Karena Bapak terpilih sebagai KM di kelas, beliau duduk di kursi saf terdepan sebelah kiri. Waktu itu sistem absen masih menulis nama dan tanda tangan. Diam-diam Bapak tertarik dengan mahasiswi yang duduk di saf keempat jajaran beliau. Beliau sudah menuliskan nama mahasiswi tersebut agar ia tinggal menggoreskan tandatangannya.
Ketika map absen sampai ke mahasiswi tersebut bapak biasanya langsung menghadap ke belakang dan memperhatikan mahasiswi tersebut dengan serius."Apa liat-liat?" Tanya mahasiswi tersebut dengan ketus.
Semakin lama Bapak semakin tertarik dan berusaha mendekati dengan cara berteman dekat. Awalnya pendekatan berjalan mulus, namun entah karena apa mahasiswi tersebut berusaha menjauh dan terkesan memusuhi. Bapak tidak menyerah. Melalui teman akrabnya Bapak meminta bantuan agar menanyakan penyebab beliau dimusuhi mahasiswi tersebut.
Saat memasuki tingkat ketiga, kuliah makin padat hingga malam. Bandung saat malam tidak seramai sekarang. Kendaraan umum tak banyak yang berseliweran sehingga banyak yang kesulitan untuk pulang. Sebagai rasa solidaritas, para cowok di kelas Bapak mengantarkan teman-teman ceweknya ke rumah. Tinggallah mahasiswi gebetan Bapak yang belum pulang, namun ia menolak diantarkan Bapak.
Kelas statistik malam lagi...
Bapak mencoba lagi menawarkan diri untuk mengantarkan sang mahasiswi. Ternyata kali ini ia bersedia. Mungkin agak terpaksa juga daripada tidak bisa pulang hehe. Dengan hati berbunga-bunga Bapak melaju bersama vespanya dan sang pujaan.
Lanjut besok lagi ya ceritanya 😉
@30haribercerita #30haribercerita #30HBC2005 #MengenangBapak #BapakSiagiannor
Comments
Post a Comment