Miki dan Mita (Part 13)

 


#30HBC2125 #30HariBercerita @30haribercerita

"Mita koq lama banget sih? Kita kan ngejar akadnya," gerutu ayah di mobil.

"Mungkin ngantri di kasir, lihat aja banyak pengunjungnya," jawab Mas Adi sekenanya.

Di luar Mita berjalan secepat mungkin menghindari Budi yang terus mengikuti.

"Mit, dengar aku sebentar," pinta Budi.

Apa sih maunya ni orang, gerutu Mita dalam hati.

Mita terhenti dan menyadari bahwa ia tidak menemukan mobil Mas Adi.

"Mit, kamu tinggal di sini sekarang?" Budi masih saja di sana.

"Ngga," jawab Mita ketus.

"Trus kamu ngapain di sini?"

Sebelum Mita menjawab sebuah mobil berhenti di depannya. Jendelanya terbuka.

"Mit, maaf tadi mobil kita ngehalangin orang mau parkir jadi Mas mutar balik dulu," tutur Mas Adi.

Mita segera membuka pintu dan masuk tanpa berpamitan pada Budi.

Budi tercenung melihat Mita berlalu.

"Siapa cowo itu Mit? Kayaknya dia merhatiin mobil kita," tanya Miki curiga.

"Ngga tau siapa," jawab Mita pendek. "Nih, minumannya," tukasnya kemudian sambil menyodorkan minuman lemon.

Merekapun tiba di lokasi tepat saat prosesi akad akan dimulai.

"Mit, siapa cowo tadi?" tanya Miki lagi sambil berjalan menuju sebuah masjid tempat akad berlangsung.

"Ngga tau," jawab Mita cuek.

"Aku merasa ada sesuatu," ucap Miki pelan.

Ah, dia selalu bisa menebak apa yang aku pikirkan, batin Mita.

Setelah prosesi akad selesai dan dilanjutkan dengan resepsi, Mita dan Miki memilih untuk duduk di bangku yang terletak di pojokan. Ayah dan bunda serta Mas Adi asyik mengobrol dengan kerabat yang berkumpul.

"Adakah yang mau diceritakan?" tanya Miki lagi.

Mita menarik nafas dan menghembuskannya perlahan.

"Hm, dia mantanku," jawab Mita berat.

"Oh," respon Miki. "Dia tinggal di Bekasi?"

"Aku ngga tau, kebetulan aja ketemu tadi. Dia ngajak aku ngobrol terus tapi aku cuekin," tutur Mita.

"Gimana rasanya ketemu mantan?" goda Miki.

"Biasa aja," jawab Mita cuek.

"Entahlah apa maksud Tuhan mempertemukan kalian lagi, yang pasti kamu harus memaafkan dia, Mit," nasihat Miki seraya menggenggam tangan Mita.

Bayangan masa lalu yang menyakitkan kembali menyeruak.

Aku memaafkanmu, selamat tinggal, batin Mita dan bayangan itu berangsur-angsur menghilang.

Comments