#HBC2101 #30HariBercerita @30haribercerita
-Pengantin Kelaparan-
"Saya terima nikahnya Mita Rahmania binti Ahmad Syaifudin dengan seperangkat alat sholat dan perhiasan emas seberat 5 gram dibayar tunai."
Dengan sekali ucapan ijab kabul maka resmilah Miki dan Mita dalam ikatan pernikahan.
Mita tak kuasa menahan haru karena akhirnya ia kembali dipersunting seorang pria setelah menjanda 3 tahun. Ada rasa bahagia membuncah di dadanya, namun di sisi lain ada perasaan takut menghantui. Akankah pernikahan kedua ini membawa bahagia?
Miki tak tahu harus berbuat apa melihat mempelai wanitanya meneteskan air mata. Ia sendiri tidak sepenuhnya lega dengan menikah. Ia sadar bahwa penghasilannya yang masih belum menentu pastinya tidak akan cukup membiayai pernikahan. Namun, ia yakin pasti ada jalan.
Biarlah hari ini ia dan Mita menikmati hari bahagia ini.
Dikecupnya kening Mita dengan penuh mesra di hadapan para saksi dan tamu.
"Semoga ini menjadi yang pertama dan terakhir," ikrarnya dalam hati.
Resepsi dimulai, tamu berdatangan. Miki dan Mita hanya bisa memandang hidangan menggiurkan dari pelaminan. Mereka tak sempat mencicipi sedikitpun karena sibuk menyambut tamu yang memberi selamat dan berfoto.
"Kamu lapar ya?" tegur Miki pada Mita yang terus melirik ke stand zupa-zupa.
Mita terkekeh mendengarnya.
"Sabar, dua jam lagi selesai," Miki menyabarkan seraya mengelus tangan Mita.
Selepas resepsi selesai, hidangan tak bersisa. Raut Mita kecewa karena tak bisa mendapatkan zupa-zupa favoritnya.
"Masih ada makanan lain kali," seloroh Miki menghibur.
"Sedih ya, kita yang punya hajat, tapi kita yang ngga kebagian," omel Mita sambil memajukan kedua bibir.
"Ah kamu!" balas Miki diiringi tawa.
---
Fakta #pernikahan apa yang kamu dapat dari kisah pendek ini?
Tulis di komen ya 😉
***
#HBC2102 #30HariBercerita @30haribercerita
-Malam Pertama Gagal-
Usai berganti pakaian, Miki dan Mita berpamitan pada keluarga menuju penginapan untuk menikmati malam pertama mereka.
Resepsi yang cukup mengurus tenaga ditambah perjalanan yang panjang membuat mereka kelelahan. Sesampai di kamar hotel, Miki dan Mita segera melepaskan penat sambil mengecek ponsel yang sedari tadi tersimpan.
5 menit, 30 menit, 1 jam.
"Sepertinya aku mau mandi duluan," Miki akhirnya buka suara.
Mita tersadar mereka terlalu asyik dengan ponsel masing-masing.
Sebenarnya Mita merasa agak gugup berduaan di kamar dengan pria yang baru saja dinikahinya. Meskipun ia sudah pernah menikah sebelumnya, tetap saja rasa itu ada.
Miki baru saja keluar dari kamar mandi. Aroma sabun tercium dari tubuhnya.
"Sepertinya aku mandi juga," cetus Mita seraya bergegas mengambil pakaian ganti dan handuk.
Mita menghabiskan waktu sangat lama di kamar mandi. Miki merasa khawatir. Ia pun mengetuk pintu kamar mandi.
"Mita, kamu ngga apa-apa?" tanyanya.
Tidak ada jawaban dari dalam.
"Mita!" panggilnya lagi lebih keras.
Tak lama gagang pintu bergerak dan pintu terbuka. Raut wajah tak bersemangat dengan mulut cemberut muncul.
"Kamu kenapa?" tanya Miki khawatir.
"Hm, aku... dapet," jawabnya gugup.
Miki tergelak. "Ya ampun, kukira ada apa. Ya udahlah".
"Aku ngga bawa pembalut, kamu bisa beliin?"
"Apa?"
"Aku ngga bawa pembalut tolong beliin di warung atau toko dekat sini," ulang Mita.
"Aku harus bilang apa?"
"Ya bilang aja mau beli pembalut Laura, kalau di toko tinggal ambil, trus bayar."
"Hm, baiklah. Uangnya mana?"
"Kamu ngga punya uang?"
"Baiklah."
"Ingat ya mereknya Laura," tegas Mita.
Miki pun pergi dengan kepala yang masih kebingungan sambil komat-kamit mengingat nama merek pembalut.
Fakta #pernikahan apa yang kamu dapat dari kisah pendek ini?
Tulis di komen ya 😉
***
#HBC2103 #30HariBercerita @30haribercerita
-Malam Pertama Gagal 2-
"Nih, pembalutnya," Miki menyelipkan bungkusan di pintu kamar mandi yang terbuka.
"Koq lama banget sih?" protes Mita.
"Di warung dekat sini habis, jadi aku jalan ke mart dekat perempatan," papar Miki.
Ngga lama pintu kamar mandi dibuka lagi.
"Ih bukan ini tau merek yang aku maksud," lagi-lagi Mita protes.
"Emang pengaruh beda merek?"
"Aku tu suka gatel sama merek ini."
"Trus gimana?"
"Ya udahlah. Makasih."
Malam pertama dilalui dengan saling diam. Hanya suara televisi yang meramaikan.
"Koq kamu diam aja?" Akhirnya Mita buka suara.
"Aku harus ngomong apa?" Miki balik bertanya.
"Apa kek?"
"Aku bukan orang yang pinter ngomong, kamu kan udah tau."
"Aku liat wallpaper hapemu gambar anime, kamu suka anime?" tanya Mita sekenanya.
"Iya."
"Tapi koq seksi gitu gambarnya?"
"Kan cuma kartun."
"Ih tapi kan ngga enak aja dilihatnya."
"Kamu ngga suka?"
"Hm. Sudahlah aku males ngomong."
5 menit. 15 menit dalam keheningan.
"Aku tidur aja," cetus Mita seraya merebahkan diri dan memunggungi Miki yang tak juga bergeming.
"Mita,"
"Hm."
Dengan malas Mita membalikkan badannya dan disambut oleh kecupan hangat di bibirnya. Ada sensasi listrik menyengat di sekujur tubuhnya. Hanya sekian detik, Miki pun melepaskan bibirnya. Semburat merah jambu muncul di pipi keduanya. Keduanya saling menatap sekian detik dan tak lama sama-sama mengalihkan pandangan sambil meredakan detak jantung yang berderu.
"Maafkan aku, Mit," ujar Miki pelan.
"Kenapa harus minta maaf?"
"Sepertinya aku membuatmu kesal hari ini."
"Aku hanya lelah," jawab Mita.
"Begitukah?"
Mita mengangguk. Mereka terdiam lagi.
"Bolehkah aku menyentuhmu?" tanya Miki pelan.
Mita menjawab dengan memberi kecupan yang lebih dalam dan lama.
Fakta #pernikahan apa yang kamu dapat dari kisah pendek ini?
Tulis di komen ya 😉
***
#HBC2104 #30HariBercerita @30haribercerita #BukanPernikahanNegeriDongeng
-Suami Ngga Peka-
Sebulan sudah Miki dan Mita menjalani biduk rumah tangga. Keromantisan masih ada, namun Miki tak juga kunjung memberi nafkah. Karena Mita bekerja ia masih memiliki uang untuk belanja. Tapi ada ketidaknyamanan dalam hatinya.
'Koq Miki ngga ngasih uang belanja sih? Bukannya dia punya penghasilan dari usaha toko online-nya?' tanya Mita dalam hati.
Ingin menanyakan langsung, tapi ada rasa sungkan. Akhirnya terus dipendam. Mita teringat bagaimana dulu sikap mantan suaminya yang tak jauh beda, tak menafkahi. Lukanya kembali terbuka hingga tanpa sadar ia meneteskan air mata merasakan kepedihan itu.
"Kamu kenapa?" tiba-tiba Miki sudah berada di sebelahnya dengan wajah yang heran.
Buru-buru Mita menyeka air mata yang masih mengalir.
"Ngga apa-apa, ini bawangnya bikin mata pedih," jawab Mita segera, tak ingin Miki tahu apa yang terjadi.
"Bawang? Kamu lagi motong wortel."
Mita langsung mengarahkan netranya pada talenan di hadapannya.
"Eh, iya, wortel," jawabnya malu.
"Apakah ada sesuatu?" selidik Miki.
"Ngga koq," tepis Mita.
"Kamu yakin?" Miki menatap Mita lebih dekat. Pandangannya menembus bola mata Mita yang mulai berkaca-kaca.
Tak lama tangis Mita pecah. Miki segera memeluknya erat.
"Kalau ada sesuatu ngomong aja, jangan disimpan," ucap Miki pelan.
Mita pun menumpahkan kegundahannya sambil sesekali menyeka air matanya.
"Mita, dengarkan aku. Aku ini orangnya memang kurang peka terhadap situasi. Apalagi kita baru tinggal bersama. Plis, kalau ada yang bikin kamu ngga hepi, bilang, jangan disimpan aja."
Mita tak menyahut.
"Maafkan aku, Mita."
Miki kembali memeluk sang istri dengan lebih erat.
"Maafkan aku juga, Miki. Tapi kamu akan ngasih uang belanja kan?" tuntutnya.
"Iya, iya," jawab Miki terkekeh.
---
Lagi, kasih komen donk fakta #pernikahan apa yang kamu dapat dari kisah pendek ini?
***
#HBC2105 #30HariBercerita @30haribercerita #BukanPernikahanNegeriDongeng #MikidanMita
-Istri Pelupa-
"Aku berangkat ya," pamit Mita seraya mencium tangan Miki.
"Ngga ada yang ketinggalan?" tanya Miki.
"Sepertinya sih ngga."
Miki memandang istrinya lebih seksama, "Kamu ngga pakai kacamata?"
Mita meraba wajahnya, "eh iya lupa."
Mita pun segera melangkah menuju tempat ia biasa meletakkan kacamata. Meskipun matanya sudah minus tiga, Mita enggan memakai ketika di rumah. Males, alasannya. Setiba di rumah, kacamatanya diletakkan begitu saja.
"Kamu liat ngga kacamataku?" tanyanya kemudian, "terakhir aku taroh di sini," sambungnya.
"Coba cari yang bener," sahut Miki gemas.
"Udah."
"Bukan di situ kali narohnya."
"Di sini koq. Duh bentar lagi mau ngajar nih, entar muridku nungguin," Mita mulai panik.
Miki segera masuk ke kamar tidur.
"Kamu koq bukannya bantuin malah masuk kamar?" omel Mita.
Tak lama Miki keluar.
"Nih," tukasnya seraya memberikan benda yang dicari.
"Eh, di kamar ya bukan di meja tv," Mita terkekeh.
"Kamu kan pelupa," tukas Miki makin gemas.
"Hehe iya sih," balasnya tersipu.
"Asal jangan lupa suami aja," goda Miki.
"Ngga lah, eh aku berangkat dulu ya, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam," jawab Miki sambil menatap sang istri yang buru-buru mengambil helm, kunci motor dan berlalu bersama motornya.
---
Adakah fakta #pernikahan yang bisa anda pelajari dari kisah ini? 😉
***
Comments
Post a Comment