Mengenang Bapak (Part 16)

Kekhawatiran ibu semakin nyata, pendapatan Bapak semakin berkurang seiring banyaknya karyawan yang di-PHK. Bapak Ibu memutuskan mulai membuka usaha sebelum Bapak benar-benar diberhentikan. Karena Bapak masih sibuk dan kami masih bersekolah, Bapak meminta bantuan saudaranya yang mengelola. Namun bukannya untung, malah buntung karena terus-terusan dimintai biaya ini itu.

Memasuki 2003, Bapak akhirnya mendapat giliran PHK. Dengan pesangon yang didapat Bapak Ibu melunasi kredit rumah dan pergi haji. Di satu sisi sedih, namun di sisi lain Bapak Ibu bersyukur bisa mendapat kesempatan naik haji. Jika tidak di-PHK Bapak biasanya tidak mau izin kerja. Beliau sangat giat dan bertanggungjawab dalam hal pekerjaan. Hal inilah yang kami teladani dari beliau.

Setelah menunaikan ibadah haji qadarullah Bapak mendapatkan tawaran kerja di tempat lain atas rekomendasi atasan di perusahaan sebelumnya. Namun beliau harus memulai dari bawah lagi yang artinya pendapatan tidak sebanyak sebelumnya. Di sisi lain saya akan kuliah di Bandung dan membutuhkan banyak biaya.

Orang-orang mengira keluarga kami selalu berkecukupan karena Bapak ibu tidak menceritakan kesusahan. Ada saja orang yang meminta bantuan di tengah kesulitan kami. Namun Bapak Ibu tetap berusaha membantu semampunya. Karena Bapak Ibu percaya jika kita membantu kesulitan orang lain maka Allah pun akan membantu kesulitan kita.

@30haribercerita #30haribercerita #30HBC2016 #MengenangBapak #BapakSiagiannor

Comments