Bapak lahir dan dibesarkan di Sampit hingga usia SMA. Meskipun Bapak dan saudaranya berasal dari orangtua yang sama, Bapak terlihat agak berbeda, terutama dari sikap.
Konon ceritanya bapak adalah cucu pertama laki-laki dari sebelah ibunya. Kakek Bapak sangat bangga memiliki cucu pertama laki-laki, sehingga bapak lebih sering dididik oleh kakeknya terutama mengenai ilmu agama.
Bapak pernah bercerita pada saya bahwa setiap hari beliau belajar mengaji dengan kakek beliau. Jika membaca Quran-nya tidak benar maka kakek akan memukul tangan beliau menggunakan lidi. Memang terkesan kejam, namun Bapak sangat merasakan manfaatnya.
Bapak sangat fasih membaca Qur'an, hafalannya juga banyak. Padahal Bapak sangat sibuk bekerja, tetapi beliau masih sempat untuk menambah hafalan Quram. Beliau juga dipercaya menjadi imam di Masjid dekat rumah dan beberapa kali diberi mandat sebagai khotib sholat Jumat.
Bapak memang bukan lulusan sekolah agama, namun beliau memiliki semangat untuk belajar agama yang tinggi dengan cara ikut pengajian dan membaca buku-buku agama. Saya pribadi suka berdiskusi mengenai masalah agama dan kehidupan dengan beliau. Beliau biasanya dengan senang hati memberi nasihat.
Itulah teladan lainnya yang bisa saya ikuti dari beliau, yaitu semangat belajar agama dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
@30haribercerita #30haribercerita #30HBC2002 #MengenangBapak #BapakSiagiannor
Comments
Post a Comment