Mengenang Bapak (Part 23)

Sehari setelah ulang tahun ke-1 anak saya, kami mendapat kabar duka salah seorang sepupu meninggal dunia. Sepupu yang sudah saya anggap kakak sendiri karena beliau sempat tinggal di rumah kami saat sekolah di SMA dan setelah lulus kuliah. Beliau juga yang menjodohkan saya dengan suami.

Wafatnya beliau bukan berita yang mengejutkan karena sebelumnya beliau menderita sakit. Sakit beliau dimulai semenjak hamil anak ke-3 dan semakin sering kambuh setelah melahirkan. Pola makan yang tidak teratur mengakibatkan beliau sering menderita maag, kelelahan, dan berujung pada penyakit tipes.

Namun yang membuat kami lebih prihatin bukanlah penyebab kematian beliau, melainkan banyaknya tragedi yang harus beliau hadapi semasa hidupnya hingga menjelang ujung usianya.

Seperti yang saya takutkan, pernikahan beliau yang tergesa-gesa dengan suami kedua tidak berakhir indah. Yang saya ketahui beliau sering bertengkar masalah ekonomi dan keluarga.

Saya maklum karena sepupu saya membawa dua anak dari suami sebelumnya dan suami kedua beliau membawa tiga anak dari pernikahan sebelumnya. Penghasilan dari suami tidak cukup untuk membiayai 6 anak, sehingga sepupu saya harus mencari nafkah karena mantan suaminya tidak bertanggungjawab pada anak-anaknya.

Suami kedua beliau kurang setuju beliau bekerja namun tidak mampu pula memenuhi kebutuhan beliau dan anak-anaknya. Pertengkaran demi pertengkaran terjadi, hingga sang suami kedua dengan tega menjatuhkan talak di saat beliau berjuang melawan sakitnya.

Di sisi lain semasa hidup beliau harus menghadapi permasalahan dari sisi ibu dan ayahnya. Setelah bercerai dengan ayahnya, sang ibu menikah lagi dan memiliki anak. Begitu pula dengan ayahnya. Ayah Ibu hanya seperti pelengkap akta kelahiran saja. Kasih sayangnya terasa semu namun terus membebani dengan permasalahan.

Saya tidak sempat melihat beliau untuk terakhir kalinya, karena keterlambatan kami datang sebelum pemakaman. Namun saya melihat foto jenazah beliau tersenyum lega. "Selamat jalan teteh, kami bahagia akhirnya lepas sudah penderitaanmu, Allah akan memberimu tempat dan kehidupan yang lebih baik di sana".

@30haribercerita #30haribercerita #30HBC2025

Comments