Fakta Kehidupan Ke-19: Ketika Pasangan Suami Istri Tak Kunjung Diberi Momongan



Bab Hubungan Antar Manusia

Fakta Kehidupan Ke-19

"Ada orang yang ingin mendapatkan anak namun belum diberi kesempatan. Ada orang yang diberi anak namun menyia-nyiakan."


Sena sudah menikah hampir delapan tahun, namun ia tak kunjung dikarunia momongan. Ia dan suaminya sudah berusaha maksimal hingga mengikuti program bayi tabung yang nilainya fantastis. Namun, hasilnya masih gagal. Akhirnya Sena pasrah dengan kenyataan. Boleh jadi Allah memang tidak menitipkan amanah anak padanya untuk memberi kesempatan menjalankan amanah di lain.

Di sisi lain, Tedy memiliki dua anak dari dua pernikahan. Sebenarnya ia mampu membiayai mereka jika ada keinginan. Toh ia adalah aparatur sipil negara yang memiliki gaji rutin tiap bulan. Karena kebodohannya, gajinya tak maksimal dipotong utang tiap bulan. Akhirnya anak-anaknya seperti tak berayah, tak dapat nafkah, tak dapat kasih sayang yang seharusnya. Beruntung masih ada kerabat lain yang peduli terhadap nasib mereka.

Itulah fakta kehidupan. Ada yang ingin memiliki anak tapi tak juga diberi. Ada yang diberi tapi tidak menyayangi. Adilkah Tuhan?

Sebagai manusia yang ilmunya sangat minim kita hanya bisa meyakini bahwa apa yang sudah digariskan Tuhan dalam hidup kita adalah yang terbaik, walaupun kita merasa hal itu buruk. Allah Swt berfirman:

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (Q.S. AL-BAQARAH : 216)

Sebagai manusia kita hanya berusaha semaksimal mungkin mencapai apa yang kita inginkan. Namun tetap Allah yang menentukan.

Itulah yang terjadi pada Sena dan suaminya. Tak dikarunia anak membuat mereka fokus bekerja hingga mencapai kesuksesan. Akhirnya mereka bisa lebih berbakti pada orangtua.

Sebaliknya yang terjadi pada Tedy justru kehinaan. Amanah anak yang seharusnya dijalankan dengan sebaik-baiknya justru ia abaikan, bahkan ia membebani orangtua dan saudaranya. Tak sadarkah ia bahwa kelak amanah ini akan dipertanggungjawabkan di akhirat.

Rasullah Saw. bersabda:

"Setiap engkau adalah pemelihara, dan setiap engkau akan dimintai pertanggung jawaban mengenai apa yang menjadi tanggung jawab pemeliharaannya: Seorang pemimpin adalah pemelihara, ia akan dimintai pertanggung jawaban mengenai apa yang menjadi tanggung jawab pemeliharaannya. Seorang laki-laki juga pemelihara dalam keluarganya, ia akan dimintai pertanggung jawaban mengenai apa yang menjadi tanggung jawab pemeliharaannya. Dan seorang perempuan adalah pemelihara dalam rumah suaminya, ia akan dimintai pertanggung jawaban mengenai apa yang menjadi tanggung jawab pemeliharaannya." (HR. al-Bukhâri)

Itulah fakta kehidupan yang terjadi. Memiliki anak tak lantas membuat seseorang menjadi mulia jika ia tak mampu menjalankan amanah semestinya. Sebaliknya tidak dikaruniai anak bukanlah keburukan jika kita justru bisa melakukan hal yang lebih baik untuk orang banyak. Contohnya terjadi pada salah satu istri Rasulullah Saw yaitu Aisyah r.a. Beliau tidak dikaruniai anak, namun beliau banyak memberikan kontribusi untuk umat dengan meriwayatkan hadits-hadits yang disampaikan oleh Nabi Muhammad Saw.

Comments