Semenjak berobat dengan datuk Bapak kembali normal. Beliau kembali menyayangi kami seperti semula bahkan lebih sebagai kompensasi kesalahan beliau.
Ada malam tertentu dimana orangtua saya belajar dengan datuk melalui perantara "orang pintar" itu. Datuk memberikan pelajaran agama dan menjawab pertanyaan yang diajukan.Belajar dengan makhluk lain tentunya ada konsekuensinya. Setiap sore kami harus menyediakan air putih, susu, dan kopi yang diletakkan di sebuah nampan di meja dapur. Selain itu kami juga harus menyalakan dupa. Esok paginya gelas yang berisi minuman tadi telah kosong pertanda telah ada yang meminumnya.
Hal-hal aneh lainnya, datuk memberikan banyak jimat bertulisan Arab. Jimat itu ada yang harus dipakai di badan, ditempel di rumah, atau diletakkan di suatu tempat. Hal tidak nyaman lainnya adalah "orang pintar" itu jadi memanfaatkan kami, ada saja permintaannya mulai hal kecil hingga besar.
Lama-kelamaan Bapak dan Ibu merasa tidak nyaman dan tenang berteman dengan seorang jin. Bapak meminta nini mencarikan guru agama yang lain, yang tidak menggunakan klenik.
Nini mencoba bertanya ke guru di pengajian beliau dan alhamdulillah beliau bersedia mengajari orangtua saya secara privat. Bapak mengajak keluarganya untuk mengaji bersama namun tidak ada yang tertarik. Sehingga pengajian bersama guru tersebut hanya dihadiri oleh orangtua saya dan sepupu yang ikut tinggal di rumah.
@30haribercerita #30haribercerita #30HBC2012 #MengenangBapak #BapakSiagiannor
Comments
Post a Comment