Menjelang pemilihan umum tensi politik memanas. Masyarakat terbagi menjadi dua kubu, A dan B. Setiap kubu merasa yang paling baik dan benar. Keduanya saling mengkritik dan menjatuhkan baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Tujuannya sudah pasti untuk meraih suara terbanyak dan menjadi pemenang.
Kondisi seperti ini wajar terjadi menjelang pemilu, namun sayangnya tidak semua masyarakat dapat bersikap sportif. Perbedaan pilihan politik yang harusnya hanya terjadi di TPS malah diteruskan di mana-mana.
Tak sedikit yang memutuskan pertemanan karena berbeda pilihan politik. Bahkan ada yang terancam dikeluarkan dari tempat bekerja karena tak sejalan dengan pilihan politik atasan. Mengerikan bukan?
Sudah seharusnya orang-orang bisa bersikap dewasa, tidak memaksakan pandangan dan pemahamannya pada orang lain. Jika ingin menyampaikan silahkan, tetapi jangan memaksa orang lain untuk memiliki pemahaman yang sama. Setiap orang memiliki hak untuk memilih apa atau siapa yang menurut mereka baik dan tepat.
Itulah fakta kehidupan. Setiap orang memiliki pandangan dan pemahaman yang berbeda-beda, meskipun dari rahim yang sama. Dengan adanya perbedaan ini hidup akan terasa lebih berwarna. Memang ada hal-hal mendasar yang seharusnya tidak berbeda, terutama jika kita merasa hal itulah yang paling benar.
Jika kita ingin orang-orang mengikuti pendapat dan pemahaman kita, maka langkah terbaik adalah dengan menyampaikan secara santun dan menunjukkan sikap yang menentramkan, bukan menakutkan. Allah swt berfirman dalam Q.S Al-Nahl: 125,
“Ajaklah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan teladan yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik (dialog), sesungguhnya Tuhanmu lebih mengetahui terhadap orang yang telah sesat di jalannya dan Allah juga maha mengetahui terhadap orang yang diberi petunjuk.”
Ingatlah fakta kehidupan nomor lima ini. Perbedaan itu akan selalu ada. Berbeda tidak harus saling bermusuhan. Tetap saling menghormati walau tak sejalan.
Comments
Post a Comment