Tiba-tiba saya membuka mata kembali dan menangis. Bapak segera menyerahkan saya kepada ibu untuk disusui. Bapak Ibu begitu lega anaknya masih diberi kesempatan hidup.
Hidup kembali berjalan. Namun Ibu merasa tidak bahagia dengan lingkungan keluarga. Ada saja ipar yang iri ketika kai memberikan bantuan pada Ibu dan Bapak. Ibu memohon pada Bapak untuk pulang ke Bandung saja dan memulai hidup di sana. Dengan berat hati Bapak melepaskan istri dan anaknya ke pulau sebrang.Apa yang kita inginkan belum tentu sesuai dengan yang Allah takdirkan. Begitu pula yang terjadi pada kami. Bapak diangkat menjadi kepala accounting di kantornya dan mendapatkan kenaikan gaji. Bapak mengirim surat pada Ibu agar kembali ke Sampit. Ibu merenung panjang karena cemas menghadapi lingkungan keluarga yang tak baik bagi emosi. Akhirnya beliau memutuskan bersedia kembali namun tidak tinggal di Sampit.
Ibu dan Bapak tinggal di mess karyawan. Di sana Ibu sempat menjadi guru TK. Bapak pun sempat menjadi guru mengaji. Hidup sederhana namun menyenangkan karena para tetangga sangat baik. Setiap hari saya bisa bermain ke pinggir sungai dan melihat kapal penumpang melewati mess.
Di tengah kebahagiaan itu, kai datang memohon Bapak Ibu pindah kembali ke Sampit dan membeli rumah seorang kerabat. Awalnya ibu enggan karena tidak mau kembali bertemu dengan mereka yang terus menyakiti. Namun kai terus memohon hingga ibu tidak bisa lagi menolak. Kai bersikap sangat baik dengan kami, sedangkan nini entah kenapa cenderung sinis.
@30haribercerita #30haribercerita #30HBC2009 #MengenangBapak #BapakSiagiannor
Comments
Post a Comment