Mengenang Bapak (Part 21)

Setelah perpisahan, saya lebih fokus ke pekerjaan sembari mencoba peruntungan mengejar beasiswa untuk studi lanjut. Namun ibu tidak merestui keinginan saya untuk pergi ke negeri tetangga. Qadarullah doa ibu diijabah Yang Maha Kuasa, saya gagal.


Hati kosong itu tidak nyaman, ferguso. Berusaha membuka hati kembali, namun pria-pria yang datang sepertinya hanya iseng. Sempat berkenalan dengan duda beranak dua hingga sudah diperkenalkan ke orangtua, ternyata belakangan baru diketahui beliau adalah suami orang. Subhanallah.

Ingin tidak mengurusi masalah asmara lagi. Biarlah saya sendiri menikmati dunia ini. Namun orangtua terutama ibu ingin anak perempuannya segera menikah dan berkeluarga agar lebih terjaga.

Sempat pula ingin ikut perjodohan di komunitas pengajian, namun Ibu tak menyetujui karena beliau khawatir anaknya akan berubah. Apalah saya ini, ikuti kemauan orangtua saja.

Lelah... Lelah hati ini...

Akhirnya di penghujung 2012, seorang sepupu mengenalkan saya pada salah satu teman prianya. Kami berteman dan menceritakan harapan satu sama lain. Lama kelamaan merasa cocok dan kami memutuskan untuk melanjutkan hubungan ke jenjang lebih serius.

Akhirnya, di Awal 2014 Bapak menikahkan saya dengan pria tersebut. Bapak pula yang mengisi khutbah nikahnya atas permintaan saya. Pernikahan diwarnai suasana haru. Saya yang jarang menangis tak sanggup meneteskan airmata karena kembali menjadi seorang istri.

You're not the first, but I hope you'll be the last.

@30haribercerita #30haribercerita #30HBC2023 #MengenangBapak #BapakSiagiannor

Comments