghubungi atasan.
Dan akhirnya, boss mengizinkan saya memperpanjang izin namun saya harus mencari pengganti untuk mengajar kelas saya. Sedangkan masalah tiket saya mendapat refund sebesar 50% saja dan harus menambah 50% lagi untuk membeli tiket dengan jadwal baru tanggal 24 Agustus 2013.
Ya sudahlah menjadi nasib. Hikmahnya buat saya...
- Sakit itu musibah tidak bisa ditolak.
- Jangan memaksa tubuh yang masih belum pulih untuk berangkat karena bisa merugikan diri sendiri juga orang lain.
- Ada saatnya pekerjaan bukan yang utama dan pihak kantor harus mengerti, jangan selalu memaksa diri menjadi problem solver.
Well, benar-benar lebaran yang fantastik. Banyak cerita dan pengalaman yang didapat. Semoga perjalanan balik saya hari ini tidak tertunda hal apapun. Udah kangen Bandung dan segala hal di sana ^_^
Sampit, 17 Agustus 2013
Hari ke-5 sakit dengan wajah dan tubuh yang masih ada bekas-bekas cacar, saya dan keluarga berangkat ke bandara pukul 07.00 pagi. Karena saya kurang pede dengan penampilan, saya menutup wajah dengan masker. Sesampai di sana saya langsung masuk ke area check-in. Saat menunggu petugas check-in mengurus bagasi, seorang petugas melihat saya dengan seksama dan bertanya "mbak sakit?". Kontak saya menjawab "iya". Kemudian beliau meminta saya membuka masker namun saya menolak dengan alasan malu. Lalu beliau meminta saya masuk ruang karantina.
Di ruang karantina saya membuka masker dan nampaklah bekas-bekas cacar di wajah. Beliau bertanya sudah berapa hari saya terkena cacar, saya jawab 5 hari. Lalu beliau bilang "maaf mbak, kalo 5 hari belum bisa naik pesawat, kecuali sudah 15 hari, virus varicella ini termasuk yang dilarang masuk pesawat". Duh yang langsung terpikir oleh saya bukan masalah sakitnya tapi masalah pekerjaan yang sudah menanti di Bandung hari Senin nanti. Beliau bertanya apa kendala saya jika tidak pergi dan saya jawab pekerjaan. Beliau menawarkan membuat surat izin untuk kantor saya, tentu saya tolak karena bukan masalah izin-nya tapi siapa yang bisa menggantikan saya mengajar O_O
Tidak lama ibu dan bibi saya menyusul ke ruang karantina. Duh si ibu mah biasanya pake emosi nih masalah begini apalagi dengan penundaan ini kami akan mendapat kerugian finansial. Petugas kesehatan itu menyebutkan jika keadaan mendesak bisa meminta surat pengantar dari seorang dokter kulit, tapi waktu mepet, tinggal berapa menit lagi pesawat datang. Ya sudahlah saya ikhlas saja tidak terbang hari ini dan menghubungi atasan.
Dan akhirnya, boss mengizinkan saya memperpanjang izin namun saya harus mencari pengganti untuk mengajar kelas saya. Sedangkan masalah tiket saya mendapat refund sebesar 50% saja dan harus menambah 50% lagi untuk membeli tiket dengan jadwal baru tanggal 24 Agustus 2013.
Ya sudahlah menjadi nasib. Hikmahnya buat saya...
- Sakit itu musibah tidak bisa ditolak.
- Jangan memaksa tubuh yang masih belum pulih untuk berangkat karena bisa merugikan diri sendiri juga orang lain.
- Ada saatnya pekerjaan bukan yang utama dan pihak kantor harus mengerti, jangan selalu memaksa diri menjadi problem solver.
Well, benar-benar lebaran yang fantastik. Banyak cerita dan pengalaman yang didapat. Semoga perjalanan balik saya hari ini tidak tertunda hal apapun. Udah kangen Bandung dan segala hal di sana ^_^
Comments
Post a Comment