Skip to main content

AKU BENCI AGAMA!!!

Seorang pemuda merasa lelah dengan agamanya yang ia rasa cuma bisa mengatur, mendikte, mengharamkan.

Sang pemuda: "Aku benci agama, apa yang kulakukan selalu disalahkan, agama membuat orang-orang berdebat, agama membuat orang-orang berselisih, agama membuat orang-orang merasa dirinya paling benar, agama membuat ketakutan di muka bumi ini, aku tidak mau beragama lagi, aku tidak butuh agama!!!"

Lalu pergilah pemuda ini ke suatu negeri yang kosong dan ia rasa tidak akan ada agama apapun di sana. Di sana ia sendiri, menyepi, tidak terganggu agama, aturan, ritual dan lain sebagainya. Awalnya ia merasa nyaman, namun lama kelamaan ia merasa hampa, sepi, bingung.

Sang pemuda: “Ya Tuhan, mengapa aku merasa sepi begini?”
Rupanya Tuhan memperhatikan dia dan menyahut panggilannya.
Tuhan: “Masih ingat denganku? Bukannya kamu sudah tidak mau beragama lagi?”
Sang pemuda: “Iya Tuhan aku benci agama, tapi aku tidak bisa melupakanmu. Hanya kamu yang kuingat di saat begini. Maafkan aku Tuhan.”
Tuhan: “Oh begitu. Baiklah kumaafkan karena kamu masih mengingatku.”
Sang pemuda: “Tuhan, apa yang harus kulakukan sekarang? Aku merasa bingung.”
Tuhan: “Beribadahlah padaku.”
Sang pemuda: “Bagaimana caranya Tuhan?”
Tuhan: “Bergaullah yang baik dengan manusia lain.”
Sang pemuda: “Baiklah Tuhan. Aku akan menemui manusia lain. Tapi bagaimana aku bisa menemui mereka sedangkan aku tidak punya apa2. Mereka pasti menolakku Tuhan.”
Tuhan: “Jadilah manusia yang bermanfaat, bekerjalah, hasilkan sesuatu untuk dirimu dan orang lain.”
Sang pemuda: “Bekerja? tapi aku tidak bisa apa-apa Tuhan.”
Tuhan: “Belajarlah, tuntutlah ilmu.”
Sang pemuda: “Baiklah. Tapi ilmu seperti apa Tuhan?”
Tuhan: “Ilmu yang baik untuk dirimu dan orang lain.”
Sang pemuda: “Baiklah. Tapi aku harus kemana?”
Tuhan: “Datangilah agamamu di sanalah kamu akan mendapat petunjuk.”
Sang pemuda: “Tapi aku benci agama Tuhan. Agama itu cuma bisa mengatur saja.”
Tuhan: “Hal apa yang kamu tidak ingin diatur?” 
Sang pemuda: “Aku ingin melakukan hal sebebas-bebasnya Tuhan.”
Tuhan: “Tentu saja kamu boleh melakukan hal apapun sebebasmu. Agama tidak melarangmu. Itu pilihanmu.”
Sang pemuda: “Benarkah Tuhan?”
Tuhan: “Tentu. Tetapi tentu saja ada konsekuensinya. Mungkin kamu bisa dibenci oleh manusia lain atau dibenci olehKu.”
Sang pemuda: “Oh Tuhan aku tidak mau begitu. Lalu harus bagaimana?”
Tuhan: “Datangilah agamamu kamu akan mendapat petunjuk.”
Sang pemuda: “Tapi hamba benci agama Tuhan apalagi dengan mereka yang selalu merasa benar.”
Tuhan: “Mereka yang seperti itu atau hatimu yang menolak?”
Sang pemuda: “Sebenarnya hatiku yang menolak untuk dibenarkan Tuhan, aku tau aku salah tetapi aku menolak.”
Tuhan: “Memang itu sifat manusia sepertimu, Aku mengerti. Kamu pernah sakit dan minum obat?”
Sang pemuda: “Pernah, Tuhan”
Tuhan: “Seperti itulah agama, awalnya terasa tidak nyaman, pahit, tetapi setelahnya kamu akan merasa lebih baik.”
Sang pemuda: “Begitukah Tuhan.” 
Tuhan: “Kembalilah ke agamamu maka kau akan mendapat petunjuk.”
Sang pemuda: “Tuhan, aku merasa nyaman seperti ini hanya bersamamu tanpa harus kembali ke agama.”
Tuhan: “Kalau kau merasa nyaman denganku kembalilah ke agamamu, agama akan memberikanmu lebih lagi kenyamanan bersamaku.”
Sang pemuda: “Begitukah. Kapan kita bertemu lagi Tuhan?”
Tuhan: “Nanti di surga.”
Sang pemuda: “Surga? Bagaimana aku bisa ke sana?”
Tuhan: “Kembalilah ke agamamu maka kamu akan mendapat petunjuk.”
Sang pemuda: “Oh Tuhan terimakasih. Aku mencintaimu.”
Tuhan: “Aku lebih mencintaimu. Kembalilah ke agamamu.”

Kemudian pemuda itu kembali ke negeri tempat ia berada dan kembali menganut agama yang diyakininya. Bagaimana dengan Anda, sudahkah Anda kembali ke agama Anda?
Maaf karena telah membuat dialog fiksi ini, hanya sebuah pemikiran tiba-tiba. Semoga bermanfaat dan tidak menyesatkan.

Comments

Popular posts from this blog

Ciri-ciri Pria yang Harus Diwaspadai

Image by Sammy-Williams from Pixabay Ladies, keinginan dicintai seorang pria adalah dambaan setiap wanita. Keinginan ini sangatlah wajar mengingat kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain terutama lawan jenis. Tetapi tidak lantas kita sembarangan mencintai atau terlena dengan rayuan gombal pria. Hati-hati banyak pria berbahaya di sekeliling kita yang ngobral cinta untuk memainkan kita dan bahkan ada yang untuk memanfaatkan cinta kita demi memuaskan nafsunya. Nah saya ingin berbagi beberapa ciri-ciri pria yang harus diwaspadai:  1) Terlalu banyak merayu  Wanita cenderung suka dipuji dan dirayu, baik itu mengenai penampilan fisik, kecerdasan, perilaku dan sebagainya. Oleh karena itu pria yang suka merayu cenderung mudah mendapatkan banyak wanita. Berhati-hatilah ladies dengan pria semacam ini. Jika ada yang mendekati anda dan dari awal sudah mulai memuji-muji anda lebih baik abaikan saja. Jangan takut disebut sombong.  2) Terlalu sering menceritakan betapa supernya dia 

Mengapa Kita Perlu Beragama?

Kenapa kita perlu beragama? Karena dengan adanya agama hidup kita lebih terarah. Semua ada aturan dan petunjuknya. Dari mulai ritual sampai keseharian pun ada. Dari mulai hubungan dengan Tuhan sampai dengan manusia bahkan makhluk lain. Kenapa terkadang agama terasa berat bahkan menghalangi kita? Sebenarnya tidak, agama ini datang untuk memudahkan kita. Semua yang ada dalam agama merupakan petunjuk yang haq dan ada manfaatnya. Semua yg ada adalah untuk kebaikan kita juga. Terkadang manusia memang mengikuti hawa nafsunya saja. Jikalaupun kita tak sanggup mengikuti yg di-syariatkan, agama takkan memberatkan. Tuhan tau kemampuan kita. Lakukan semampu kita. Siapakah petunjuk kita? Rasulullah Saw adalah petunjuk umat Islam.  Semua yang beliau lakukan dapat kita jadikan contoh. Jikalaupun ada yang tidak bersesuaian dengan zaman sekarang bukan berarti itu salah. Toh Rasulullah tidak pernah menyebutkan hadits yg melarang kita untuk mengikuti zaman. Mengikuti zaman itu seperti per

Sendiri? Siapa Takut?!

Saya suka memperhatikan status teman-teman di FB atau twitter tentang kegalauan dan kesendirian. Sendiri itu memang bikin galau dan galau itu biasanya karena sendiri he. Sendiri itu bisa karena memang lagi single atau bisa juga karena LDR. Yah sendiri itu memang tidak enak. Tapi apakah lantas harus diratapi? Tentu tidak.  Mari kita cari sisi positif sendiri sebanyak-banyaknya:  1) Free Yap sendiri berarti kita "bebas" untuk memutuskan hal dengan keinginan kita. Bebas untuk berencana tentang hidup kita. Bebas untuk bercita-cita. Pokoknya all about ourselves, no others.  2) Lebih memperhatikan diri Karena kita sendiri kita jadi lebih konsen dengan diri kita, mungkin dengan penampilan fisik ataupun kesehatan. Kita dapat merawat diri untuk penampilan fisik dan juga berolahraga untuk menjaga kesehatan.  3) Terhindar dari hal-hal terlarang Nah, buat teman-teman yang begitu menjaga diri, kesendirian adalah anugrah, karena dengan begini terhindar dari hal-hal terlarang seper