CONAPLIN 5: Plenary 1 (Teaching with ARTS)



Akhirnya saya mengikuti CONAPLIN 5 pada tanggal 24-25 September 2012 dengan tajuk "Language Teacher Development in a Globalized World". Awalnya saya bimbang dan ragu mau ikut apa nggak karena investasinya tuh yang "lumayan" buat kantong saya hehe. Yah, dengan niat mencari ilmu yang dapat menunjang pekerjaan saya akhirnya saya mendaftar dan menghadiri. Berikut hasil bolos dua hari kerja demi ilmu ^_^

24 September 2012

Jam 8 pagi saya sudah berada di JICA FPMIPA UPI. Rencananya pembukaan dan sesi plenary pertama akan diadakan di auditorium JICA. Well saya udah lama nggak main ke sini jadi agak-agak lupa dimanakah auditorium itu berada. So, saya nanya aja ke salah satu cowok yang lewat dan dia menjawab di lantai dua. 

Up up saya ke atas dengan cukup terburu-buru takut telat, alhamdulillah tidak. Di sana sudah banyak berkumpul orang-orang dengan pakaian rapi. Saya register dulu di meja khusus partisipan. Peserta dikategorikan jadi dua yaitu penyaji dan partisipan. Saya daftar sebagai partisipan saja karena belum siap buat nyajiin materi di sesi parallel.

Oke langsung saja ke acara inti. Sesi plenary pertama diisi oleh atasan saya yang juga Kajur Pendidikan Bahasa Ingggris UPI yaitu Prof. Dr. Didi Suherdi, M.Ed. Materi yang beliau berikan yaitu mengenai "ICT and Religiosity for Excellent English Education"

Seperti biasa pembawaan beliau yang tenang dan cara menyampaikan yang perlahan membuat saya mampu memahami materi yang diberikan, namun sayang beliau banyak menggunakan singkatan yang sulit saya ingat. Satu slide penuh dengan singkatan, slide berikutnya sudah singkatan-singkatan baru lagi, alamak. 

Intinya beliau memberikan pencerahan pada para hadirin agar menjadi guru yang menjunjung religiusitas dengan istilah ARTS. ARTS bukan seni ya, tapi itu singkatan dari Amanah, Rahmah, Taadubah, dan Sillah.

Jadi sebagai seorang guru itu kita harus Amanah, artinya benar-benar dalam mengemban tugas khususnya tugas mengajar dan mendidik siswa kita.

Kemudian Rahmah, artinya penuh kasih sayang. Di kelas kita tidak sekedar menyampaikan ilmu saja tetapi juga mengajar dengan penuh kasih sayang seperti memberikan pujian di saat siswa menunjukkan kemampuan dan tetap bersabar ketika siswa belum mampu mencapai target, intinya membantu siswa sampai benar-benar bisa.

Selanjutnya adalah Taadubah, artinya mengembangkan akhlak mulia. Meskipun materi yang diajarkan mengenai bahasa Inggris, tetap siswa harus berperilaku terpuji di kelas. Nah tugas gurulah mengarahkan hal itu.

Yang terakhir adalah Sillah, artinya silaturahmi. Jadi hubungan dengan siswa tidak cukup hanya di kelas namun di luar juga. Tugas gurulah menjaga hubungan itu agar terjadi komunikasi yang baik tidak hanya antara guru dan siswa tetapi antara siswa juga. Jadikan kelas tempat yang nyaman bagi mereka.

Nah untuk menjadi guru yang ARTS itu ada langkah-langkahnya. Berikut yang dikutip dari materi yang diberikan Pak Didi:

- Wajibnya penyajian model

Guru wajib memberikan model atau contoh untuk mengungkapkan suatu ungkapan secara alami, dan juga contoh penggunaan bahasa yang benar baik secara pengucapan maupun tata bahasa.

- Wajibnya menuntun tuntas

Guru wajib memberikan latihan kepada siswa untuk menggunakan bahasa dan ungkapan-ungkapan tersebut sampai siswa merasa benar-benar bisa dan percaya diri. 

- Wajibnya memberi peluang

Guru wajib memberikan peluang pada siswa untuk mencoba apa yang sudah dilatihkan kepada siswa lain. Kegiatan yang bisa digunakan untuk tahapan ini salah satunya 'work in pairs'. Selain untuk menguji kemampuan sendiri, siswa juga dapat menambah motivasi dengan membandingkan kemampuannya rekan lain.

- Wajibnya memberi amanah

Setelah latihan dan peluang mencoba barulah siswa diberi kesempatan memamerkan kemampuannya secara lebih luas di depan seluruh siswa dan disaksikan guru. Jika siswa sudah mampu di tahapan ini maka pembelajaran bisa dikatakan berhasil setidaknya membuat siswa percaya diri dengan bahasanya. Jika siswa sudah percaya diri dan suka dengan pengalaman belajarnya, kemungkinan besar ia akan bersemangat untuk belajar kembali.


Demikianlah ringkasan materi yang saya dapat di plenary 1 hari pertama di CONAPLIN 5. Sebenarnya sih materi ini sudah sering Pak Didi sampaikan saat pertemuan kantor tetapi rasanya nggak pernah bosan dan selalu membuat saya menjadi bersemangat lagi untuk menjadi 'a better teacher'. Semoga anda yang membaca pun sama bersemangatnya dengan saya.

Waduh keasyikan nyeritain materi Pak Didi jadi lupa deh melanjutkan pengalaman hari pertama saya. 

Setelah sesi plenary itu saya dan yang lain ke LPPM dengan berjalan kaki, uh kasihan banget kalau penyaji sih dikasih fasilitas bis dari panitia hiks hiks, tak apalah kan lebih sehat hehe. 

Di LPPM (nggak tau kepanjangannya) saya menghadiri sesi parallel yang terbagi menjadi 3 waktu. Sesi parallel ini bentuknya presentasi singkat dari penyaji yang menyajikan hasil penelitian mereka kemudian ada sesi tanya jawab mengenai materi yang sudah disajikan. 

Kayaknya saya bikin post baru aja deh ya untuk bagian sesi parallel ini soalnya sudah panjang nih. Oke makasih yang sudah sempat membaca post ini ^_^ 


Comments