7 Hal yang Harus Anda Siapkan Sebelum Menikah

https://pixabay.com/users/babienochka-818376/


Menikah adalah salah satu hal yang menjadi impian setiap orang. Tak bisa dipungkiri setiap orang menginginkan pendamping hidup yang diharapkan dapat menemani hari-hari sampai tua nanti. Namun tidak setiap orang bisa mendapatkan pendamping hidup dengan mudah atau mempertahankannya sampai lama.

Sedikit berbagi pemikiran apa yang harus disiapkan saat anda telah menikah.

1. Siap menerima sifatnya

Di saat anda sudah menikah itu artinya anda akan hidup dengan orang baru yang bernama istri atau suami anda. Mereka (suami/istri) memiliki sifat yang berbeda dengan anda. Selama apapun anda telah berpacaran dengan pasangan anda, di saat menikah anda akan menemukan sifat asli mereka yang selama ini belum anda ketahui. Sifat ini bisa jadi sifat baik bahkan sifat buruk, misal hal yang kecil seperti pelupa atau yang besar seperti pemarah. 

Hal-hal seperti inilah yang harus bisa kita terima dengan lapang. Jika kita bisa mengubah sifat buruk menjadi lebih baik alangkah baik, tetapi tidak setiap orang bersedia diubah sekalipun itu pasangan kita. Mungkin anda kesal dengan sifat pasangan yang tidak bisa dinasehati, namun jika anda memaksa pun ia tak bergeming. 

Satu-satunya hal yang anda bisa lakukan yaitu lapangkan hati menerima sifatnya. Terkadang sifat pasangan kita bisa menjadi pelengkap kekurangan kita. Tinggal kita yang mencermatinya.

2. Siap berbagi waktu

Saat anda single, anda memiliki waktu untuk bekerja, istirahat, merawat diri, hang out, dan sebagainya. Di saat anda telah menikah, anda harus membagi waktu bersama pasangan. Bisa saja di saat anda merasa harus beristirahat, pasangan ingin jalan-jalan. Bisa saja anda lelah dengan pekerjaan, anda harus memasak, beres-beres rumah, bahkan hanya sekedar memijat pasangan. 

Huff hidup anda bukan untuk anda sendiri sekarang, tetapi hidup anda untuk mengurus orang lain. Apalagi jika sudah hadir seorang bayi di tengah anda dan pasangan, maka waktu anda akan lebih terambil lagi. Meskipun begitu, setiap waktu anda akan terasa lebih bermakna dengan hadirnya pasangan dan buah hati anda. Nikmati saja.

3. Siap berbagi harta

Menikah itu bukan berarti suami sebagai mesin uang, istri pun dapat berbagi penghasilan. Walaupun yang berkewajiban mencari nafkah adalah suami, bukan berarti istri menjadi pelit. Penghasilan tidak mesti dari bekerja di kantor, tetapi bisa mencari sumber penghasilan yang dapat menambah pendapatan keluarga. 

Usahakan istri tetap bisa memperhatikan keluarga meskipun ada pekerjaan lain. Alangkah menyenangkan jika suami dan istri saling membantu dalam membiayai rumah tangga. Tinggal anda dan pasangan saja yang mengatur pembagiannya.

4. Siap berbagi tugas

Menyambung poin di atas dimana istri dapat membantu suami, suami pun dapat membantu istri dengan tugas rumah yang tidak pernah beres. Bersih-bersih rumah, mencuci baju, memasak dan sebagainya nampak simple namun jika dilakukan terus menerus sebenarnya membosankan. Apalagi jika sang istri adalah wanita karir yang seharian sudah lelah di luar rumah kemudian pulang ke rumah dengan keadaan yang kacau, aww rasanya tambah lelah. 

Alangkah baiknya jika suami dapat membantu tugas istri. Nah sekarang coba diskusikan dengan pasangan anda mengenai tugas-tugas rumah ini. Memang ada yang memilih untuk menggunakan jasa pembantu. Hal ini tentu meringankan di satu sisi dan memberatkan di sisi lain yaitu tambahan pengeluaran. Silahkan didiskusikan terlebih dahulu.

5. Siap berbagi masalah

Salah satu tujuan menikah adalah mendapatkan ketentraman batin. Suami atau istri berbagi masalah baik itu masalah kantor, keluarga, pribadi dengan pasangannya. Walaupun kebanyakan sang pasangan tidak dapat memberi solusi terhadap masalah itu, dengan mendengarkan dan sedikit memberi semangat akan membuat pasangan lebih tenang. 

Sebelum menikah, kita sering bercerita dengan teman atau anggota keluarga lain, namun sayangnya teman atau anggota keluarga tidak akan selalu ada untuk kita, mereka pun memiliki masalah dan urusan masing-masing. Oleh karena itulah kita memiliki pasangan yang sekaligus sahabat kita, merekalah yang akan siap mendengarkan curahan hati kita kapanpun.

Kadang kala masalah pasangan bisa berimbas pada kita, contoh pasangan yang terlibat kasus korupsi atau kriminal lain. Sebagai pasangan tentu kita tak bisa lepas. Solusi yang terbaik, kita harus menjadi sandaran pasangan agar ia tetap tegar menghadapi masalah ini. 

Jika ia memang benar, kuatkan ia pada pendiriannya. Jika ia salah, tegarkan ia untuk menerima risiko apapun dan semangati ia untuk kembali ke jalan yang benar.

6. Siap mengorbankan hal yang sebelumnya diinginkan

Sebelum menikah biasanya kita memiliki impian ini dan itu. Setelah menikah belum tentu impian itu dapat kita kejar lagi karena hidup kita telah dimasuki oleh orang lain yang menjadi pasangan kita. Alangkah baiknya jika pasangan kita tetap dapat mendukung impian kita tersebut, namun jika tidak jangan kecewa. 

Di hadapan Tuhan tugas kita sekarang adalah menjadi seorag suami/istri yang baik dan itulah yang bernilai. Jika cita-cita itu justru akan mengurangi nilai kita di hadapan Tuhan lebih baik kita tinggalkan saja. 

7. Siap menerima perbedaan-perbedaan

Sebelum menikah dengan kita, suami/istri kita adalah orang lain yang memiliki latar belakang yang berbeda terutama keluarga dan lingkungan. Dengan perbedaan itu akan memunculkan perbedaan-perbedaan lain yang mungkin bisa menjadi konflik kecil bahkan besar. 

Meskipun begitu janganlah takut menghadapi perbedaan yang akan muncul, hadapi dan saling beradaptasi. Perbedaan yang ada justru bisa menjadi pelengkap kekurangan-kekurangan kita selama ini. 

Namun jika perbedaan justru menjadi masalah yang cukup mengganggu, silahkan didiskusikan dan dicari solusinya. Ingat, saat menikah kita tidak bisa mementingkan diri sendiri saja, selalu libatkan pasangan sebelum mengambil keputusan.

***

Demikianlah sedikit pemikiran yang bisa saya bagi di sini. Menikah itu nampak indah dan menyenangkan saat perayaannnya, namun akan lebih indah saat menjalaninya ^_^. 

Menikah itu antara dua hati yang saling berikrar untuk bersama mengarungi samudra hidup yang kadang tenang kadang bergelombang. Jika salah satu hati ini sudah enggan untuk mengarungi kapal yang sama, maka kapal itu akan terombang-ambing bahkan terbalik. 

Oleh karena itu sebelum menikah, pastikan anda berdua akan tetap dalam kapal yang sama dimana suami sebagai nakhoda, istri sebagai ABK yang setia, kompas anda adalah ilmu, dan tujuan anda adalah pulau akhirat. 




Comments