#30HBC2116 #30HariBercerita @30haribercerita #30HBC21Badai
Selepas menunaikan sholah subuh Mita mendengar bunyi sesuatu menghantam lantai. Bunyi itu terus berlanjut beberapa menit.Mita segera keluar dari kamar.
"Ada apa, Mik? tanyanya khawatir.
Ia melihat meja kerja Miki sudah kosong dan barang-barangnya sudah berserakan di lantai. Beberapa terlihat hancur.
Miki tak menjawab, nafasnya memburu dan tangannya mengepal.
Mita sudah menduga pasti ada masalah. Setelah hampir setahun menikah dengan Miki, ia sudah tau tabiat suaminya ketika sedang marah, melempari barang hingga hancur.
Mita tidak bertanya lagi. Ia biarkan Miki menenangkan diri. Mita pun melepas mukena yang masih ia kenakan dan menuju dapur menyiapkan sarapan.
Setelah sarapan siap, Mita melihat Miki masih diam termenung di depan meja kerjanya.
"Mik, makan dulu," tegur Mita. "Marah kan perlu tenaga," sambungnya tersenyum.
Miki pun bergegas menuju meja makan sederhana yang terletak di sudut ruang tamu.
"Ada apakah?" Mita memberanikan diri bertanya di sela-sela sarapan.
Miki masih tak mau menjawab. Mita merasa cemas namun ia tak berani mengejar jawaban.
Miki meletakkan sendoknya di piring yang sudah bersih.
"Mit, maafkan aku," ucapnya kemudian dengan nada suara yang berat.
"Kamu salah apa?" heran Mita.
"Aku menghilangkan uangmu, Mit," ungkapnya.
"Apa maksudmu, Mik?"
"Uang kontrakan yang kamu pinjamkan untuk pembelian barang ke supplier baruku hilang, ternyata dia penipu," geram Miki.
Mita terperanjat. "Koq bisa?"
"Aku salah, aku ngga cek dulu. Aku tergoda dengan barangnya yang murah. Ah ternyata!"
Mereka pun sama-sama terdiam. Badai amarah berkecamuk di hati Miki. Ia murka dengan kebodohan dirinya. Sedangkan Mita bingung harus bagaimana. Bulan depan mereka harus segera bayar kontrakan. Sedangkan uangnya lenyap tak bersisa.
Mita melingkarkan tangannya di pinggang Miki tanpa bersuara. Miki mendekapnya erat menyambut energi menenangkan dari sang istri.
"Istighfar, Mik. Semoga yang hilang diganti Allah dengan yang lebih baik," ucap Mita pelan.
Miki tak menyahut. Ia tau Mita sedang berusaha menghibur. Merekapun tetap berpelukan dengan perasaan yang masih berkecamuk. Entah badai apa yang akan terjadi lagi nanti.
Comments
Post a Comment