Bapak dan Ibu lega anak perempuannya sudah memiliki pendamping lagi. Kebahagiaan semakin lengkap setelah kelahiran cucu pertama di akhir tahun 2014. Ibu rela meninggalkan Bapak sekitar 5 bulan demi mendampingi saya melahirkan dan mengurus anak.
Setelah ibu kembali ke Sampit, Bapak terlihat agak kurusan. Ibu mengajak Bapak cek ke laboratorium karena dikhawatirkan mengidap penyakit tertentu, namun Bapak enggan. Beliau takut dengan jarum suntik.Semakin hari Bapak semakin kurus dan sesekali nampak lemas. Suatu hari seorang teman datang ke rumah ingin menggunakan jasa jahit Ibu. Teman tersebut berprofesi sebagai perawat. Melihat Bapak yang agak kurus beliau berkomentar "bu, Bapak kenapa kurus? Coba dicek takutnya diabet".
Ibu segera menyampaikan pesan teman tersebut pada Bapak. Alhamdulillah Bapak bersedia dipaksa ke lab untuk dicek gula darahnya. Dan ternyata gula darah Bapak sangat tinggi sekitar 300 lebih. Bapak positif mengidap diabetes.
Semenjak itu Bapak rajin mengecek gula darah setiap hari dan menjaga pola makan. Qadarullah Bapak suka makanan manis dan memang hobi makan, ditambah lagi saat ditinggal ibu tidak ada yang mengontrol makanan, sehingga terjadi penumpukan gula di tubuh Bapak. Selain harus mengonsumsi obat, Bapak juga harus menyuntikkan insulin ke tubuhnya setiap hari.
Setiap bulan Bapak mengecek gula darah ke lab dan memeriksakan diri ke dokter internis. Per tiga bulan beliau memeriksakan perjalanan gula darah yang disebut HbA1c. Di awal mengidap penyakit ini, hasil HbA1c Bapak tidak normal. Namun dengan kedisplinan Bapak meminum obat, cek ke dokter, hingga mengubah pola makan, Bapak berhasil menormalkan gula darah harian dan per tiga bulannya. Meskipun begitu, tubuh Bapak tidak bisa seperti dulu lagi, pola makanan dan gaya hidup harus tetap dijaga.
@30haribercerita #30haribercerita #30HBC2023 #MengenangBapak #BapakSiagiannor
Comments
Post a Comment