Skip to main content

CITA-CITAKU DARI MASA KE MASA

https://pixabay.com/users/jerrykimbrell10-612624/


Hm.. Tiba2 teringat buku Ainun & Habibie, dimana Pak Habibie banyak menceritakan karya-karya beliau untuk negara kita tercinta, RI. Ada hasrat menciptakan suatu karya seperti beliau dan bisa mempersembahkannya untuk negara. 

Bisakah saya? Sulit rasanya, apalagi saya tidak memiliki background pendidikan tinggi sekali seperti beliau, ditambah saya bukan dari bidang science. Bidang yang saya minati dan geluti sampai saat ini adalah language and education, khususnya Bahasa Inggris.

Entah mengapa saya sangat tertarik di bidang ini semenjak duduk di bangku SD. Di saat itulah saya pertama kali mengenal pelajaan Bahasa Inggris. Pertama kali belajar mengenai huruf dan angka. Saya merasa sangat tertarik untuk mempelajari lebih. Setiap belajar selalu bersemangat dan penasaran ingin tahu lebih. 

Semenjak itu mulailah saya hobi menambah kosakata dengan membaca buku pelajaran bahasa Inggris, mencari artinya dan mencoba mengingatnya. Sayangnya saya tidak berlatih bagaimana cara mengucapkannya dengan baik. 

Saat SD,


guru saya lebih menekankan pada penguatan kosakata dan penguasaan grammar. Mungkin karena itu, saya pun sangat tertarik dengan grammar. Bagi saya grammar seperti matematika, punya rumus, pasti dan menantang. Meskipun begitu, terkadang saya masih bingung juga untuk penggunaan grammar. Tetapi hal ini tidak mengurangi rasa cinta saya dengan bahasa Inggris, cie.


Saat SMP,


saya sempat pergi ke salah satu objek wisata di Yogya dan melihat seorang tour guide sedang menjelaskan sejarah Candi Borobudur dengan beberapa turis asing. 

Melihat itu dalam hati saya langsung berkata, "keren banget ni orang bisa ngomong dengan turis asing". 

Saya langsung berhasrat ingin menguasai bahasa Inggris agar bisa berkomunikasi dengan turis asing. Saya pun jadi bercita-cita untuk menjadi tour guide suatu saat nanti.

Menjelang SMA,


saya dan keluarga mengunjungi kota kelahiran ibunda, Bandung. Kami sempat melewati sebuah pusat perbelanjaan yaitu Jalan Cihampelas. Di jalan tersebut saya melihat sebuah PTS yang bernama STBA. Ibu saya langsung menuturkan PTS tersebut memiliki jurusan bahasa Inggris dan biasanya mahasiswa tingkat akhir akan melaksanakan magang di Bali. Saya langsung bertekad ingin kuliah di institusi tersebut, mempelajari bahasa Inggris lebih dalam dan menggapai cita-cita saya menjadi seorang tour guide.

Ternyata...


Cita-cita saya itu berubah..

Saat lulus dari SMA,


orang tua saya menyarankan untuk mengikuti SPMB (entah sekarang apa namanya). Dan nenek saya menyarankan untuk memilih jurusan pendidikan bahasa Inggris di UPI berdasarkan referensi teman beliau yang merupakan alumni jurusan tersebut.

Karena saya tidak tahu apa-apa dan manut-manut saja dengan saran orang tua, akhirnya saya memilih jurusan tersebut. Lucunya saya mengambil kelompok IPS pada saat SPMB, padahal saya mengambil kelas IPA saat SMA. 

Untuk pilihan keduanya saya mengambil jurusan Bahasa dan Sastra Inggris di UPI juga. Entah mengapa, saya tidak ada ketertarikan di jurusan IPA. Mungkin bahasa sudah menjadi ruh dalam diri saya, eaaa.

Alhamdulillah, 


Allah Swt memberikan saya kesempatan diterima di jurusan Pendidikan bahasa Inggris UPI. Semenjak itu berubahlah cita-cita menjadi seorang guru. Dan sekarang inilah saya, seorang guru bahasa Inggris.

Kembali ke pembahasan awal mengenai karya untuk bangsa, 


saya berhasrat untuk memberikan kontribusi bagi negara ini. Tapi apakah bisa dengan bidang yang saya cintai dan geluti saat ini? Andaikan bisa, apa, kapan, dimana, dan bagaimana saya bisa mewujudkan itu?

Kalaupun saya tidak bisa 


memberikan karya hebat seperti Pak Habibie dengan pesawatnya, saya berusaha bisa menjadi seorang guru yang baik. Memberikan ilmu bahasa ini pada siswa yang terlahir dengan hasrat besar dan berharap suatu saat siswa-siswa saya ini menyebar di berbagai bidang keilmuan dan mampu melahirkan karya-karya besar untuk negara. 

Ya itulah cita-cita saya saat ini. 


Mendidik generasi penerus bangsa untuk melahirkan karya besar.

Semoga Allah Swt mempermudah jalan saya.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ciri-ciri Pria yang Harus Diwaspadai

Image by Sammy-Williams from Pixabay Ladies, keinginan dicintai seorang pria adalah dambaan setiap wanita. Keinginan ini sangatlah wajar mengingat kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain terutama lawan jenis. Tetapi tidak lantas kita sembarangan mencintai atau terlena dengan rayuan gombal pria. Hati-hati banyak pria berbahaya di sekeliling kita yang ngobral cinta untuk memainkan kita dan bahkan ada yang untuk memanfaatkan cinta kita demi memuaskan nafsunya. Nah saya ingin berbagi beberapa ciri-ciri pria yang harus diwaspadai:  1) Terlalu banyak merayu  Wanita cenderung suka dipuji dan dirayu, baik itu mengenai penampilan fisik, kecerdasan, perilaku dan sebagainya. Oleh karena itu pria yang suka merayu cenderung mudah mendapatkan banyak wanita. Berhati-hatilah ladies dengan pria semacam ini. Jika ada yang mendekati anda dan dari awal sudah mulai memuji-muji anda lebih baik abaikan saja. Jangan takut disebut sombong.  2) Terlalu sering menceritakan betapa supernya dia 

Mengapa Kita Perlu Beragama?

Kenapa kita perlu beragama? Karena dengan adanya agama hidup kita lebih terarah. Semua ada aturan dan petunjuknya. Dari mulai ritual sampai keseharian pun ada. Dari mulai hubungan dengan Tuhan sampai dengan manusia bahkan makhluk lain. Kenapa terkadang agama terasa berat bahkan menghalangi kita? Sebenarnya tidak, agama ini datang untuk memudahkan kita. Semua yang ada dalam agama merupakan petunjuk yang haq dan ada manfaatnya. Semua yg ada adalah untuk kebaikan kita juga. Terkadang manusia memang mengikuti hawa nafsunya saja. Jikalaupun kita tak sanggup mengikuti yg di-syariatkan, agama takkan memberatkan. Tuhan tau kemampuan kita. Lakukan semampu kita. Siapakah petunjuk kita? Rasulullah Saw adalah petunjuk umat Islam.  Semua yang beliau lakukan dapat kita jadikan contoh. Jikalaupun ada yang tidak bersesuaian dengan zaman sekarang bukan berarti itu salah. Toh Rasulullah tidak pernah menyebutkan hadits yg melarang kita untuk mengikuti zaman. Mengikuti zaman itu seperti per

Sendiri? Siapa Takut?!

Saya suka memperhatikan status teman-teman di FB atau twitter tentang kegalauan dan kesendirian. Sendiri itu memang bikin galau dan galau itu biasanya karena sendiri he. Sendiri itu bisa karena memang lagi single atau bisa juga karena LDR. Yah sendiri itu memang tidak enak. Tapi apakah lantas harus diratapi? Tentu tidak.  Mari kita cari sisi positif sendiri sebanyak-banyaknya:  1) Free Yap sendiri berarti kita "bebas" untuk memutuskan hal dengan keinginan kita. Bebas untuk berencana tentang hidup kita. Bebas untuk bercita-cita. Pokoknya all about ourselves, no others.  2) Lebih memperhatikan diri Karena kita sendiri kita jadi lebih konsen dengan diri kita, mungkin dengan penampilan fisik ataupun kesehatan. Kita dapat merawat diri untuk penampilan fisik dan juga berolahraga untuk menjaga kesehatan.  3) Terhindar dari hal-hal terlarang Nah, buat teman-teman yang begitu menjaga diri, kesendirian adalah anugrah, karena dengan begini terhindar dari hal-hal terlarang seper