Ngobrolin Jejaring Sosial

Apakah teman2 memiliki banyak akun di berbagai jejaring sosial? Facebook, twitter, foursquare, instagram, dll. Dari sekian banyak akun ini manakah yang menjadi prioritas teman2 yang rutin dikunjungi? 

Saya pribadi cukup banyak mengikuti jejaring sosial sana-sini, biasanya karena ada teman yang mengundang untuk bergabung dan akhirnya saya membuat akun. Namun pada akhirnya tidak terlalu terurus, kembali lagi pada dua andalan saya yaitu Facebook dan Twitter. Dua jejaring ini yang selalu rutin saya kunjungi setiap saat. Wah udah melebihi sholat aja ya. 

Kadang saya merasa seperti orang gila saja karena kebutuhan akan jejaring ini, seolah-olah ada sesuatu baik itu sedih atau senang harus diumumkan ke khalayak ramai melewati jejaring itu, apalagi saat awal2 penggunaan kayaknya show-off banget dengan kehidupan pribadi. Soalnya saat itu memang tidak tahu apa yang ingin di-share selain yang ada di pikiran dan perasaan, namanya juga "what's on your mind?", namun setelah lama kelamaan saya lebih berhati-hati untuk share karena banyak friends ato followers yang juga murid di tempat saya belajar, so harus jaim lah dan takutnya meracuni mereka :D

Nah karena hal ini saya jadi teringat salah satu rule di FB mengenai minimal umur untuk user yaitu 16 tahun, tapi coba lihat siapa aja users-nya? Anak SD pun dah punya akun. Makanya kita dengar ada kasus penipuan atau penculikan remaja yang mungkin belum paham penggunaan jejaring atau mereka dimanfaatkan oleh orang jahat. So salah siapa nih kalo mereka punya akun? Anak sekarang itu dah pinter2, mereka cepat sekali memahami hal2 yang berbau tekno (emang baunya gimana ya :D), malahan orangtua kalah dari anaknya, jadi sulit untuk mencegah remaja memiliki akun di jejaring sosial.

Sebagai guru mereka saya cukup memperhatikan apa saja yang mereka suka post (aduh stalker nih) dan kebanyakan adalah curhat galau remaja. Ya saya perhatikan saat-saat remaja adalah saat-saat galau awal, naksir2an, pacaran, putus. Hal ekstrim yang pernah saya temukan adalah uploadan foto murid "tangan yang dilukain ama pisau dan berdarah". Ini asli ekstrim. Emang sih bukan tangan murid saya, saya yakin sekali, mungkin dia ngambil dari internet, tapi foto itu mewakili perasaan. Saya coba tanya kenapa tapi dia tidak mau menjawab, okey saya bukan orang kepo yang pengen tau. Saya hanya berpesan jika ada hal yg ingin disampaikan silahkan saja.

Ada juga pernah baca cacian dan makian siswa dengan mungkin musuhnya di status dan si musuhnya ngomen dengan cacian juga. Ckckck saya coba tegur aja via message dan akhirnya dia hapus. Masya Allah. Tapi yang kayak gini mah nggak hanya kerjaan remaja, orang dewasa juga suka bikin, mungkin termasuk saya juga, gubrak dah :D

Btw tadi ngomongin apa ya? Oh iya jejaring sosial. Sisi positif yang saya dapat dari punya akun jejaring sosial adalah bisa silaturahim dengan teman2 lama, jadi tetap keep in touch, terutama teman2 yang jauh. Sisi negatif adalah dapat kenalan yang Masya Allah kelakuannya bagus pisan, nipu :(

Nipu untuk dapatkan hati saya dengan cerita2 betapa hebatnya dia, cuih! Ah udah deh ya itu adalah cerita yang seru sebenarnya tapi tidak usah dibahas.
Menurut saya selain connect people in your life (kata fesbuk), jejaring sosial berfungsi sebagai ajang promosi dagangan secara mudah dan murah. Coba deh lihat banyak teman2 yang punya OL shop yang kerjaannya nge-tag foto dagangan mereka ke kita. Usaha yang bagus sih tapi kadang mengganggu pemandangan di timeline hehe. 

Nah soal ganggu mengganggu saya juga nggak suka kalo udah nemu foto2 nude di TL. Ada foto nude karena teman di-tag orang, ada juga yang sengaja nge-post, ada juga sih karena akunnya di-hack. 
Sekarang soal nge-hack. Ada akun teman kita yang di-hack oleh orang entah musuhnya, pacarnya, atau siapa aja. Biasanya sih karena sebel atau benci ama yang punya akun. Dan lucunya yang nge-hack ini update2 status nggak karuan buat memalukan si punya akun, tapi ketahuanlah biasanya mah.

Aduh kayaknya nggak habis2 ya ngomongin jejaring sosial ini. Sudah kita cukupkan aja dulu. Good night.

Comments