Mengenang Bapak (Part 26)

Dua tahun saya tidak mudik ke Sampit dan tidak bertemu langsung dengan Bapak. Hal itu disebabkan saya hamil anak kedua. Alhamdulillah pada Idul Fitri 2019 lalu Bapak bersedia mengambil izin lebih lama dari kantor untuk mengunjungi kami.


Jujur saya kangen sekali dengan Bapak. Rasanya ingin memeluk beliau saat tiba di rumah kami, namun ada rasa segan. Kami dekat secara emosional, namun untuk menunjukkan cinta secara fisik itu rasanya sungkan.

Selama di Bandung kami menghabiskan waktu bersama sekeluarga. Mengunjungi kerabat, tempat wisata, pusat perbelanjaan, hingga berfoto keluarga.

Meskipun terlihat bahagia, namun sebenarnya Bapak terlihat kurang fit. Tubuh beliau lebih ramping dari sebelumnya karena gigi beliau mulai tidak berfungsi dengan baik. Ada rencana ingin mengganti gigi setelah lebaran.

Selama di Bandung Bapak banyak mengobrol juga dengan kami. Beliau menceritakan permasalahan kantor yang semakin membebani. Beliau ingin segera berhenti bekerja, namun masih harus mempersiapkan banyak hal.

Bapak juga menuturkan usia beliau sudah 57 tahun. Jika mengikuti Nabi Muhammad tinggal 6 tahun lagi saja di dunia ini. Beliau berpesan pada kami anak-anaknya agar bisa hidup lebih mandiri.

Pada adik saya beliau berpesan jika Bapak meninggal tolong diuruskan fardu kifayahnya. Bapak sudah membayar lunas iuran setahun fardu kifayah di masjid dekat rumah, namun beliau ingin adik saya yang mengurus segala sesuatunya jika beliau wafat.

Di keluarga saya membicarakan kematian bukanlah hal tabu, sehingga kami tak menyadari bahwa itu adalah sebuah pertanda.

@30haribercerita #30haribercerita #30HBC2029 #MengenangBapak #BapakSiagiannor

Comments