Area Dewasa: Tetap Enyak-Enyak Setelah Punya Anak, Inilah 5 Tips dari Seksolog Zoya Amirin

Image by StockSnap from Pixabay


Beberapa waktu lalu saya mengikuti zoominar yang diisi oleh seorang seksolog Zoya Amirin dan dipandu oleh selebgram sekaligus penulis buku best-seller "Uncensored" Citra Ayu Mustika. Judulnya sangat menarik yaitu "Hubungan Seksku Tak Seindah Dulu"

Yuk ah disimak, eaaa.

Acara dimulai dengan teori segitiga cinta Sternberg. Bukan cinta segitiga ya, tapi "teori segitiga cinta" (the triangle theory of love). Apa aja tuh? Simak lagi yaw...

Menurut Sternberg, ada tiga komponen dalam cinta yaitu: passion, intimacy, dan commitment.

Passion adalah komponen cinta berupa ketertarikan seksual atau hasrat.
Intimacy adalah komponen cinta berupa perasaan atau emosional.
Commitment adalah komponen cinta berupa ikatan.


Dari teori ini terjawablah beberapa pertanyaan yang sering muncul di benak saya.

Pertama.

Saya sering bertanya-tanya, "koq bisa ya ada orang yang bilang ngga cinta sama pasangannya tapi anaknya banyak dan bertahan sekian puluh tahun dalam ikatan pernikahan?" 


Ternyata komponen cinta dalam pernikahan mereka hanya passion + commitment. Jadi bisa aja lho tumbuh nafsu tapi hati ngga cinta. 

Contoh lain adalah yang terjadi pada pekerja seks, mereka hanya menggunakan passion saat berhubungan badan, tidak untuk intimacy dan commitment

Sampai sini paham?

Kedua.

"Koq bisa setelah memiliki anak pasutri kehilangan passion terutama sang istri?" 


Wajarlah ya, namanya baru brojol. Badan kayak babak belur. Belum lagi harus ngasuh bayi. Melelahkan beut. Wajar kehilangan passion atau hasrat untuk bercinta. 

Nah, di sinilah tugas suami istri untuk mengkomunikasikan teori segitiga cinta tadi.

Jadi. hubungan cinta yang baik dan ideal adalah yang terdiri dari passion, intimacy, dan commitment. 

Jika salah satunya tidak ada boleh jadi akan ada masalah, mak. 

Karena pembahasan tadi malam fokus pada meningkatkan gairah setelah memiliki anak, jadi bagian passion yang lebih dibahas. Ternyata ada lho pasutri yang menjadikan passion cuma untuk punya anak doank, bukan untuk enak-enak eaaa. Sayang sekali ya.

Ada juga pasangan yang maunya dilayani doank tapi ngga melayani. Egois euy.

Ada juga yang pasrah aja kayak manekin saat bercinta demi menggugurkan kewajiban agama. Dududu.

Yuk ubah mindset kita bersama bahwa berhubungan intim itu harus saling memuaskan, bukan hanya salah satu aja. Kita kan suami istri, bukan pekerja seks komersial. Okay ya. 

Siap baca laporan saya selanjutnya?

Nah, terus bagaimana caranya agar hubungan seks itu saling memuaskan?


1. Komunikasikan dengan pasangan

Bicarakan dari hati ke hati di waktu yang tepat apa saja yang anda inginkan saat berhubungan seks dengan pasangan. 

Anda inginnya disentuh di sini atau di situ, dicium, dipeluk, atau apa saja yang bisa meningkatkan gairah anda. Terangkanlah pada pasangan anda. Jangan diem aja. Mereka bukan dukun yang bisa meramal. 

Dari beberapa diskusi dan juga buku yang saya baca, kebanyakan wanita itu justru mendapatkan kenikmatan pada saat foreplay lho, bukan saat penetrasi. Betul apa benar?

Tapi, bukan berarti wanita ngga suka dengan penetrasi ya, cuma mendapatkan puncak kenikmatannya itu saat disentuh di bagian yang paling sensitif

Coba deh bapak2 tanya istrinya? Bener ngga nih? Tiap wanita berbeda-beda ya.

Jadi, komunikasikan dengan baik apa saja yang membuat anda bisa bergairah, menikmati, dan akhirnya puas.

Coba deh explore tubuh pasangannya, lihat reaksi dia gimana. Eits, pasangan sendiri ya, bukan pasangan orang. Kalau pasangan orang berarti tidak memenuhi salah satu teori segitiga cinta yaitu komitmen.

Oya mak, jangan lupa bagi pria hubungan seks ini seperti pembuktian kejantanannya. Jadi, kudu hati2 juga ya kalo ngomong ke dia. Jangan sampai kita ngomongnya seperti melecehkan gitu, misal "kamu tu payah, ngga bisa muasin aku."

Jangan sampai deh gitu. Karena laki anda bisa merasa insecure. Bukannya memperbaiki hubungan malah semakin merusak. 

Jadi, usahakan cara ngomong kita itu tetap memuji dia dan buatlah seolah-olah kita membutuhkan kerjasama dia. Ya emang kita butuh dia sih hehe.

Misal, "sayang, setelah punya anak aku tu pengen kita mesra2an lagi kayak dulu, tapi bagian intim aku tu ngga cepat basah kayak dulu lagi, jadinya sakit waktu penetrasi, boleh ngga kalau aku minta tolong kamu buat bikin aku siap dulu?

Bisa dengan diteruskan dengan mengambil tangan dia buat menyentuh bagian yang anda inginkan. Asyik ngga tuh? 

Eits mau kemana mak? Nyari laki? Belum kelar nih laporan.

Kalau dengan tangan laki masih belum membuat anda siap, bisa dibantu dengan gel pelumas yang tersedia di apotek atau toko. 

2. Cari waktu dan tempat yang tepat


Sesudah punya anak pastinya ruang privacy kita sebagai pasangan terbatas, bahkan di kamar tidur sekalipun.

Menurut Mbak Zoya Amirin, jangan berhubungan intim di depan anak meskipun anak kita masih bayi. Karena ditakutkan mereka berpikir orangtuanya sedang saling menyakiti. Jadi sebisa mungkin jangan di dekat anak, bahkan saat si anak sudah tidur pun. 

Masalahnya ngga semua pasutri punya ruangan lain di rumah yang bisa untuk enyak-enyak tanpa ketahuan anak. Jadi gimana donk?

Lagi-lagi komunikasikan dengan pasangan. Minta bantuan pasangan untuk membantu tugas domestik rumah dan anak agar istri pun bisa mempersiapkan diri dan segala sesuatunya untuk memenuhi passion dan intimacy kalian.

Mbak Zoya pun memberi saran agar melakukan quickie sex atau sex cepat saat waktu memungkinkan. Ada yang udah pernah nyoba?

Intinya tetap berkomunikasi dengan pasangan. Kalau dipikir-pikir seru juga ya nyuri-nyuri waktu sama pasangan sambil menahan deg-degan kalau ketahuan anak hehe. 

3. Tetap percaya diri walau tubuh tak seindah dulu lagi


Nah salah satu hal yang membuat para istri kehilangan gairah adalah karena merasa tidak percaya diri dengan bentuk tubuhnya setelah melahirkan. Betul apa benar mak?

Menurut cerita Mbak Zoya, ada penelitian yang diberikan pada 1000 pria mengenai hal apa yang paling mereka sukai saat bercinta dengan pasangannya? Awalnya asumsi peneliti adalah tubu pasangannya. Ternyata eh ternyata fokus pria itu justru ekspresi pasangannya ketika bercinta. Bagaimana wajahnya merasa kenikmatan, desahannya, hingga gelinjangan tubuhnya. Aseeek. 

So, emak-emak pede aja ya walau stretch mark ngga ilang-ilang dan lemak masih menumpuk. Karena keseksian anda itu justru pada kepercayaandiri anda

4. Nikmati prosesnya 


Hubungan seks adalah salah satu cara anda memelihara pernikahan anda. Juga salah satu komponen cinta yang harus ada untuk mencapai segitiga cinta yang lengkap. 

Saat melakukan seks jangan menaruh ekspektasi terlalu tinggi, terutama setelah punya anak. Ada batasan waktu, tempat, bahkan sex style

Jadi, komunikasikan caranya dan nikmati prosesnya. Karena yang membuat kepuasan seks itu bukan karena anda berhasil mencapai orgasme saja, tapi karena anda berdua sama-sama saling memenuhi kebutuhan dan keinginan masing-masing. 

5. Jangan lupa rencanakan kehamilan

Enyak2 jangan lupa sama anak yang udah ada. Apakah sudah siap memiliki adik atau tidak? Anda dan pasangan juga sudah siapkah dengan kehadiran anak lain jika terjadi pembuahan? Jadi penting ya merencanakan kehamilan berikutnya sebelum berbuat, eaaa. 

Menurut Mbak Zoya, kekhawatiran hamil lagi ini bisa menjadi libido killer pasutri. Ada lho yang ngga mau berhubungan seks lagi karena takut hamil. Nah, lagi-lagi komunikasikan dengan pasangan apa solusinya. Apakah dengan alat kontrasepsi atau trik lainnya.

Demikianlah hasil zoominar yang saya ikuti bersama narasumber yang dijamin ilmunya. Semoga bermanfaat untuk anda yang sedang kebingungan mencari informasi tetap enyak setelah punya anyak. Selamat mempraktekkan :)

Comments