Skip to main content

Posts

Melawan Rasa Iri

Pernahkah teman2 merasa iri ketika melihat atau mendengar orang lain memiliki kenikmatan yang lebih dari kita? Saya pernah bahkan cukup sering. Mau tidak iri tapi tidak tau kenapa hati merasa begitu. Awalnya hanya perasaan tidak nyaman lama kelamaan mencemooh bahkan menjadi dengki. Astaghfirullah mengerikan jika dibiarkan. Gimana donk supaya rasa iri itu tidak hadir? Coba tips dari saya: 1. Berlindung pada Allah Swt ketika rasa iri itu muncul. Boleh jadi syetan berbisik agar kita iri dan berpikiran negatif terhadap orang lain. Jadi segera lawan dengan istighfar bahkan taawudz. 2. Berpikiran positif. Lawan rasa iri dengan pikiran positif tentang orang tersebut. Beliau memperlihatkan keberhasilannya boleh jadi bukan karena ingin pamer tapi beliau ingin kita termotivasi juga. 3. Mendoakan orang tersebut. Ketika muncul rasa iri di hati segera doakan yang bersangkutan agar apa yang ia miliki itu berkah. Insya Allah doa untuk orang lain tanpa ia ketahui akan di-amini malaikat agar

Kau Tak Sendiri

Ada yang ditakdirkan memiliki orangtua baik. Ada juga yang tidak seperti Nabi Ibrahim a.s. Ada yang ditakdirkan memiliki pasangan yang baik. Ada juga yang tidak seperti Nabi Luth a.s. dan Asiyah (Istri Fir'aun). Ada yang ditakdirkan memiliki anak-anak sholeh sholehah. Ada juga yang tidak seperti Nabi Nuh a.s. Ada yang ditakdirkan memiliki saudara-saudara yang baik. Ada juga yang tidak seperti Nabi Yusuf a.s. Ada yang ditakdirkan memiliki orangtua lengkap hingga usia tua. Ada juga yang semenjak kecil sudah yatim piatu seperti Rasullah saw. Dari cerita-cerita orang terdahulu mengajarkan kita bahwa apa dan siapa yang ada di sekeliling kita bisa menjadi anugrah atau ujian. Boleh jadi diri kita yang mendapat ujian, atau justru diri kitalah yang menjadi ujian bagi orang lain. Keluarga bisa menyayangi dan melindungi, namun bisa juga mengabaikan dan menyakiti. Keluarga boleh jadi berharga, namun yang lebih berharga adalah keimanan dan ketakwaan pada Allah Swt. Jika kita pernah iri, kenap

Wahai Anak Lelakiku

Wahai anak lelakiku, Jagalah pandanganmu dari menatap wanita yang bukan hakmu Jagalah mulutmu dari godaan untuk merayu wanita walau kau mampu melakukannya Jagalah hatimu dari perasaan yang tidak pada waktu dan tempatnya Jagalah tanganmu dari menyentuh yang bukan seharusnya Jagalah pikiranmu dari membayangkan yang tak sepantasnya Dan jagalah seluruh bagian dirimu dari api neraka  Wahai anak lelakiku,  Jadilah pria yang mampu menjaga diri  Jadilah pria yang mampu menghormati dan menghargai wanita terutama pasanganmu kelak Jadilah pria teladan dan andalan terutama untuk anak-anakmu kelak Jadilah pria yang mampu memberi manfaat bagi masyarakat Jadilah pria yang takut Allah dan meneladani Rasulullah Dan jadilah pria yang tetap berbakti pada orangtuamu terutama ibu

Wahai Anak Perempuanku

Wahai anak perempuanku... Sekarang kau sudah menginjak masa remaja Ibu tau kau mulai tertarik dengan satu dua lawan jenis  Mungkin karena parasnya, sikapnya, kecerdasannya, apapun itu Jatuh cinta menyenangkan bukan? Ibu tau rasanya Silahkan anakku kau jatuh cinta Namun jangan tambatkan hatimu untuknya sebelum waktu yang tepat Cukup hanya kagum saja dan jangan diumbar Kagumlah pada ia yang memang berkualitas Kagumlah pada ia yang membuatmu semakin mengingat Allah, bukan menjauhkan dari Allah Ia yang tak mau mendekatimu Ia yang tak mau menggodamu Ia yang tak mau menyentuhmu Ia yang tak mau memilikimu Sampai waktunya tiba dan benar-benar tepat Bersabarlah wahai anakku Laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik begitu juga sebaliknya Ibu yakin kau adalah anak ibu yang baik dan mampu memilih yang baik untukmu Buktikan pada Ibu di saat itu tiba #remaja #nasihatuntukremaja #nasihatremaja #cinta #jatuhcinta #cintapertama #firstlove #teens #teenagers

Ketika Kita Merasa Rezeki Kita Kurang

Ketika kita selalu merasa rezeki kita kurang, maka ingatlah di luar sana... Ada yang tidak punya makanan untuk hari ini. Ada yang tidak punya tempat untuk berteduh. Ada yang merasa tidak aman karena bencana alam, perang, atau konflik lainnya. Ada yang sedang dalam keadaan sakit yang tak kunjung sembuh. Ada yang sudah tidak memiliki orangtua dan hidup sendiri. Ada yang tinggal di keluarga tak menentramkan. Ada yang tak memiliki pakaian layak. Ada yang tak bisa beribadah dengan tenang. Ada yang dililit utang. Dan sebagainya. Cobalah kita renungkan sejenak nikmat Allah yang sudah diberikan pada kita, pasti jauh lebih banyak dari apa yang kita harapkan akan diberi. Allah lebih tau apa yang kita butuhkan daripada apa yang kita inginkan.

Beberapa Tipe Anak

✓ Baik Agamanya, Baik Akhlaknya Anak seperti ini adalah idaman para orangtua. Ibadahnya rajin, rajin juga berbakti pada orangtua dengan perilakunya yang baik dan senang memberi kemudahan baik secara tenaga, pikiran, dan finansial. ✓ Baik Agamanya, Buruk Akhlaknya Anak rajin beribadah, rajin ikut kajian tapi tidak selaras dengan perilakunya. Biasanya ia sering membebani orangtua baik dengan pikiran, tenaga, bahkan finansial. Boleh jadi ini disebabkan pemahaman agamanya masih kurang atau kesalahan orangtua mendidik, sehingga semakin dewasa bukannya semakin mandiri malah masih bergantung pada orangtua, meskipun sudah memiliki pasangan, anak, bahkan cucu. ✓ Buruk Agamanya, Baik Akhlaknya Ada anak yang baik perilakunya, sering membantu, namun belum mau menjalankan kewajiban agama. Sering memberi dan membantu orangtua namun tidak rajin sholat. Tentunya hal ini menjadi pikiran juga untuk orangtua yang paham agama. Karena boleh jadi anak seperti ini tidak mendoakan orangtua karena menin

SEBUAH SURAT UNTUK GURU ANAKKU

Kepada Bapak/Ibu Guru yang saya hormati, Saya adalah orangtua murid dari siswa baru di kelas anda. Saya mengantarkan anak saya ke sekolah semata-mata agar ia bisa mengenal dunia luar yang berbeda dari rumah dan lingkungan di sekitarnya. Sebagai orangtua saya berharap anda senantiasa membimbing anak saya untuk mengenal dunia itu. Mungkin ia tidak antusias dengan pelajaran yang anda berikan karena ia belum paham makna belajar. Mungkin ia tidak aktif berpartisipasi karena ia belum memiliki dasar pengetahuan sebelumnya. Mungkin ia lambat memahami pelajaran yang anda berikan karena keterbatasan akalnya. Mungkin ia akan melanggar peraturan karena ia belum mengerti fungsinya. Mungkin ia akan bersikap kurang sopan karena ia belum tahu bahwa sikapnya tidak baik. Mungkin ia akan berselisih dengan temannya karena ia belum memahami perasaan orang lain. Mungkin ia akan banyak menguji kesabaran anda dengan tutur maupun sikapnya. Sebagai orangtua murid anda saya hanya berharap anda senanti