tag:blogger.com,1999:blog-87215288143435505152024-03-19T20:03:10.889+07:00Life NoteTempat berbagi hal-hal kecil di sekitarDityarihttp://www.blogger.com/profile/18169325257349232328noreply@blogger.comBlogger177125tag:blogger.com,1999:blog-8721528814343550515.post-76861193527760135522021-07-10T11:29:00.002+07:002021-07-12T17:42:12.077+07:005 Tujuan Mendidik Anak Yang Sering Dilupakan Orang Tua<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://cdn.pixabay.com/photo/2015/12/08/00/52/silhouettes-1082129__340.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="340" data-original-width="604" height="210" src="https://cdn.pixabay.com/photo/2015/12/08/00/52/silhouettes-1082129__340.jpg" width="373" /></a></div><br /></div><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Semakin anak besar orang tua semakin sibuk mengurus keperluan dan memenuhi kebutuhannya. Salah satunya adalah pendidikan anak. Pastinya setiap orang tua menginginkan anaknya mendapatkan pendidikan yang baik untuk masa depan yang lebih cemerlang. Oleh karena itu para orang tua berusaha memasukkan anak ke lembaga pendidikan yang terbaik.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wait! Apakah anda pernah merenung masa depan yang cemerlang itu seperti apa?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemudian, pendidikan yang baik itu seperti apa?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebelum menjawab itu semua ada baiknya kita mengetahui dengan jelas apa tujuan mendidik.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Silahkan jawab pertanyaan ini: </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h3 style="text-align: justify;">Apa tujuan anda mendidik anak? <br />Pendidikan seperti apa yang anda berikan untuk mencapai tujuan itu?</h3><div style="text-align: justify;">Yuk kita diskusikan!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di suatu kesempatan saya menonton video parenting dari seorang psikolog keluarga Ibu Elly Risman. Beliau memaparkan tujuan-tujuan yang hendaknya kita capai dalam mendidik anak. Pemaparan beliau memberi pencerahan baru buat saya mengenai tujuan mendidik anak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selama ini saya pikir tujuan mendidik anak itu agar ia bisa menjadi <b>orang yang berguna bagi nusa dan bangsa</b> saja. Oleh karenanya, saya berusaha agar anak bisa mendapatkan pendidikan formal dan non-formal sebaik mungkin. Namun ternyata ada tujuan yang luput.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Inilah tujuan-tujuan mendidik anak yang sebaiknya kita usahakan dan capai demi masa depannya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">1. Anak mengenal dan dekat dengan Penciptanya.</h2><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://media.istockphoto.com/photos/muslim-family-reading-quran-and-praying-at-home-picture-id1223745270?b=1&k=6&m=1223745270&s=170667a&w=0&h=W1CEQEChsu-qHryIoNntIF4maiqrYZh50vE--n3hQO8=" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="339" data-original-width="509" height="213" src="https://media.istockphoto.com/photos/muslim-family-reading-quran-and-praying-at-home-picture-id1223745270?b=1&k=6&m=1223745270&s=170667a&w=0&h=W1CEQEChsu-qHryIoNntIF4maiqrYZh50vE--n3hQO8=" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mengenal Allah, beriman dan kemudian bertakwa.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Seringnya ketika berbicara masalah agama yang kita pikirkan adalah <b><u>rajin sholat, pintar ngaji, banyak hafalan</u></b>. Padahal yang terpenting dari pendidikan agama adalah <b><u>mengenal Allah kemudian beriman dan bertakwa</u></b>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ketika anak sudah mengenal dan mencintai Allah maka takkan sulit memintanya melaksanakan ritual.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">2. Anak menjadi suami/istri yang baik untuk pasangannya</h2><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://cdn.pixabay.com/photo/2017/01/14/10/57/woman-1979272__340.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="340" data-original-width="510" height="213" src="https://cdn.pixabay.com/photo/2017/01/14/10/57/woman-1979272__340.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pernah terpikir ngga tujuan ini?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya pribadi tidak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya pikir menjadi suami/istri itu tidak perlu dididik. Biar mereka <i>learning by doing</i> setelah menikah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Namun ternyata, <b><u>menjadi suami/istri yang baik itu perlu belajar</u></b>. Dan sebagai orangtua kita perlu mendidik anak untuk menjadi suami/istri yang baik bagi pasangannya kelak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tentunya pendidikan ini tidak akan mereka dapatkan di sekolah ataupun universitas.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">3. Anak menjadi ayah/ibu yang baik untuk anak-anaknya</h2><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://cdn.pixabay.com/photo/2014/09/23/06/03/family-457235__340.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="340" data-original-width="510" height="213" src="https://cdn.pixabay.com/photo/2014/09/23/06/03/family-457235__340.jpg" width="320" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lagi-lagi tak pernah terpikirkan oleh saya tujuan ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Namun ternyata <u><b>tujuan ini penting diarahkan oleh orang tua</b></u>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena faktanya <b><u>tak sedikit orang yang tidak bisa menjadi orang tua yang baik</u></b>. Seperti tidak bertanggungjawab, tidak merawat, menyakiti, dan sebagainya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">4. Anak menjadi profesional</h2><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://cdn.pixabay.com/photo/2016/01/19/15/05/doctor-1149149__340.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="340" data-original-width="510" height="213" src="https://cdn.pixabay.com/photo/2016/01/19/15/05/doctor-1149149__340.jpg" width="320" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setelah 3 tujuan tadi barulah kita mengarahkan anak untuk menjadi professional sesuai minat dan bakatnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan menjadi profesional di bidangnya <b><u>anak bisa mendapatkan keuntungan baik untuk dirinya pribadi maupun orang lain.</u></b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Untuk menjadi professional barulah kita melibatkan pihak lain seperti lembaga formal dan non-formal.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">5. Anak menjadi bagian dari masyarakat</h2><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://cdn.pixabay.com/photo/2017/09/16/01/41/poor-2754335__340.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="340" data-original-width="510" height="213" src="https://cdn.pixabay.com/photo/2017/09/16/01/41/poor-2754335__340.jpg" width="320" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Terkadang kita lupa mendidik anak untuk menjadi bagian masyarakat. Anak hanya pergi ke sekolah dan tempat les lalu pulang. Saat dewasa sibuk kerja. Saat wafat siapa yang ngurus? Tetangga. Tapi sama tetangga ngga pernah menyapa bahkan tidak kenal. Sedih ya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain masyarakat yang terdekat penting juga anak menjadi bagian masyarakat yang lebih luas. Bukan untuk eksistensi, tapi <b><u>untuk memberi manfaat</u></b>. Bukannya sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">***</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Demikianlah 5 tujuan mendidik anak yang saya dapat dari video Bu Elly Risman.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pada dasarnya <b><u>tugas mendidik anak yang utama ada pada orang tua</u></b>. Cara yang terbaik adalah <b><u>menjadi teladan anak</u></b>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Orang tua <b><u>mengenalkan Allah dan mencontohkan cara mencintaiNya</u></b>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Orang tua <b><u>mencontohkan cara menjadi suami/istri yang baik</u></b> dengan memperlakukan ayah atau ibu anak dengan penuh kasih sayang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Orang tua <b><u>mencontohkan cara menjadi ayah/ibu yang baik</u></b> dengan menunjukkan tanggungjawab, membimbing, melindungi, dan sebagainya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Orang tua <b><u>mencontohkan cara menjadi professional yang baik</u></b> dengan bersungguh-sungguh dan amanah saat bekerja atau berwiraswasta.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Orang tua juga <b><u>mencontohkan cara menjadi bagian masyarakat yang baik</u></b> dengan terlibat dalam kegiatan masyarakat dan sesekali mengajak anak dalam kegiatan tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Inilah tugas orang tua. <b><u>Bukan sekedar mencari uang untuk mengirimkan anak ke sekolah.</u></b> Tapi memberi teladan dan menjadi andalan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh proses yang panjang. Untuk bisa memberikan contoh maka kita harus banyak belajar baik dengan membaca buku seputar parenting atau membaca informasi seputar parenting di situs terpercaya seperti <a href="https://www.ibupedia.com/">https://www.ibupedia.com/</a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di sana kita bisa banyak belajar seputar parenting dari artikel-artikel berkualitas yang ditulis berdasarkan fakta, contohnya artikel tentang <a href="https://www.ibupedia.com/artikel/keluarga/8-dampak-negatif-saat-mendidik-anak-dengan-gaya-helicopter-parenting" style="font-family: "Open Sans", Arial, sans-serif; text-align: left;" target="_blank">8 Dampak Negatif Saat Mendidik Anak dengan Gaya Helicopter Parenting</a>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semoga tulisan ini bisa menjadi pencerahan untuk kita semua mengenai tujuan mendidik anak. Jangan hanya fokus pada pendidikan formal saja. Karena faktanya ada anak yang berhasil menamatkan pendidikan formalnya hingga perguruan tinggi, tetapi pernikahannya gagal dan tak berguna di masyarakat. Rugi, sungguh rugi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagai penutup, ada sebuah quote menarik:</div><div style="text-align: justify;"><b><i>"Every father should remember, one day his son will follow his example, not his advice". (Charles Kettering)</i></b></div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Image: <a href="https://pixabay.com">https://pixabay.com</a></div>Dityarihttp://www.blogger.com/profile/18169325257349232328noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8721528814343550515.post-6228016964371922102021-06-01T12:54:00.000+07:002021-06-01T12:54:19.869+07:003 Hal Yang Harus Sudah Siap Sebelum Menikah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgE0mz-hXQ2GNDYe8PGrS9Oow8fcW-Pp-koAa8Ti1HXHHL2pfLN97LplfbQ9MOFQBUd4s3Rj1YhGAK_OKtW_CDdx7jDTFeXCLB9RV-dpZaf9ZVLORsis5RMqde76CiSSGuaVL2NYg-HlKu4/s1080/20210521_183654_0000.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgE0mz-hXQ2GNDYe8PGrS9Oow8fcW-Pp-koAa8Ti1HXHHL2pfLN97LplfbQ9MOFQBUd4s3Rj1YhGAK_OKtW_CDdx7jDTFeXCLB9RV-dpZaf9ZVLORsis5RMqde76CiSSGuaVL2NYg-HlKu4/s320/20210521_183654_0000.jpg" /></a></div><br /><span style="font-size: medium;"><br /><br /> </span><div><span style="font-size: medium;">Beberapa saat lalu, saya menonton video rekaman IG Live di akun YouTube @olevelove bersama psikolog Rosalina Verauli, M.Psi, P.si.<br /><br />Judul diskusinya: "Nyesel Nikah! Behind The Marriage Life"<br /><br />Pembahasannya sangat menarik. Salah satunya yang akan saya rangkum di sini.<br /><br />Hal yang menarik buat saya adalah ketika Mbak Rosalina menyebutkan 3 hal yang harus sudah siap sebelum menikah. <br /><br />Menurut beliau, 3 hal ini simple saja tapi pada pelaksanaannya berat. <br /><br />Apa aja 3 hal itu? Yuk kita bahas.<br /><br /></span><h2 style="text-align: left;"><span style="font-size: medium;">(1) Siap mandiri secara finansial</span></h2><div><span style="font-size: medium;"><br />Sebelum menikah anda harus sudah siap mandiri secara finansial. <br /><br />Tidak mesti kaya raya. Minimal sudah bisa membiayai kebutuhan diri sendiri, dan lebih berusaha lagi untuk bisa memenuhi kebutuhan keluarga setelah menikah.<br /><br />Dengan kata lain, sebelum menikah anda harus sudah memiliki penghasilan yang cukup.<br /><br />Jangan sampai setelah menikah kebutuhan keluarga menjadi beban orangtua atau saudara.<br /><br /></span><h2 style="text-align: left;"><span style="font-size: medium;">(2) Siap mandiri secara emosional</span></h2><span style="font-size: medium;"><br />Sudah menikah bukan saatnya lagi merengek di pelukan mamah atau papah. Anda harus gagah ketika menghadapi masalah.<br /><br />Dan pastinya anda harus menjadikan pasangan sebagai tempat utama untuk curhat.<br /><br />Namun, terkadang anda pun tidak bisa selalu bergantung pada pasangan. Anda harus bisa mengelola emosi sendiri.<br /><br />So, mandiri secara emosional ini penting dimiliki sebelum menikah apalagi sesudah menikah.<br /><br /></span><h2 style="text-align: left;"><span style="font-size: medium;">(3) Siap berkomitmen secara eksklusif</span></h2><span style="font-size: medium;"><br />Sudah menikah artinya anda menambah peran menjadi pasangan seseorang dan bahkan ayah/ibu dari seorang anak.<br /><br />So, sudah bukan saatnya lagi mencari-cari yang lain dan tidak memenuhi tanggungjawab.<br /><br />Anda harus siap berkompromi dengan pasangan mengenai apapun, meskipun harus mengorbankan hal yang sebelumnya anda sukai.<br /><br />Apakah anda siap?</span></div><div><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div><span style="font-size: medium;">***<br /><br />Itulah 3 hal minimal yang harus sudah siap sebelum menikah. <br /><br />Simple ya tapi past tense, hehe. <br /><br />Kelihatan sederhana sih tapi pelaksanaannya luar biasa. <br /><br />Silahkan diukur sejauh mana anda sudah siap untuk menikah. <br /><br />Akhir kata, semoga segera dipertemukan dengan yang sama-sama siap ya.</span></div></div>Dityarihttp://www.blogger.com/profile/18169325257349232328noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8721528814343550515.post-3619564849664441532021-05-30T12:22:00.001+07:002021-05-30T12:22:38.630+07:00CLBK Itu Harus!<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihLsZUNvOZX5LMbvfYRdKMXsuro7hAqvyipoG9-isOVSIX2S-XcSiUExcRPHoAemNUbBikUlSUDmYNXTaGdG1fsfNZ1TCRovXHiJYk0IFyeKsahwoueJnt5eSUOOyAOI9iC5-shhT4HxHD/s1080/20210429_072124_0000.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihLsZUNvOZX5LMbvfYRdKMXsuro7hAqvyipoG9-isOVSIX2S-XcSiUExcRPHoAemNUbBikUlSUDmYNXTaGdG1fsfNZ1TCRovXHiJYk0IFyeKsahwoueJnt5eSUOOyAOI9iC5-shhT4HxHD/s320/20210429_072124_0000.jpg" /></a></div><div style="text-align: left;"><br /></div></div><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Di postingan sebelumnya saya membahas 6 penyebab hilang cinta pada pasangan.</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Pertanyaan selanjutnya, anda mau bagaimana?</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">- Menumbuhkan cinta itu kembali.</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">- Tetap bertahan tanpa cinta.</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">- Berpisah saja.</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Jika anda ingin menumbuhkan cinta itu lagi, berikut saya rangkum beberapa cara untuk CLBK pada pasangan.</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Cara ini saya dapatkan dari berbagai sumber, khususnya para pembaca yang salah satunya suami sendiri hehe.</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Lanjut baca ya.</div><div style="text-align: left;"><br /></div><h2 style="text-align: left;">(1) Perbaiki cara berkomunikasi</h2><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Saling terbuka, jujur, dan mau mendengarkan apa yang disampaikan pasangan meskipun ada yang tidak nyaman untuk anda.</div><div style="text-align: left;"><br /></div><h2 style="text-align: left;">(2) Tingkatkan kuantitas dan kualitas hubungan intim</h2><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Ungkapkan apa yang anda suka saat bercinta dan dengarkan juga apa yang pasangan suka.</div><div style="text-align: left;"><br /></div><h2 style="text-align: left;">(3) Saling memenuhi kebutuhan dan keinginan</h2><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Tanyakan apa yang pasangan butuh dan inginkan dari anda. Misal, dia butuh dibantu mengurus rumah. Ungkapkan juga apa yang anda butuh dan inginkan darinya.</div><div style="text-align: left;"><br /></div><h2 style="text-align: left;">(4) Kenang kembali romansa di awal pernikahan</h2><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Ingat-ingat lagi rasa deg-degan di malam pertama bersama pasangan. Misal, saat dia mencium dan menyentuh anda.</div><div style="text-align: left;"><br /></div><h2 style="text-align: left;">(5) Lawan 1 kekurangan dengan 5 kebaikannya</h2><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Ketika anda mulai kesal lagi dengan kekurangannya, maka ingatlah 5 kebaikan yang selama ini sudah anda terima.</div><div style="text-align: left;"><br /></div><h2 style="text-align: left;">(6) Berpisah sementara</h2><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Kadang kita bosan melihat pasangan setiap hari, so coba pisah sejenak. Misal, dia nginap di rumah ortunya beberapa hari. Keterpisahan itu bisa menumbuhkan rindu yang mengembalikan rasa cinta.</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">***</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Demikianlah 6 cara CLBK pada pasangan atas usulan pembaca saya.</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Semoga bisa membantu anda yang sedang berjuang menumbuhkan cinta bersama pasangan.</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Kuncinya harus saling berjuang, bukan salah satu aja.</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Semoga berhasil.</div></span>Dityarihttp://www.blogger.com/profile/18169325257349232328noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8721528814343550515.post-40228164253512811792021-04-25T11:10:00.004+07:002021-04-25T11:10:54.938+07:006 Penyebab Hilang Cinta Pada Pasangan<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLJLU9zAn0860o4GEh-VeYy7lQ4oyT3Px9pycpE-S2GK8cORZfiuave0DGl08ISX_iEfU8UTryvnX6aRIQKff8Z8bslNIt4pUA5I9TqKiLasUSEF3YW60-X066Z6i0KBSGDlrCQfgxxcj6/s1080/20210425_063612_0000.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLJLU9zAn0860o4GEh-VeYy7lQ4oyT3Px9pycpE-S2GK8cORZfiuave0DGl08ISX_iEfU8UTryvnX6aRIQKff8Z8bslNIt4pUA5I9TqKiLasUSEF3YW60-X066Z6i0KBSGDlrCQfgxxcj6/s320/20210425_063612_0000.jpg" /></a></div></div><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semakin lama menikah, seharusnya jalinan cinta di antara suami istri semakin erat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Namun, faktanya tidak semua pasangan merasakan seperti itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ada juga yang justru semakin renggang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mengapa bisa begitu?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Banyak faktor yang menyebabkannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di postingan kali ini, saya coba merangkum 6 penyebab hilang cinta kepada pasangan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div></span><h2 style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">(1) Tidak berkomunikasi dengan lancar</span></h2><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ada suami atau istri yang hanya ingin didengar tanpa mendengarkan pasangannya. Ada yang selalu merasa caranya yang benar dan menganggap cara pasangannya tidak penting.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hal ini bisa mengakibatkan komunikasi buntu dan akhirnya salah satu memutuskan untuk tidak berkomunikasi lagi. Rasa kecewa ini lah yang akhirnya bisa mengikis cinta yang ada.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">(2) Tidak terpuaskan di ranjang</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Urusan ranjang bukan hanya kebutuhan salah satu, tapi berdua. Penting keduanya merasa puas agar merasa dicintai. Seringnya pihak istri yang merasa tidak puas namun sungkan untuk mengungkapkan. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hal ini disebabkan urusan ranjang konotasinya hanya untuk memuaskan suami, ditambah lagi ada hadits yang sering digunakan pihak-pihak tertentu untuk mengancam para istri agar selalu menuruti nafsu suami.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Akhirnya istri menyimpan perasaan kecewanya yang berujung pada hilangnya rasa cinta pada suami.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menurut dr. Boyke, hormon endorfin yang dikeluarkan saat orgasme bisa menumbuhkan rasa bahagia yang berdampak pada rasa cinta terhadap pasangan. Oleh karena itu penting kedua belah pihak merasa puas saat bercinta. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ukuran puasnya itu tergantung individu. Kadang ada yang harus sampai main sekian ronde, ada juga yang cukup main satu ronde. Penting masalah ini dikomunikasin dengan pasangan demi menumbuhkan cinta. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">(3) Tidak terpenuhi kebutuhan dan keinginan</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setiap orang memiliki kebutuhan dan keinginan yang harus dipenuhi agar merasa dicintai. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Misal seorang istri butuh suami yang bertanggungjawab dalam nafkah keluarga, sedangkan suami butuh istri yang menghormati dan mematuhi suami.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ketika kebutuhan dan keinginan itu tidak terpenuhi maka akan muncul rasa kecewa yang lama-lama mengikis rasa cinta. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">(4) Merasa tidak memiliki kemerdekaan menjadi diri sendiri</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Meskipun sudah menikah, suami/istri harusnya tetap bisa menjadi dirinya sendiri. Contohnya bisa mengungkapkan pendapatnya tanpa takut pasangan tersinggung, bisa tetap bertemu teman, melakukan hobi, meniti karir dan sebagainya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ketika suami/istri merasa terpenjara dalam hubungannya, ditambah lagi pasangan tidak memenuhi kebutuhannya, maka lama-lama perasaan cinta itu terkikis hingga habis.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">(5) Terus membandingkan pasangan dengan pasangan orang lain</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Terkadang pasangan kita baik-baik saja, hanya kita memandang pasangan orang lain lebih baik dan mulai merasa bahwa pasangan kita tidak sebaik itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hal ini disebabkan oleh tidak terpenuhinya harapan pada pasangan. Sayangnya yang sering terjadi bukannya menyampaikan kegundahan pada pasangan, melainkan istri/suami mencari sosok lain yang diidolakan sebagai pasangan ideal. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mengapa tidak disampaikan? Karena adanya kebuntuan komunikasi seperti yang sudah disebut di nomor 1.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">(6) Pengaruh orang ketiga</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Terkadang pernikahan kita baik-baik saja, tapi karena pertanyaan atau perkataan orang ketiga (keluarga/teman/sosmed) mempengaruhi pikiran kita, akhirnya kita mulai merasa ada yang tidak beres dengan pernikahan kita.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hal ini disebabkan oleh kurangnya ikatan emosi dengan pasangan sehingga perasaan mudah goyah. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mengapa ikatan emosi itu kurang? Lagi-lagi karena kurangnya komunikasi dan tidak terpenuhinya kebutuhan yang mengikis rasa percaya dan cinta. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">***</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Demikianlah 6 penyebab hilang cinta pada pasangan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Intinya komunikasi itu adalah kunci utama untuk menumbuhkan cinta. Dari komunikasi yang sehat suami/istri bisa mengetahui apa yang dirasakan pasangannya dan membenahi hubungannya. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bagi anda yang sedang mengalami hilang cinta, semoga anda bisa menumbuhkannya kembali.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena cinta itu memang harus dipelihara dengan baik seperti bunga.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika tidak ia kan layu dan mati.</div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div>Dityarihttp://www.blogger.com/profile/18169325257349232328noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8721528814343550515.post-43410259692972143842021-04-25T06:05:00.002+07:002021-04-25T06:05:23.953+07:00Menjadi Pria Tampan yang Mampu Menjaga Diri<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigElm6tcNgaG8g2IRboDIi9DJ6tviPu_30Smhh2_9P7VRWUJSIXhEE2ih2L9CXjRx571AOkivAkLs8zdRovUzJwxWN7YTKK-JL0_O-sp3HyZJ44IOu1euGSDTVnJDWLIcq4n3wUROKu5zu/s1080/20210423_114219_0000.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigElm6tcNgaG8g2IRboDIi9DJ6tviPu_30Smhh2_9P7VRWUJSIXhEE2ih2L9CXjRx571AOkivAkLs8zdRovUzJwxWN7YTKK-JL0_O-sp3HyZJ44IOu1euGSDTVnJDWLIcq4n3wUROKu5zu/s320/20210423_114219_0000.jpg" /></a></div><span style="font-size: medium;"><br /> Wahai anak lelakiku,<br /><br />Kelak kau akan tahu bahwa wanita itu tidak selalu malu-malu.<br /><br />Mungkin akan ada wanita yang bersikap agresif untuk mendapatkanmu.<br /><br />Boleh jadi mereka benar-benar menyukaimu,<br /><br />atau mereka penasaran dengan reaksimu.<br /><br />Mungkin karena kau tampan, menawan, beriman, atau mapan.<br /><br />Ketika terjadi kemaksiatan, masyarakat cenderung menyalahkan sang perempuan.<br /><br />Perempuan yang menggoda.<br /><br />Ngga bisa jaga diri.<br /><br />Kegatelan.<br /><br />Padahal jika sang pria tidak menanggapi, takkan terjadi apa-apa.<br /><br />Benar kan?<br /><br />Coba ingat kisah <b>Nabi Yusuf a.s.</b><br /><br />Beliau sangat tampan dan menawan. Istri dari majikan beliau pun terpesona dan berhasrat padanya. <br /><br />Nabi Yusuf nyaris saja terbawa suasana. Namun, beliau ingat pada Allah dan sekuat tenaga berlari menghindari godaan itu.<br /><br />Beliau bahkan rela dipenjara atas tuduhan palsu daripada harus berada dekat godaan itu.<br /><br />Pelajaran apa yang bisa kamu ambil dari kisah ini, Nak?<br /><br /><b>Kisah Nabi Yusuf mengajarkan kita bahwa seorang pria pun bisa menjaga dirinya walau ada godaan di depan mata.</b><br /><br />Pria itu bukan seorang kucing yang pasti selalu tergoda ketika diberi ikan.<br /><br />Pria itu seorang manusia yang mempunyai akal sehat dan pastinya iman.<br /><br />Wahai anak lelakiku, <br /><br />Jagalah pandanganmu.<br /><br />Jagalah pendengaranmu.<br /><br />Jagalah hatimu.<br /><br />Jagalah seluruh tubuhmu dari maksiat.<br /><br />Karena Allah Maha Melihat.<br /><br />Jadilah pemuda tampan nan beriman seperti Nabi Yusuf a.s.</span><br />Dityarihttp://www.blogger.com/profile/18169325257349232328noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8721528814343550515.post-65684995274496938852021-04-25T06:00:00.001+07:002021-04-25T06:00:43.846+07:005 Hal yang Harus Diajarkan pada Anak Perempuan - Calon Istri dan Ibu Masa Depan<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJ_y1XtkrDCj5J2bgSXAJakBx0utZWzyhNpttAd1f5EZBjHNLRz8xOrBGNHlQWC_zKd7fknh3rvKn1vpTE-ZWjryxeFt6xU7qeLH9M3UjSz1f4xh87dncbTFKJNm2trCaU3IyouJ3sQDjz/s1080/20210419_105205_0000.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJ_y1XtkrDCj5J2bgSXAJakBx0utZWzyhNpttAd1f5EZBjHNLRz8xOrBGNHlQWC_zKd7fknh3rvKn1vpTE-ZWjryxeFt6xU7qeLH9M3UjSz1f4xh87dncbTFKJNm2trCaU3IyouJ3sQDjz/s320/20210419_105205_0000.jpg" /></a></div><br /></div><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Wahai anak perempuanku,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kelak kau akan menjadi seorang istri dari putra orang lain.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kelak kau pun menjadi seorang ibu dari buah cinta kalian.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ayah dan ibu tidak akan selalu bersamamu, Nak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Maka kau harus menjadi wanita mandiri dan tangguh.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ayah dan ibu menitipkan 5 pesan ini untuk kau laksanakan ketika sudah menikah kelak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">(1) Taatlah pada perintah suami selama ia tidak memintamu untuk melanggar syariat agama.</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>“Tidak ada ketaatan di dalam maksiat, taat itu hanya dalam perkara yang ma’ruf” (HR Bukhari, no. 7257; Muslim, no. 1840).</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">(2) Berusahalah menjaga penampilan fisik dan pelihara hati agar kau percaya diri dan bahagia</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Rasulullah Saw bersada, "Sebaik-baik istri ialah <u><b>bila engkau pandang menyenangkan</b></u>, bila engkau perintah ia taat kepadamu, dan bila engkau tinggal, ia mampu menjaga diri dan hartanya." (H.R. Ahmad)</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">(3) Jagalah amanah baik harta maupun anak yang dititipkan suami karena kau adalah wanita cerdas dan jujur yang taat pada Allah</h2><div style="text-align: justify;"><i>Rasulullah Saw bersada, "Sebaik-baik istri ialah bila engkau pandang menyenangkan, bila engkau perintah ia taat kepadamu, dan bila engkau tinggal, <b><u>ia mampu menjaga diri dan hartanya.</u></b>" (H.R. Ahmad)</i></div><h2 style="text-align: justify;">(4) Jagalah kehormatan diri ketika suami tidak ada karena kau adalah wanita baik yang taat pada Allah</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah Saw bersabda, <i>"Jika istri mengerjakan shalat wajib, puasa Ramadhan, <b><u>memelihara kehormatannya</u></b>, dan taat kepada suaminya maka akan dikatakan kepadanya, 'Masuklah ke dalam surga dari pintu mana saja yang engkau sukai.'" (H.R. Ahmad dan Thabrani).</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">(5) Selalu bersyukur dengan pemberian suami meski tak banyak dan tidak melupakan kebaikan suami karena rezeki tak selalu berupa harta</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah Saw, bersabda, <i>"Saya pernah melihat neraka. Kebanyakan penghuninya adalah kaum perempuan, yaitu <b><u>mereka yang tidak tahu berterima kasih kepada suami</u></b>. Andaikata suami berbuat baik kepada seseorang di antara mereka setahun, kemudian ia melihat sedikit perbuatan cacat pada suami maka ia akan mengatakan, 'Saya tak pernah melihat kebaikan sama sekali darimu.'" (H.R. Bukhari)</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">***</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wahai anak perempuanku,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menjadi istri dan ibu itu tidak mudah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Keadaan rumah tangga tidak selalu nyaman.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ada kalanya suami bersikap lemah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Oleh karena itu, fisik dan mentalmu harus kuat untuk kembali menguatkan suamimu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menikah itu adalah hidup baru yang berat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tapi kau akan selamat selama Allah yang selalu kau ingat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Berpegang teguhlah selalu pada syariat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kuatkan iman dan takwa.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ayah dan ibu yakin kau adalah wanita kuat, istri dan ibu yang hebat.</div></span>Dityarihttp://www.blogger.com/profile/18169325257349232328noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8721528814343550515.post-35179880277038159332021-04-25T05:50:00.000+07:002021-04-25T05:50:26.674+07:004 Hal yang Harus Diajarkan pada Anak Laki-Laki - Calon Suami dan Ayah Masa Depan<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhB8g0hyphenhyphent3hBluHuQvtdj51RmkJxw0VQZFbunH7wDSWcLa7KzVdiMAH4JrRO_NdLRP_aUmuUzwWHQ9Do_idWwJEUsgkczxsZ1JMbwF2OiXFevEHnpkuQR3-XqrNfPP8G7ydYo8TCkyowfON/s1080/20210418_065927_0000.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhB8g0hyphenhyphent3hBluHuQvtdj51RmkJxw0VQZFbunH7wDSWcLa7KzVdiMAH4JrRO_NdLRP_aUmuUzwWHQ9Do_idWwJEUsgkczxsZ1JMbwF2OiXFevEHnpkuQR3-XqrNfPP8G7ydYo8TCkyowfON/s320/20210418_065927_0000.jpg" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div></div><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wahai anak lelakiku,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kelak kau akan menjadi seorang suami dari putri orang lain.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kelak kau pun menjadi seorang ayah dari buah cinta kalian.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ayah dan ibu tidak akan selalu bersamamu, Nak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Maka kau harus menjadi lelaki dewasa, mandiri serta bertanggungjawab.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ayah dan ibu menitipkan 4 pesan ini untuk kau laksanakan ketika sudah menikah kelak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">(1) Berusahalah mencari nafkah yang halal dan berkah untuk istri dan anak-anakmu. Jangan malas. Jangan gengsi.</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>"... dan kewajiban suami memberi makan dan pakaian kepada istri dengan cara yang baik..." (Q.S. Al Baqarah 2:233).</i></div><div style="text-align: justify;"><i><br /></i></div><div style="text-align: justify;"><i>"Berikan tempat tinggal pada istri di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan istri untuk menyempitkan hati mereka..." (Q.S. Ath-Thalaq 65:6)</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">(2) Urusan keintiman bukan hanya untuk kepuasan suami. Istri pun harus dipuaskan demi kebahagiaan pernikahan kalian.</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Rasulullah Saw bersada, "Jika salah seorang di antaramu berhubungan intim dengan istrinya, maka janganlah suami tergesa-gesa untuk menyelesaikannya sebelum kebutuhan istrinya pun terselesaikan." (H.R. Abu Ya'la)</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">(3) Bersikaplah yang baik, santun, dan penuh kelembutan pada istrimu agar ia melayanimu dengan penuh cinta dan mendoakanmu dengan ikhlas</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>"Dan perlakukanlah istri dengan sebaik-baiknya. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka maka tetaplah perlakukan mereka dengan baik karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak... (Q.S. An-Nisa 4: 19)</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">(4) Bimbing istrimu untuk tetap beriman dan bertakwa pada Allah Swt dengan memberi teladan yang benar. Terus belajar ilmu bermanfaat hingga akhir hayat.</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (Q.S. At-Tahrim 66:6)</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">***</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wahai anak lelakiku,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kelak yang akan membahagiakan ayah dan ibu adalah ketika kami mengetahui bahwa kau bisa menjadi suami dan ayah yang baik.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kelak yang akan membanggakan kami adalah ketika istri dan anakmu merasa bahagia memilikimu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jadilah pria yang taat pada Allah dan meneladani Rasulullah ya, Nak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yang mampu menjaga pandangan, sentuhan, perkataan, perbuatan, hingga kemaluan dari hal-hal yang dilarang Allah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yang mampu menjalankan syariat walau terasa berat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Referensi:</div><div style="text-align: justify;">Amiruddin, Aam. 2008. <b><i>Doa Orang-Orang Sukses</i></b>. Bandung: Khazanah Intelektual.</div></span>Dityarihttp://www.blogger.com/profile/18169325257349232328noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8721528814343550515.post-13321018202159295512021-04-22T15:32:00.001+07:002021-04-22T15:32:18.729+07:005 Hal Terkait Berhubungan Intim di Bulan Ramadhan<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4A8PzNMGQOGQrAaCdgbHSJE8sUdKau5ZPg4iEUvGYs_r1jzgc-0kSa3i8ffGnT00oU_wh2A1Ks8M3MFTSfDbonFatRTvYXvwkz-LtEf9r5v5wyKyBMrCR-I-x3NZHF5x4oXIy0WUUImZS/s1080/20210415_082741_0000.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4A8PzNMGQOGQrAaCdgbHSJE8sUdKau5ZPg4iEUvGYs_r1jzgc-0kSa3i8ffGnT00oU_wh2A1Ks8M3MFTSfDbonFatRTvYXvwkz-LtEf9r5v5wyKyBMrCR-I-x3NZHF5x4oXIy0WUUImZS/s320/20210415_082741_0000.png" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div></div><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Marhaban Ya Ramadhan...</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di bulan penuh berkah ini, sudah saatnya kita memperbanyak ibadah ritual baik wajib maupun sunnah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lalu bagaimana dengan berhubungan intim dengan pasangan? Apakah harus ditinggalkan?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tentu tidak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Suami istri harus tetap meluangkan waktu untuk bisa berhubungan intim di sela-sela kesibukan beribadah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tapi ada hal-hal yang pastinya dibatasi di bulan suci ini. Apa saja itu?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dilansir dari <a href="https://www.blogger.com/u/1/#">muslimafiyah.com</a>, saya merangkum 5 hal yang penting diketahui pasutri terkait masalah berhubungan intim di bulan Ramadhan ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">(1) Dilarang berhubungan intim di siang hari Ramadhan dan hukumannya berat jika melanggar</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hukumannya adalah membebaskan satu budak. Atau puasa 60 hari berturut-turut tanpa jeda. Jika ada yang terlewat maka harus diulang lagi dari awal. Atau memberi makan 60 orang miskin.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">(2) Ketika safar dan tidak puasa, boleh berhubungan badan di siang hari bulan Ramadhan</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ketika sedang mudik, anda berdua diperbolehkan untuk tidak berpuasa. Nah, jika anda berdua ingin berhubungan intim saat sampai di tujuan juga boleh koq. Tapi jangan lupa puasa yang ditinggalkan diganti setelah Ramadhan ya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">(3) Tetap sah puasa ketika waktu subuh sudah masuk kemudian masih dalam keadaan junub</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setelah sahur dan belum masuk waktu subuh, anda boleh berhubungan intim dengan pasangan. Ketika adzan sudah berkumandang, namun anda masih belum mandi junub, puasa anda masih sah koq. Tapi tetap harus mandi junub ya sebelum sholat subuh.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">(4) Ketika berhubungan badan suami-istri di waktu sahur, kemudian terdengar adzan maka wajib menghentikannya saat itu juga dan puasanya sah</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Anda masih asyik-asyik dengan pasangan ketika adzan subuh berkumandang, please segera hentikan ya. Puasa anda tetap sah. Tapi jangan lupa mandi junub dulu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">(5) Suami boleh mencumbu istrinya asalkan ia mampu menahan agar tidak melakukan hubungan seksual.</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Membelai pasangan dan menciumnya saat sedang berpuasa boleh koq. Asal kuat aja menahan diri untuk tidak meneruskan ke hal-hal yang diinginkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">Kapan waktu yang tepat untuk berhubungan intim di bulan Ramadhan?</h2><div style="text-align: justify;">Disarankan malam atau sebelum adzan subuh.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena waktu yang terbatas, maka durasi bisa lebih singkat namun tetap berkualitas.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Intinya ada transfer kasih sayang antara suami istri, bukan hanya kepuasan fisik.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Demikianlah 5 hal terkait berhubungan intim di bulan Ramadhan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Meskipun siangnya kita beribadah puasa ditambah ibadah lainnya, jangan lupa tetap berbagi hormon kebahagiaan dengan pasangan melalui hubungan intim di waktu yang tidak dilarang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semoga bermanfaat.</div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div>Dityarihttp://www.blogger.com/profile/18169325257349232328noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8721528814343550515.post-14042118104004396352021-04-22T15:21:00.000+07:002021-04-22T15:21:30.477+07:006 Karakter Menantu Laki-Laki Idaman Mertua<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXRfJIchf9-gcp9NiLZafSVtcXfhTyXhgecfiDK-8I5De6aK11Edt0olVBXjBFrEN7bHZTYxmrNOGmUGxlgKjai13lUoiabY_wwh1Cy0JLfgT2ykyP9_tdDbyqpUos21DJuZK42HZrui3V/s1080/20210412_070422_0000.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXRfJIchf9-gcp9NiLZafSVtcXfhTyXhgecfiDK-8I5De6aK11Edt0olVBXjBFrEN7bHZTYxmrNOGmUGxlgKjai13lUoiabY_wwh1Cy0JLfgT2ykyP9_tdDbyqpUos21DJuZK42HZrui3V/s320/20210412_070422_0000.png" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div></div><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hi couples,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di postingan sebelumnya saya membahas tentang kriteria menantu perempuan idaman mertua.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nah, kali ini saya akan membahas 6 kriteria menantu laki-lakinya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kenapa sih ini penting dibahas?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena saya pernah mendapatkan beberapa cerita tentang mertua yang meminta menantu laki-lakinya menceraikan anaknya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hm, ada apa ya?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Emangnya harus gimana sih jadi menantu laki-laki idaman mertua?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yuk kita bahas hari ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">(1) Bertanggungjawab</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mertua senang menantunya bertanggungjawab pada anak dan cucunya, khususnya masalah nafkah. Jadi, usahakanlah punya penghasilan dengan cara bekerja atau berwirausaha.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">(2) Menyayangi istri dan anak</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mertua senang menantunya menyayangi anak dan cucunya dengan sepenuh hati baik secara perkataan maupun tindakan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">(3) Bersikap baik dengan mertua</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mertua senang dengan menantu yang bisa bersikap hormat dan sopan baik secara perkataan maupun perbuatan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">(4) Siap membantu kesulitan keluarga</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mertua senang dengan menantu yang peduli pada kesulitan keluarga besar baik dengan memberi bantuan langsung atau sekedar memberi dukungan moril.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">(5) Punya penghasilan yang cukup</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Untuk bisa bertanggungjawab dan membantu kesulitan keluarga, tentunya diperlukan penghasilan yang cukup. Mertua senang dengan menantu yang punya penghasilan cukup, sehingga tidak membebani keluarganya atau orang lain.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">(6) Tetap setia</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mertua sangat senang dengan menantu yang tetap setia pada anaknya dan tidak mudah menceraikan ketika ada masalah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Demikianlah 6 karakter menantu laki-laki idaman mertua.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semoga anda bisa memenuhinya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Boleh jadi istri anda bisa bertahan di kesulitan hidup, tapi mertua anda belum tentu tahan melihat anak cucunya dalam kesulitan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Oleh karena itu, berusahalah menjadi menantu idaman demi kebaikan pernikahan anda.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selamat berjuang, gentlemen!</div></span><span class="JsGRdQ white-space-prewrap"></span>Dityarihttp://www.blogger.com/profile/18169325257349232328noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8721528814343550515.post-83533363916558265632021-04-11T12:37:00.002+07:002021-04-11T12:37:20.305+07:006 Karakter Menantu Perempuan Idaman Mertua<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1lnX9M51_8NRbQqMfnbyLybK-9r5T3-4TOj3wIXNSmrLpnxlJGkaGoLP9lht-FAMkgNtpxsoPmuRLx0VZy_asDTDSYuVJyqooAaFL9ZJjDu6Os1D6MKttGwyIrmXE46UH3xT2ktXXR7r_/s1080/20210408_075726_0000.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1lnX9M51_8NRbQqMfnbyLybK-9r5T3-4TOj3wIXNSmrLpnxlJGkaGoLP9lht-FAMkgNtpxsoPmuRLx0VZy_asDTDSYuVJyqooAaFL9ZJjDu6Os1D6MKttGwyIrmXE46UH3xT2ktXXR7r_/s320/20210408_075726_0000.png" /></a></div></div><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di Indonesia, menikah itu tidak hanya dengan pasangan saja, melainkan dengan keluarga besarnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Maksudnya, ketika sudah menikah, kita tidak hanya menyesuaikan diri dengan pasangan, melainkan juga harus menyesuaikan diri dengan keluarganya terutama mertua.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sayangnya, pelajaran menjadi menantu yang baik tidak diajarkan di sekolah. Bahkan orangtua sendiri pun belum tentu mengajari itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">So, dalam postingan kali ini saya coba memberi gambaran bagaimana sih menjadi menantu perempuan idaman mertua, terutama di zaman milenial ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">(1) Bisa menjaga kehormatan diri dan keluarganya</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setelah resmi menikah, maka seorang istri adalah perwakilan dari keluarga suaminya juga. Oleh karena itu, menjaga diri berarti menjaga kehormatan suami dan keluarganya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">(2) Bisa mengurus rumah dan anak</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mertua senang menantunya bisa mengurus rumah, anak dan cucunya dengan baik. Di zaman milenial ini, mengurus rumah dan anak tidak mesti langsung dilakukan oleh istri. Istri bisa mendelegasikan tugas pada asisten di bawah pengawasan istri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">(3) Bersikap baik dengan mertua</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mertua senang dengan menantu yang bisa bersikap hormat dan sopan baik secara lisan maupun perbuatan. Mertua lebih senang lagi jika menantunya mengizinkan sang suami untuk berbakti pada orangtuanya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">(4) Siap membantu kesulitan keluarga</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mertua senang dengan menantu yang peduli pada kesulitan keluarga besar baik dengan memberi bantuan langsung atau sekedar memberi dukungan moril.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">(5) Punya penghasilan sendiri</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di zaman milenial ini, mertua lebih senang dengan menantu perempuan yang punya penghasilan sendiri, terutama jika mertua masih membutuhkan bantuan biaya dari anaknya. Dengan begini, anaknya akan lebih terbantu dalam membiayai kebutuhan rumah tangga.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">(6) Mampu bertahan dalam kesulitan rumah tangga</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mertua sangat senang dengan menantu yang mampu bertahan sebesar apapun masalah rumah tangga dan tidak mudah meminta cerai.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">***</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Demikianlah 6 karakter menantu perempuan idaman mertua.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semoga anda adalah menantu idaman itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika belum, yuk berusaha menjadi menantu yang baik untuk mertua, sebelum kita menuntut menantu masa depan kita bersikap yang sama.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semoga bermanfaat.</div></span>Dityarihttp://www.blogger.com/profile/18169325257349232328noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8721528814343550515.post-59725461098203444522021-04-05T16:31:00.004+07:002021-04-06T06:06:00.006+07:005 Cara Istri Menutupi Kebutuhan Ketika Penghasilan Suami Tidak Mencukupi<div style="text-align: justify;"><br /></div><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1sHxMYamNeQWUE5HAz2cid4X5NFiWkgCZhyphenhyphen3Y29N_D5yW53hDTuKTuAGFZ8t4Ncz7W_rgDjYn96mQKo3ECB0LVNVglbIHnjInCoNwmCDqD3tfNGS8iZwbU1ukg1yMnUTLu8SO3lL9iPmE/s1080/20210405_084059_0000.png"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1sHxMYamNeQWUE5HAz2cid4X5NFiWkgCZhyphenhyphen3Y29N_D5yW53hDTuKTuAGFZ8t4Ncz7W_rgDjYn96mQKo3ECB0LVNVglbIHnjInCoNwmCDqD3tfNGS8iZwbU1ukg1yMnUTLu8SO3lL9iPmE/s320/20210405_084059_0000.png" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Idealnya suami adalah pencari nafkah utama, namun tidak semua suami memiliki pendapatan yang cukup untuk memenuhi semua kebutuhan keluarganya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Terutama di masa pandemi ini, tak sedikit suami yang berkurang pendapatannya bahkan kehilangan pekerjaan atau bisnisnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sedangkan hidup harus terus berjalan dengan kebutuhan yang semakin meningkat dari hari ke hari.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lalu bagaimana seorang istri mengatasi masalah ini? Inilah 5 cara yang saya temukan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">(1) Istri bekerja di luar rumah</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Istri bisa bekerja sebagai karyawan atau pegawai sebuah perusahaan atau lembaga. Bisa juga membuka bisnis sendiri. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">(2) Istri bekerja di rumah</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Istri bisa bekerja sebagai freelancer atau membuka bisnis online yang lebih banyak bekerja di rumah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika ingin menjadi freelancer, ketahui dulu kemampuan anda di bidang apa. Misal anda bisa mengajar bahasa Inggris, maka cobalah melamar ke lembaga kursus yang memerlukan tenaga pengajar paruh waktu secara online. Atau anda bisa langsung menawarkan jasa anda ke pelanggan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bisnis online bisa dimulai dari menjadi reseller atau dropshipper. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bisa juga menjalin afiliasi dengan perusahaan tertentu dimana kita mendapat komisi ketika ada pelanggan yang membeli produk tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">(3) Meminta bantuan keluarga atau teman</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ada juga istri yang terpaksa meminta bantuan pada keluarga atau teman dalam bentuk pemberian atau pinjaman demi memenuhi kebutuhan hidup. Tapi jangan terus-terusan, karena keluarga/teman kita juga punya kebutuhan sendiri. Boleh jadi mereka malah merasa terdzalimi jika kita terus meminta bantuan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">(4) Meminjam ke rentenir</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ini tidak disarankan. Tapi faktanya ada istri yang terpaksa meminjam ke rentenir demi menyambung hidup. Sedihnya, meminjam ke rentenir jauh lebih mudah daripada meminjam ke teman atau keluarga. Namun, jeratan bunganya sangat mencekik. Jika tak bayar, terpaksa sang istri meminjam ke rentenir lain. Jadinya gali lubang tutup lubang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">(5) Menjadi selingkuhan pria kaya</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ini sangat tidak disarankan. Tapi faktanya ada istri yang terpaksa menjual dirinya pada pria kaya yang juga suami orang lain demi memenuhi kebutuhan keluarganya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Gilanya, ada suami yang sebenarnya tau apa yang istrinya lakukan, namun membiarkan saja demi terpenuhi kebutuhan hidup. Suami macam apa ini?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di kisah istri lain, ketika ketahuan berselingkuh sang suami langsung menggugat cerai. Si istri yang kadung jatuh cinta dengan pria selingkuhannya pun menuntut dinikahi. Namun, ternyata sang pria tidak bersedia dan memutuskan hubungan mereka. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Walaupun kekurangan secara ekonomi, jangan sampai menggadaikan iman demi harta. Para suami juga harus bisa mendidik istrinya agar tidak terjerumus dosa akibat tak terpenuhi kebutuhan hidupnya. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">***</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Well, Itulah 5 cara istri menutupi kebutuhan hidup ketika sang suami tidak bisa memenuhinya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Beruntunglah anda yang memiliki suami dengan pendapatan yang cukup dan mau memenuhi semua kebutuhan. Ada juga suami yang pendapatannya lebih dari cukup, tapi pelit.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bagi istri yang suaminya tidak memiliki pendapatan cukup, bersabarlah. Bantulah suami dengan cara yang baik dan tidak melanggar norma.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selama suami masih mau berusaha demi istri dan anaknya, dukunglah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Boleh jadi ada kebaikan yang banyak dari kekurangan tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selamat berjuang para istri hebat!</div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div>Dityarihttp://www.blogger.com/profile/18169325257349232328noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8721528814343550515.post-65378522250048549812021-04-05T16:13:00.000+07:002021-04-05T16:13:04.614+07:00Yang Harus Seorang Istri Hadapi Ketika Keuangan Keluarga Sedang Tidak Stabil<p><span style="font-size: medium;"> </span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6PNf5pB1hqKb29A2ZV1SH9drYHbxEUSRdlTih3nzrTfN9NH12cjhMETTMENs45ymG3OFE-qB9-ZzuGTjVba9-SaU-8EkgYEHvSsFf_TEoh2zijmR1nXxbXm_6h4fDiKAHjjwIE4RVBMdY/s1080/20210401_122146_0000.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6PNf5pB1hqKb29A2ZV1SH9drYHbxEUSRdlTih3nzrTfN9NH12cjhMETTMENs45ymG3OFE-qB9-ZzuGTjVba9-SaU-8EkgYEHvSsFf_TEoh2zijmR1nXxbXm_6h4fDiKAHjjwIE4RVBMdY/s320/20210401_122146_0000.jpg" /></span></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Di masa pandemi ini, banyak hal yang tidak pasti khususnya masalah keuangan. Tak sedikit suami yang kehilangan pekerjaan atau bisnis karena dampak covid-19. Meskipun begitu, hidup harus tetap berjalan. Kita harus tetap makan dan menggunakan fasilitas lainnya. </span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Inilah beberapa hal yang harus dihadapai oleh seorang istri.</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaork2q5Wi3JL_4SEvSRTkDS-6xg0PAbAVd6_duuXuc-Kor40U-sVGwB6GFe9njV7ZXlLBNSLP70zfRFNjmQ0M2cD-Qp3ykLcXRR9v2xkSO68KV2lwAEs0SYqy7vReL4jFIFz0cIRVF9Dk/s1080/20210401_122146_0001.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaork2q5Wi3JL_4SEvSRTkDS-6xg0PAbAVd6_duuXuc-Kor40U-sVGwB6GFe9njV7ZXlLBNSLP70zfRFNjmQ0M2cD-Qp3ykLcXRR9v2xkSO68KV2lwAEs0SYqy7vReL4jFIFz0cIRVF9Dk/s320/20210401_122146_0001.jpg" /></span></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: medium;">Suami kehilangan pekerjaan atau bisnis. Untuk mencari pekerjaan baru tidaklah mudah, apalagi memulai bisnis baru. Terpaksa suami mengatakan kata-kata di atas.</span></div><span style="font-size: medium;"><br /></span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiycy_jH9bSGk7pj253n8xWRu4Bib2oLn0xNNHlOWKh38gIqsofwbHekGnGDG7e-JvGdNEDk8JYk3CkLlLpAwVHtC8g_ae89tJFSUqeVETrQ5l6ibDJiYVU8jvDRhGevvK-9ptMKH6kEU39/s1080/20210401_122146_0002.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiycy_jH9bSGk7pj253n8xWRu4Bib2oLn0xNNHlOWKh38gIqsofwbHekGnGDG7e-JvGdNEDk8JYk3CkLlLpAwVHtC8g_ae89tJFSUqeVETrQ5l6ibDJiYVU8jvDRhGevvK-9ptMKH6kEU39/s320/20210401_122146_0002.jpg" /></span></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: medium;">Anak yang masih kecil takkan mengerti kesulitan yang dihadapi orangtuanya. Ia pasti akan meminta kebutuhannya.</span></div><span style="font-size: medium;"><br /></span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhW8mFK9CGOZiGJISlqxrytMCx8Icj3A05IO5FvN85GiIAr7Ww3cxnI1wynLMZ_pGp43kzl8X8kI52gPoBvRRFefLH1cxIdMBhkh4kyQU8OrZZvSJHYaVWbKF_AMx73mBZmSW2q27Vm_0aR/s1080/20210401_122146_0003.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhW8mFK9CGOZiGJISlqxrytMCx8Icj3A05IO5FvN85GiIAr7Ww3cxnI1wynLMZ_pGp43kzl8X8kI52gPoBvRRFefLH1cxIdMBhkh4kyQU8OrZZvSJHYaVWbKF_AMx73mBZmSW2q27Vm_0aR/s320/20210401_122146_0003.jpg" /></span></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: medium;">Begitu juga dengan sekolah anak. Mereka juga butuh pemasukan untuk membiayai operasional sekolah dan gaji pegawainya.</span></div><span style="font-size: medium;"><br /></span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKxtWuNNZWJkpC2HVawDUlPLOAjHhp9DoQi56_tMERhlL0F2oBpzBLR5NNtJR_LgrRHPhDXBPgslG5hXPlLGZzi1YX_tyhMqbtB5zhEZIZ2T3wNiNV-amcpCEvigQUxYtGJ2-VjMKZP0Y1/s1080/20210401_122146_0004.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKxtWuNNZWJkpC2HVawDUlPLOAjHhp9DoQi56_tMERhlL0F2oBpzBLR5NNtJR_LgrRHPhDXBPgslG5hXPlLGZzi1YX_tyhMqbtB5zhEZIZ2T3wNiNV-amcpCEvigQUxYtGJ2-VjMKZP0Y1/s320/20210401_122146_0004.jpg" /></span></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: medium;">Suami tidak memberi nafkah, tapi tetap saja kan dia butuh makan, begitu juga dengan anak. Ibu akhirnya pusing harus masak apa.</span></div><span style="font-size: medium;"><br /></span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimV80LlhfNpYgKskyq_cm63R78Tdb77YIB3CUptap6pMxAekmzJc6lKlswf0o4sTDL-jKnh1duC0_DevixvKFn04DGZeKKaO3uEch4Hf7god8nXD8Nq9tblXCiBQI5IxWdWppYSPTC7PEK/s1080/20210401_122146_0005.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimV80LlhfNpYgKskyq_cm63R78Tdb77YIB3CUptap6pMxAekmzJc6lKlswf0o4sTDL-jKnh1duC0_DevixvKFn04DGZeKKaO3uEch4Hf7god8nXD8Nq9tblXCiBQI5IxWdWppYSPTC7PEK/s320/20210401_122146_0005.jpg" /></span></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: medium;">Keuangan sedang tidak stabil, tapi tagihan-tagihan tetap berjalan. Ibu semakin pusing harus membayarnya gimana.</span></div><span style="font-size: medium;"><br /></span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6lMY7_AHKaGh9R4tw1LDaEo-JBXrs_elidZL6JWAGa64pjlelHuovXh692FqZmls2txrJXrDA7LWe4g_PSe8EAuG-pYvwLB75QkMxaSB5Lz-nBbJDgkSzEEryiyQZEDkQ7lTm-TOYjUoy/s1080/20210401_122146_0006.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6lMY7_AHKaGh9R4tw1LDaEo-JBXrs_elidZL6JWAGa64pjlelHuovXh692FqZmls2txrJXrDA7LWe4g_PSe8EAuG-pYvwLB75QkMxaSB5Lz-nBbJDgkSzEEryiyQZEDkQ7lTm-TOYjUoy/s320/20210401_122146_0006.jpg" /></span></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: medium;">Ibu curhat dengan kerabat atau teman. Ada yang bijak dan memberi kekuatan.</span></div><span style="font-size: medium;"><br /></span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgclDcKxqw5Hp6PNcV1O9AzIniy5mAxYRrDdZBMgGT6sdqWyb1kwvIGg6Xac6t4IwKEtUVZgizfqjgiptFRSVbTCTfSmKOJKK9sK60yVmBqPuDwXifKHsGFV7pBfVHMGAnNAocDJuetUM1Q/s1080/20210401_122146_0007.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgclDcKxqw5Hp6PNcV1O9AzIniy5mAxYRrDdZBMgGT6sdqWyb1kwvIGg6Xac6t4IwKEtUVZgizfqjgiptFRSVbTCTfSmKOJKK9sK60yVmBqPuDwXifKHsGFV7pBfVHMGAnNAocDJuetUM1Q/s320/20210401_122146_0007.jpg" /></span></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: medium;">Tapi ada juga yang justru memanas-manasi. </span></div><span style="font-size: medium;"><br /></span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGMhxT0_E0umad2KjVs42_ZPXO3FFvEm4E5KwFIBDfh1aWz3DVwrV6duOTQuo2LdUGdtJUn75fQCdkHeMKTbS9J8WTQS5mHpPHUbqTQgKriG40ITv6775R4cU4QmdwpNKHL-ql_4o01z5Z/s1080/20210401_122146_0008.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGMhxT0_E0umad2KjVs42_ZPXO3FFvEm4E5KwFIBDfh1aWz3DVwrV6duOTQuo2LdUGdtJUn75fQCdkHeMKTbS9J8WTQS5mHpPHUbqTQgKriG40ITv6775R4cU4QmdwpNKHL-ql_4o01z5Z/s320/20210401_122146_0008.jpg" /></span></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: medium;">Ibu boleh merasa tak berdaya koq. Karena ibu juga manusia.</span></div><span style="font-size: medium;"><br /></span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipTzV22DdDMkNdTNsiQouQ_uxzsrSLu8OQkkuzOfIwKmxA1yGmy28cXEj9w3zovK90632fhIptLYevRoAKO92oXnpvKZTQFToGs1KhOs-pMC_3o__0PmKjnemmXoAYmd0rkBUC_35eeVQJ/s1080/20210401_122146_0009.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipTzV22DdDMkNdTNsiQouQ_uxzsrSLu8OQkkuzOfIwKmxA1yGmy28cXEj9w3zovK90632fhIptLYevRoAKO92oXnpvKZTQFToGs1KhOs-pMC_3o__0PmKjnemmXoAYmd0rkBUC_35eeVQJ/s320/20210401_122146_0009.jpg" /></span></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: medium;">Namun, hidup harus tetap berjalan. Wanita boleh jadi lemah secara fisik, tapi secara mental harus kuat demi suami dan anak. </span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: medium;">Semoga pandemi segera berlalu dan ekonomi pulih kembali. Selamat berjuang wahai para istri hebat. </span></div><span style="font-size: medium;"><br /></span><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><br /><p></p>Dityarihttp://www.blogger.com/profile/18169325257349232328noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8721528814343550515.post-4133593344438693522021-03-26T09:50:00.004+07:002021-03-26T12:23:02.633+07:004 Peran Suami/Istri dalam Pernikahan, Sudahkah Anda Menjalankannya?<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://cdn.pixabay.com/photo/2015/09/24/17/04/couple-955926__340.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="340" data-original-width="544" height="200" src="https://cdn.pixabay.com/photo/2015/09/24/17/04/couple-955926__340.jpg" width="320" /></a></div></div><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hi couples, how are you doing? Hari ini kita akan membahas tentang peran suami dan istri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ketika ditanya soal peran, biasanya kebanyakan orang akan mengatakan <b>peran suami sebagai kepala rumah tangga yang bertanggungjawab mencari nafkah</b>, sedangkan <b>istri sebagai pengurus rumah dan anak.</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Betul ngga? Well, kind of.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Namun, zaman sekarang peran itu ngga hanya menjadi tugas salah satu saja, melainkan jadi tugas bersama. Betul ngga?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Well, di artikel hari ini saya akan menambahkan peran lain yang harus dijalankan suami dan istri demi pernikahan yang bahagia. Apa saja peran itu? Check it out!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">1. Sebagai kekasih</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebelum menikah yang kebayang duluan pasti romansa antara aku dan dia. Setelah sah, bulan madu, dan menjalani kehidupan rumah tangga dunia serasa miliki berdua. Namun, keromantisan itu lama-lama berkurang bahkan hilang ketika anak lahir dan beban hidup makin berat. Nah, di sinilah yang katanya cinta bisa hilang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lalu harus gimana?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jangan sampai cinta itu hilang, couples! </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Anda menikah karena anda tertarik dengan pasangan kan, bukan karena anak yang lahir setelahnya? So, usahakan bangun kembali cinta itu demi kebahagiaan. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jalankanlah peran anda sebagai kekasih pasangan. Sesibuk apapun anda berdua, tetap sediakan waktu untuk mengobrol berdua, memberi pelukan, ciuman, kata-kata mesra, apapun yang disukai pasangan anda. <b><u>Jangan sampai peran ini justru dijalankan oleh orang lain.</u></b> Waspadalah, waspadalah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">2. Sebagai sahabat</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Terkadang ketika ada masalah, kita merasa tidak leluasa berbicara dengan pasangan, apalagi kalau masalah itu berhubungan dengan pasangan. Kita justru merasa lebih nyaman menceritakan masalah kepada sahabat. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kenapa ya? Karena kita merasa sahabat lebih mau mendengarkan seburuk apapun masalah itu. Sahabat juga biasanya tetap mau menerima kita apa adanya walaupun kita salah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Well, seharusnya perasaaan nyaman kayak gini juga bisa kita dapat dari pasangan kita. Ya ngga?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jadi, sebagai pasangan kita harus bisa juga berperan sebagai sahabat, <b><u>dimana kita bisa menjadi diri kita sebenarnya tanpa takut di-judge dan ditinggalkan.</u></b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Memang tidak mudah berperan sebagai sahabat ini karena semacam ada tuntutan kalau suami ya harus bisa gini, istri harus begitu, no excuse. Tapi kita harus mencobanya untuk pernikahan yang lebih baik. <b><u>Jangan sampai pasangan kita justru merasa lebih nyaman menjadi dirinya bersama sahabat yang lain.</u></b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">3. Sebagai penasihat</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagai seorang manusia yang tidak sempurna pastinya kita punya kesalahan. Oleh karena itu, kita perlu seseorang yang bisa menjadi penasihat pribadi agar kesalahan itu tidak terus berulang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di sinilah peran pasangan sebagai penasihat diperlukan. Ya memang kadang kita sulit menerima nasihat orang. Tapi ini kan untuk kebaikan kita juga, ya ngga?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nah, <b><u>untuk bisa menjadi penasihat yang baik kita pastinya perlu ilmu.</u></b> So, terus belajar ya couples terutama ilmu agama yang sangat bermanfaat dalam mengarungi kehidupan pernikahan. Ngga asyik kan kalau menasihati tanpa ilmu. Yang dengarnya pasti males duluan. Ibarat tong kosong nyaring bunyinya gitu deh.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">4. Sebagai pendukung</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kehidupan tidak selalu nyaman. Pasti ada ups and downs. Di sinilah peran pasangan sebagai pendukung sangat diperlukan. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saat pasangan sedang berada di zona nyaman, maka kita <u>mendukungnya meneruskan pencapaiannya</u> itu. Sebaliknya ketika ia berada di zona tak nyaman, maka kita pun harus <u>mendukungnya agar tak menyerah</u>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kesannya gampang ya, padahal ngga lho.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Biasanya seorang istri merasa lebih berat ketika suaminya sedang diuji dalam masalah keuangan. Sanggup ngga masih mendukung suami di saat kita pun harus mencari cara agar tetap bertahan hidup?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sedangkan suami biasanya lebih diuji ketika berada di zona nyaman. Sanggup ngga tetap setia walau ada wanita yang lebih menarik dari istri mencoba menggoda?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ada juga suami yang diuji ketika istrinya secara karir dan finansial lebih unggul. Sanggup ngga tetap bisa menerima istri dengan keunggulannya dan ngga merasa insecure? Begitu juga dengan istri, sanggup ngga bisa menerima suami yang kurang unggul?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Itulah peran yang harus dijalankan. Mampu mendukung pasangan di saat suka maupun duka, di saat ia sukses maupun gagal, bahkan di saat ia masih setia atau tidak. Ah terus terang saya ngga sanggup bagian setia atau tidak ini. Tapi faktanya ada lho yang sanggup, Masya Allah luar biasa itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Demikianlah 4 peran yang sebaiknya dan seharusnya dijalankan oleh suami istri selain peran utamanya. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mengapa ini penting? Karena suami istri ini bukan aktor/aktris sebuah film yang hanya berperan di depan kamera aja, lalu setelah habis syuting masing-masing. Ada lho yang gitu. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jadi, mereka di depan orang-orang aja terlihat akur dan mesra, tapi setelah sampai rumah dadah babai loe-loe gue-gue. Serem ngga tuh hubungan kayak gitu?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Suami istri itu harusnya lebih mesra saat berdua tanpa terlihat siapapun. Saat jauh pun tetap setia menjaga hati dan tubuh.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pokoknya ingat aja 4 peran ini untuk pernikahan yang lebih hangat dan bahagia. Jangan hanya diingat tapi dipraktekkan juga.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semoga tulisan ini bermanfaat. Sampai jumpa di tulisan berikutnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Image by <a href="https://pixabay.com/users/chena-889465/" target="_blank">CHENA from Pixabay</a></div></span>Dityarihttp://www.blogger.com/profile/18169325257349232328noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8721528814343550515.post-41908044541699706602021-03-22T12:31:00.004+07:002021-03-22T16:56:19.192+07:003 Penyebab Perceraian Yang Sering Terjadi<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjzaGSS2CWsRVJ2cS7VYu7GxAnrHQ8IR1_DEbkE7bIgkAYg9VmSCau8kftP9yqXPbxfqaiRCUgJM2-tkjAGmBb-GauXvk_LZDZjqXXgDG3Zm6XWe5bRNDJC2ghNTtG7X1YZ-serxZzBFql/s1080/Copy+of+Ketika+keuangan+sedang+tidak+stabil.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjzaGSS2CWsRVJ2cS7VYu7GxAnrHQ8IR1_DEbkE7bIgkAYg9VmSCau8kftP9yqXPbxfqaiRCUgJM2-tkjAGmBb-GauXvk_LZDZjqXXgDG3Zm6XWe5bRNDJC2ghNTtG7X1YZ-serxZzBFql/s320/Copy+of+Ketika+keuangan+sedang+tidak+stabil.png" /></a></div><br /><span style="font-size: large;"><br /></span></div><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hi couples, maaf ya hari ini membahas hal yang agak kurang enak. Tapi saya merasa hal ini kudu dibahas demi keselamatan dan kesejahteraan rumah tangga. Betul ngga?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tulisan ini bukan berdasarkan survey, hanya berdasarkan pengamatan dan analisis pribadi setelah mendengarkan banyak kisah orang-orang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Qadarullah, saya sering mendengar kisah orang-orang yang pernikahannya kandas dikarenakan masalah ekonomi yang tidak stabil. Biasanya karena pendapatan suaminya kecil atau suaminya menganggur.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ada juga yang pendapatan suaminya besar tapi tidak mencukupi kebutuhan yang terlanjur tinggi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di sisi lain ada juga pasangan yang tidak bermasalah dengan finansialnya tapi tidak terpenuhi kebutuhan emosi dan biologisnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pernikahan itu memang kompleks ya. Oke deh saya coba paparkan apa saja yang sering menjadi penyebab perceraian.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">1. Berbeda prinsip hidup</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sering sekali saya mendengar alasan pasutri bercerai itu karena <b><u>"tidak ada kecocokan lagi"</u></b>. Kadang bertanya-tanya, apa yang tidak cocok? Kalau tidak cocok kenapa dulu menikah? Koq dulu bisa cinta?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sabar, sabar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Seringnya sebelum menikah calon pasangan itu <b><u>bucin dan buru-buru pengen menikah tanpa benar-benar mengenal satu sama lain</u></b>. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ada juga yang sudah tau kekurangan calonnya, tapi tetap nekat menikah karena terlanjur bucin atau <u><b>kasihan kalau dibatalkan</b></u>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Akhirnya setelah resmi menikah dan mengetahui kekurangan pasangan, terjadilah konflik. Konflik yang tidak selesai karena perbedaan prinsip semakin membesar dari hari ke hari, tahun ke tahun, dan pada akhirnya DUAR terjadilah perpisahan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">Contoh konflik-konflik itu seperti ini:</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">- Suami suka gaya hidup tinggi. Prinsipnya tak apa berutang yang penting senang. Sedangkan istri prinsip hidupnya sederhana tanpa utang. Awalnya istri mengalah dengan prinsip hidup suaminya, tapi lama-lama hati tak berkenan. Akhirnya pisah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">- Suami suka bergaul dengan lawan jenis. Baginya bertemu dan jalan bersama lawan jenis setelah menikah tidak masalah. Tapi istri tidak suka. Awalnya istri mencoba menerima tapi lama-lama tak berkenan. Akhirnya pisah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">- Suami inginnya beristri lebih dari satu dengan alasan mengikuti Rasulullah. Sedangkan istri tidak bersedia dimadu. Akhirnya pisah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">- Istri prinsipnya ingin tetap mandiri secara finansial walau sudah menikah. Tapi suami tidak berkenan. Ditambah lagi penghasilan istri lebih besar dari suami. Akhirnya pisah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">- Istri inginnya suami bisa menjadi imam yang baik dengan pemahaman agama yang sesuai standar istri. Tapi suami merasa pemahaman dia sudah baik dan benar. Tidak ada titik temu. Akhirnya pisah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebenarnya tidak semua pasangan yang berbeda prinsip memutuskan menikah. Ada juga yang memilih untuk bertahan, mengalah, dan menahan perasaan. Menurut anda bahagia ngga pernikahan kayak gitu?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">2. Tidak terpenuhinya kebutuhan</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setiap individu pasti memiliki kebutuhan masing-masing. Kebutuhan itu bisa berupa fisik, emosi, spiritual bahkan finansial. Ada kebutuhan yang bisa dipenuhi sendiri, ada juga yang harus dipenuhi oleh pasangan. Nah, ketika kebutuhan dari pasangan itu tidak terpenuhi biasanya terjadilah konflik.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Seperti yang sudah saya kisahkan di bagian atas. Ada istri yang tidak terpenuhi kebutuhan finansialnya karena pendapatan suami tidak mencukupi. Akhirnya ia menggugat cerai.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ada juga istri yang sudah terpenuhi kebutuhan finansialnya tapi ternyata kebutuhan emosinya belum. Boleh jadi karena suaminya sangat sibuk bekerja sehingga waktu untuk keluarga tidak banyak. Sedangkan istri tidak bisa bersabar dengan kebutuhan yang tidak terpenuhi dengan maksimal tersebut. Akhirnya ia mencari orang yang bisa memenuhi kebutuhannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ada juga suami yang merasa tidak terpenuhi kebutuhan biologisnya karena tinggal di kota yang berbeda, sehingga ia mencari kebutuhan tersebut di lain.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ada juga suami yang membutuhkan rasa hormat dari istri, tapi istri terlalu dominan sehingga terkesan melecehkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">3. Pengaruh orang ketiga</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Perbedaan prinsip ditambah tidak terpenuhinya kebutuhan bisa mengakibatkan hadirnya orang ketiga yang mempengaruhi hubungan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Seperti yang saya sebutkan di poin kedua tadi, <b><u>orang ketiga biasanya muncul karena ada penyebabnya</u></b>. Namun ada juga suami/istri yang pada dasarnya memang "nakal" dan tidak bisa menjaga diri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Orang ketiga tidak selalu pria atau wanita idaman lain. <b><u>Bisa juga keluarga atau teman</u></b> yang ikut campur dan mempengaruhi untuk berpisah.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Misal, orangtua prihatin melihat kehidupan anaknya yang masih belum mapan hingga membuat sang anak nekat meminjam ke rentenir. Merasa pasangan sang anak tidak bisa memenuhi kebutuhan anak dan cucunya, maka orangtua anak ini pun mempengaruhi anak agar bercerai dengan pasangannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yang sering terjadi di Indonesia yang mayoritas beragama adalah anak ingin berbakti pada orangtua sedangkan pasangannya tidak setuju sehingga menimbulkan konflik yang tak kunjung usai.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Demikianlah 3 penyebab perceraian yang sering terjadi. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">Apakah bisa dihindari? Bisa.</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">Caranya:</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">- Kenalilah pasangan dan keluarganya sebelum resmi menikah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">- Bicarakan prinsip-prinsip hidup yang akan digunakan setelah menikah nanti.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">- Bicarakan apa saja kebutuhan anda berdua butuhkan dalam pernikahan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">Bagaimana kalau sudah terlanjur menikah?</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebenarnya masih bisa diperbaiki, jika keduanya mau...</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">- Saling memperbaiki diri</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">- Menentukan prinsip hidup yang disepakati bersama dan mematuhi prinsip itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">- Saling terbuka mengenai kebutuhan masing-masing dan berusaha saling memenuhi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika terlanjur tergoda pihak ketiga, maka <b><u>harus berani memutuskan hubungan</u></b> itu jika berupa pria/wanita idaman lain dan berusaha menjauhi dulu jika berupa keluarga/teman.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Intinya, <b><u>pernikahan adalah mengenai anda dan pasangan</u></b>, sehingga anda dan pasangan juga lah yang harus menyelesaikannya. Jika masih ingin bersama, sebesar apapun masalah pasti akan bersatu kembali. Tetapi jika salah satu sudah enggan, walaupun seluruh dunia mendukung pun tak ada gunanya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semoga pembahasan ini bermanfaat ya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div>Dityarihttp://www.blogger.com/profile/18169325257349232328noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8721528814343550515.post-75814214332656908352021-03-18T13:20:00.000+07:002021-05-10T08:49:04.162+07:007 Tipe Sex Appeal untuk Kehidupan Cinta yang Lebih Baik<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4fBFK9c4JGCjw0cPFWIu6-9P9nyRU_iLczAISIoBQaMutbsNDJW9k932tBvsy5Z6HVQ87OARX35U9z_YfHV-S8zoqBLH7FBwERRVDoMVeEWDZ_xERR_uWG29EMb0ilGGCgE2q8HLngcSf/s1080/Copy+of+Copy+of+Masalah+finansial.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4fBFK9c4JGCjw0cPFWIu6-9P9nyRU_iLczAISIoBQaMutbsNDJW9k932tBvsy5Z6HVQ87OARX35U9z_YfHV-S8zoqBLH7FBwERRVDoMVeEWDZ_xERR_uWG29EMb0ilGGCgE2q8HLngcSf/s320/Copy+of+Copy+of+Masalah+finansial.jpg"></a></div><br><span style="font-size: large;"><br></span></div><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Secara fisik, bisa dibilang Lola tidak terlalu menarik. Parasnya biasa-biasa saja. Postur tubuhnya juga tidak seperti peragawati. Namun herannya ada saja pria yang tertarik dan ingin memiliki hubungan yang serius dengan Lola. Ternyata, pria yang menyukai Lola tersebut jatuh hati pada sikapnya yang ramah dan santun, bukan fisiknya. Hm, jadi pria ngga selalu tertarik pada fisik saja ya? Koq bisa sih?</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Itulah yang dinamakan sex appeal. Ada yang udah tau? Hari ini kita bahas ya.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Secara bahasa, <b><i>sex appeal is the quality of being sexually/physically attractive.</i></b> (<a href="https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/sex-appeal" target="_blank">dictionary.cambridge.org</a>)</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Sedangkan menurut <a href="https://www.blogger.com/u/1/#">Wikipedia</a>, <b><i>sexual attractiveness or sex appeal is an individual's ability to attract the sexual or erotic interests of other people and is a factor in sexual selection or mate choice. The attraction can be to the <u>physical or other qualities or traits of a person, or to such qualities in the context where they appear.</u></i></b></div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Jadi kesimpulannya <b><u>sex appeal itu adalah pesona dalam diri seseorang yang bisa menarik perhatian lawan jenis</u></b>. Namun, sex appeal itu tidak selalu mengenai hal-hal yang terkesan seksi atau menampakkan bagian-bagian tubuh yang menggoda. Bisa juga bagian-bagian lain dari orang tersebut. Apa sajakah bagian-bagian tersebut? Yuk kita diskusikan bersama!</div><div style="text-align: justify;"><br></div><h2 style="text-align: justify;">1. Fisik</h2><div style="text-align: justify;">Sebagai manusia yang memiliki indera penglihatan, maka wajar jika kita tertarik pada seseorang yang menurut kita indah mulai dari kepala hingga kaki.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Boleh jadi anda suka seseorang karena rambutnya, matanya, bibirnya, wajahnya, tubuhnya, dan sebagainya.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Selain itu, ada juga yang menyukai seseorang karena senyumannya yang menarik. Bahkan ada juga yang menyukai warna kulit yang eksotis.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Di budaya tertentu, bahkan wanita yang dianggap cantik itu yang lehernya panjang.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Wajar koq menyukai seseorang karena fisiknya. Meskipun begitu, jangan memaksakan diri untuk menjadi cantik/cakep menurut versi kebanyakan orang ya.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Jadilah cantik versi alami diri kita. Kita tidak pernah tau kan akan ada seseorang yang menyukai bagian fisik kita tersebut?</div><div style="text-align: justify;"><br></div><h2 style="text-align: justify;">2. Aroma tubuh</h2><div style="text-align: justify;">Selain indera penglihatan yang menentukan sex appeal, indera penciuman pun berperan. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Pernah ngga kalian merasa tergoda pada aroma tertentu? Nah, begitu juga saat tertarik dengan lawan jenis.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Ada lho yang suka dengan aroma tubuh seseorang yang sedang berkeringat. Menurut dia keringat orang itu menggoda dan membangkitkan gairahnya. Wow!</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Jadi, jangan diremehkan ya aroma tubuh kita yang mungkin buat kita sendiri tidak menarik. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><h2 style="text-align: justify;">3. Suara</h2><div style="text-align: justify;">Ada juga lho orang yang tertarik dengan lawan jenis karena suaranya yang merdu, serak, bahkan cempreng. Menurut mereka suara orang tersebut membuat hati mereka nyaman bahkan membangkitkan gairah. Wow, tak disangka ya.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><h2 style="text-align: justify;">4. Sikap</h2><div style="text-align: justify;">Seperti kisah Lola tadi, ada juga orang-orang yang lebih tertarik dengan sikap atau perilaku. Misalnya sikapnya ramah, baik, lucu, penuh semangat. Bahkan ada juga lho yang tertarik pada seseorang karena sifatnya yang dingin atau galak. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Ada juga yang menyukai seseorang karena cara dia memperlakukan orang lain. Misal, karena dia melihat lawan jenisnya tersebut membantu seorang nenek menyebrangi jalan, maka ia terpesona. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Ada juga orang yang menyukai lawan jenis karena melihat orang tersebut memperlakukan pasangan atau anaknya. Misal, seorang gadis melihat seorang suami sedang merangkul mesra istrinya atau sedang mengasuh anak-anaknya. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Bisa aja sih gadis itu jadi jatuh cinta dengan suami orang tersebut karena sikapnya yang dianggap baik sebagai suami dan ayah. Lalu, ia berangan-angan suami orang tersebut menjadi suaminya juga. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;"><br></div><h2 style="text-align: justify;">5. Kecerdasan atau wawasan</h2><div style="text-align: justify;">Ada juga orang yang tertarik karena kecerdasan dan wawasan lawan jenisnya. Misal seorang wanita sedang mengobrol dengan pria. Lalu pria tersebut menjelaskan banyak hal dengan wawasannya. Nah, si wanita ini menjadi terpesona dan tertarik dengan pria tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;"><br></div><h2 style="text-align: justify;">6. Harta, tahta, dan popularitas</h2><div style="text-align: justify;">Ada juga yang tertarik dengan seseorang karena apa yang dia miliki atau capai. Seperti harta, tahta, dan popularitas. Wajar aja sih. Cuma sayangnya tiga hal ini sifatnya tidak abadi. Bisa aja sewaktu-waktu hilang.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;"><br></div><h2 style="text-align: justify;">7. Kereligiusan</h2><div style="text-align: justify;">Biasanya orang Indonesia yang notabene berkeTuhanan dan beragama akan memilih pasangan yang memiliki nilai-nilai religius. Keyakinan inilah yang membuat seseorang akan cenderung tertarik dengan orang-orang yang membawa nilai-nilai tersebut. Untuk standarnya memang beragam, tergantung pemahaman agama setiap individu.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Nah, kira-kira di antara 7 sex appeal di atas, yang manakah yang kamu miliki? Yang mana juga yang membuat kamu tertarik dengan lawan jenis?</div><h2 style="text-align: justify;"><br></h2><h2 style="text-align: justify;">Apa pentingnya ngomongin ini?</h2><div style="text-align: justify;">Buat kamu yang <u><b>masih single</b></u>, ngga usah mengubah diri menjadi orang lain untuk mendapatkan jodoh. Cukup jadi dirimu yang terbaik. Setiap orang memiliki sex appeal masing-masing. Siapa tau salah satunya cocok dengan yang kamu miliki. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Buat kamu yang <b><u>sudah menikah</u></b>, coba ingat sex appeal tipe mana yang membuat kamu jatuh cinta dengan pasangan? Kalau hubungan kamu lagi ngga baik sama pasangan, coba saling mengingat dan kembali memoles sex appeal itu agar hubungan kalian kembali bergairah.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Semoga tulisan sederhana ini bermanfaat. Selamat mempelajari sex appeal anda dan menemukan sex appeal pada orang lain yang membuat anda tertarik.</div></span>Dityarihttp://www.blogger.com/profile/18169325257349232328noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8721528814343550515.post-64262533773855236322021-03-15T12:28:00.003+07:002021-03-15T17:50:34.186+07:00Kehidupan Pernikahan: Ekspektasi Vs Realita<div style="text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://cdn.pixabay.com/photo/2015/11/07/11/57/holding-hands-1031665__340.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" target="_blank"><img border="0" data-original-height="340" data-original-width="510" height="213" src="https://cdn.pixabay.com/photo/2015/11/07/11/57/holding-hands-1031665__340.jpg" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"></td></tr></tbody></table><br /></div><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hi couples, hari ini saya mau membahas <b><u>ekspektasi vs realita pernikahan</u></b>. Tapi ini bukan berdasarkan pernikahan pada umumnya ya. Ini berdasarkan pernikahan saya pribadi saja.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Baik, kita mulai ya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">Satu</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><u>Ekspektasi 1: Suami istri itu ibarat raja dan ratu, kemana-mana terlihat serasi dan elegan.</u></b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><u><b>Realita 1: Kalau ngga bersolek ya sama aja kucel, bau, dan ngga menarik.</b></u></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saat masih pedekate atau taaruf biasanya kita melihat calon pasangan dengan penampilan terbaiknya. Begitu juga dengan kita yang berusaha berpenampilan menarik saat itu. Begitu pula saat sedang bersanding di pelaminan. Setelah menikah, ketahuanlah bagaimana penampilan aslinya yang kucel setelah bangun tidur. Wkwkwk. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Meskipun begitu jangan khawatir. Semua itu masih bisa diatur dengan rajin merawat dan memoles diri. Sebenarnya sih merawat diri tujuan utamanya bukan untuk memuaskan pasangan, tapi untuk memuaskan diri sendiri dan berdampak pada rasa percaya diri ketika bersama pasangan baik di dalam maupun luar rumah. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">Dua</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><u>Ekspektasi 2: Suami itu seseorang yang selalu bisa diandalkan, khususnya dalam urusan finansial</u></b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><u>Realita 2: Suami itu manusia biasa. Ada kalanya lemah dan tak berdaya.</u></b> </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sudah ngga zaman lagi masalah finansial hanya menjadi beban suami. Well, kenyataannya begitu. Biaya hidup makin tinggi dari hari ke hari, sedangkan pendapatan tak bisa mengimbangi. Salah satu solusinya istri pun harus menghasilkan baik dengan bekerja atau berwirausaha. Inilah kenyatannya, couples. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ada sih istri yang beruntung bisa mendapatkan suami mapan nan tajir. Tapi ngga semuanya kan. Jadi ya udah terima aja kenyataan dengan meningkatkan pendapatan dan saling bekerjasama. </div><h2 style="text-align: justify;">Tiga</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><u>Ekspektasi 3: Istri itu bisa melakukan segala urusan rumah.</u></b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><u>Realita 3: Istri juga manusia biasa. Ia juga butuh bantuan.</u></b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kalau saya perhatikan sih istri dari angkatan mertua saya itu serba terampil. Bisa memasak, beberes, menjahit, bikin kue, mengurus anak, dan sebagainya. Kalau sekarang? Istri sekarang sih pintar cari uang wkwkwkw. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Zaman sudah berubah gimana donk? </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebenarnya sih ibu mertua saya ngeluhin juga harus mengurus rumah dan anak sendiri, tapi diimbangi bapak mertua yang menjadi pencari nafkah utama. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nah kalau zaman sekarang karena istri juga mencari nafkah, jadi sudah sepantasnya suami pun membantu urusan rumah. Ada istilahnya <b>equal parenting</b>. Jadi suami istri setara dalam urusan rumah dan ngurus anak. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Well, kalau saya sih ngga keberatan harus mencari nafkah juga selama suami pun turut membantu urusan anak dan rumah. Dan masalah ini sudah kami bicarakan sebelum resmi menikah. </div><h2 style="text-align: justify;">Empat</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><u>Ekspektasi 4: Berhubungan intim itu gampang, pasti bisa dipraktekkan langsung secara alami.</u></b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><u>Realita: Ternyata itu butuh proses, ngga langsung enak.</u></b></div><div style="text-align: justify;"><b><u><br /></u></b></div><div style="text-align: justify;">Siapa yang punya ekspektasi sama? </div><div style="text-align: justify;"><u><br /></u></div><div style="text-align: justify;">Ternyata ngga seperi ekspektasi ya say. Meskipun kita sudah baca buku tentang sex bahkan nonton film blue pun belum tentu udah langsung ahli saat prakteknya sendiri. Kenapa coba?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena berhubungan intim itu harus ada pasangannya. Ya ngga? Jadi enaknya kalau sama-sama enak, bukan sendiri. Nah biar sama-sama enak kita harus tau apa yang bikin pasangan dan diri kita enak. Inilah yang butuh proses. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pertama kita harus komunikasikan dulu dengan pasangan sambil explore tubuhnya, lalu coba cara gini enak ngga, kalau ngga berarti coba cara lain. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kalau belum ada anak sih waktunya leluasa ya untuk explore. Nah, kalau udah punya anak nih yang menantang banget. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Walaupun begitu ngga usah khawatir. Justru di sini serunya. Selama kita dan pasangan masih mau saling menerima dan menjalani prosesnya sih asyik-asyik aja. Jangan lupa terus belajar biar makin pintar ya hehe. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Well, demikianlah ekspektasi dan realita yang bisa saya bagikan di blog kali ini. Masih ada sih ekspektasi dan realita lainnya, mungkin lain kali saya coba bagikan lagi. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Buat yang belum menikah, ngga usah takut ya membaca tulisan saya ini. Faktanya saya enjoy aja tuh dengan pernikahan kami. Saya sadari memang pernikahan itu ya begini, makanya saya bikin tagar #bukanpernikahannegeridongeng. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tapi ada aja sih pasangan yang pernikahannya seperti negeri dongeng. Ngga usah insecure dengan mereka, kita aja yang ngga tau kesulitan apa yang mereka sedang hadapi di balik itu. Syukuri aja pernikahan sendiri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semoga tulisan ini bermanfaat. Tetap semangat dan berani menghadapi realita. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><a href="https://pixabay.com/users/free-photos-242387/" target="_blank">Image by Free-Photos from Pixabay </a></div></span>Dityarihttp://www.blogger.com/profile/18169325257349232328noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8721528814343550515.post-65203191049040242021-03-11T16:21:00.000+07:002021-03-11T16:21:14.576+07:00Benarkah Masalah Keuangan Bisa Mempengaruhi Libido Pasutri?<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://pixabay.com/users/mabelamber-1377835/" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;" target="_blank"><img border="0" data-original-height="340" data-original-width="509" height="214" src="https://cdn.pixabay.com/photo/2018/07/06/00/33/person-3519503__340.jpg" width="320" /></a></div></div><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di awal pernikahan biasanya gairah pasutri masih menggebu. Selain memang sedang hangat-hangatnya, biasanya juga pasutri berusaha segera memiliki anak setelah menikah. Namun seiring waktu berjalan, gairah itu berkurang bahkan hilang. Hm kenapa ya?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Salah satu penyebabnya adalah <b><u>masalah keuangan</u></b>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Koq bisa masalah keuangan menurunkan gairah atau libido?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nah, hari ini saya berdiskusi dengan suami tentang itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">Kalau menurut saya sih...</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di saat kondisi keuangan sedang tidak stabil, <b><u>pikiran itu fokusnya ke masalah itu saja.</u></b> Selain mikiran pengeluaran yang harus dibayar, pasutri pun memikirkan bagaimana cara untuk mendapatkan uang untuk membayar pengeluaran tersebut. Jadi, boro-boro mikiran mau berhubungan intim ya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain itu, bisa jadi <b><u>rasa cinta istri berkurang pada suami</u></b> karena masalah ini. Mungkin istri merasa suaminya bekerja kurang giat, sehingga merasa kurang diperhatikan. Kemungkinannya bisa apa aja.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">Kalau menurut paksu...</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Paksu sependapat dengan saya untuk alasan pertama. Namun beliau juga memiliki pendapat lain yaitu <b><u>justru masalah bisa membuat pasutri ingin menyelesaikannya dengan lebih sering berhubungan intim</u></b>. Hm iya juga sih. Banyak masalah, banyak bertengkar, terus cara menyelesaikannya justru dengan sex.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya pernah mendengar juga ada pasutri yang kurang akur tapi koq anaknya banyak? Ya mungkin solusi mereka justru sex.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Oke kembali ke laptop. Lalu, buat pasutri yang libidonya menurun ketika ada masalah keuangan gimana? Saya coba beri tips di bawah ini:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">1. Berkomunikasi dengan pasangan dan cari jalan keluar bersama</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sudah menikah artinya segala hal jadi tanggungjawab bersama. So, bicarakan aja dengan pasangan dan cari jalan keluar bersama. <b><u>Jangan pernah merasa diri sendiri yang menanggung segalanya.</u></b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kalau ada hal-hal yang mengganjal di hati juga bicarakan aja pada pasangan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">2. Jangan terlalu cemas berlebihan</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kadang, masalah itu tidak sebesar yang kita pikirkan. Jalan keluar pasti ada, hanya tidak instan. Yang penting kita sudah berusaha mencari solusi. <b><u>Sabar dengan proses</u></b> dan tunggu hasilnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">3. Bangun suasana yang nyaman untuk berdua</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kadang libido menurun bukan karena sedang ada masalah, tapi <b><u>suasana juga yang kurang mendukung</u></b>. Ada baiknya pasutri sama-sama membangun suasana itu. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Coba cari waktu dimana hanya bisa berdua tanpa anak. Bersihkan diri dan bersolek. Siapa tau jadi lebih bersemangat ketika melihat pasangan berpenampilan menarik. Ya nggak? Kemudian jauhkan gadget dan saling memberi sentuhan ringan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selanjutnya? Terserah anda.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Demikianlah tips yang bisa dilakukan ketika libido menurun karena masalah rumah tangga terutama masalah keuangan. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Memang tidak mudah ya mengalihkan pikiran yang lagi runyam, tapi jangan lupa bahwa <b><u>ada hal-hal yang masih bisa dinikmati dengan pasangan koq</u></b>. Salah satunya berhubungan intim. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan menyalurkan kebutuhan biologis dan mendapatkan hormon endorfin, maka pasutri bisa <b><u>menumbuhkan cinta kembali untuk menghadapi masalah</u></b> yang harus dihadapi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kesimpulannya, membahagiakan suami itu ada dua cara: <b><u>kenyangkan perutnya dan kosongkan testosteronnya.</u></b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sedangkan membahagiakan istri ada dua cara: <b><u>isi hatinya dengan cinta dan isi rekeningnya dengan uang yang cukup.</u></b></div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wkwkwk. Maksa ya. Semoga bermanfaat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Image by <a href="https://pixabay.com/users/mabelamber-1377835/" target="_blank">mabelAmber</a> from Pixabay</div><div style="text-align: justify;"><br /></div>Dityarihttp://www.blogger.com/profile/18169325257349232328noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8721528814343550515.post-88771619967505823562021-03-08T15:20:00.004+07:002021-03-08T15:20:51.521+07:004 Hal Yang Bisa Menyelamatkan Pernikahan Ketika Ujian Menerpa<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEig6e0LURPGIRkq5NrX6VBQ48A-Rl5WjeZANKuRh1b8m_JxuttxJeDGKpNxpwffkq2XcMOBYA0bsRHlPfiMqt5BPr8lZ8KfqBAtdAtPNCZm7_Rq6YShUE0WKxsGl1KjFnBNpoNTWi7RJMW6/s1080/Copy+of+Harus+Punya+Penghasilan+Berapa+Sih+Buat+Membiayai+Hidup+Setelah+Menikah_.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEig6e0LURPGIRkq5NrX6VBQ48A-Rl5WjeZANKuRh1b8m_JxuttxJeDGKpNxpwffkq2XcMOBYA0bsRHlPfiMqt5BPr8lZ8KfqBAtdAtPNCZm7_Rq6YShUE0WKxsGl1KjFnBNpoNTWi7RJMW6/s320/Copy+of+Harus+Punya+Penghasilan+Berapa+Sih+Buat+Membiayai+Hidup+Setelah+Menikah_.jpg" /></a></div><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Hi couples, kemarin-kemarin postingannya agak ngga enak ya. Nah, hari ini aku mau berbagi hal yang bikin enak. Check it out ya!</span></div><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di masa pandemi ini tak sedikit pasutri yang ditimpa ujian. Baik ujian kesehatan hingga keuangan. Yang tadinya hubungan adem ayam berubah jadi panas karena ujian tersebut. Yang tadinya penuh cinta berubah menjadi penuh benci.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apakah ini tanda bahwa suami dan istri tidak cocok lagi?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Adakah solusi yang bisa menyelamatkan hubungan yang nyaris berakhir?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Inilah 4 hal yang bisa digunakan untuk menyelamatkan pernikahan ketika ujian menerpa:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">1. Ingat Allah</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tak bisa dipungkiri lagi bahwa mengingat Allah akan membuat hati tenang. Begitu juga ketika ujian menerpa dalam pernikahan. Dengan mengingat Allah maka kita yakin bahwa ujian ini diberikan untuk meningkatkan kualitas pribadi kita dan pasangan. Bisa juga untuk menegur kesalahan kita agar diperbaiki. Mengingat Allah juga membuat kita akan mencari solusi sesuai kehendakNya, bukan menurut ego masing-masing.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">2. Tumbuhkan harapan kembali</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mengingat Allah akan menumbuhkan harapan dalam diri kita dan pasangan. Kita akan yakin bahwa sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka kita akan kembali berharap agar keadaan menjadi lebih baik.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika harapan itu sudah tidak ada, maka pasutri cenderung bubar jalan sebelum masalah diselesaikan. So, jangan ambil langkah itu sebelum anda mencoba harapan yang baru lagi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">3. Tetap optimis dan perbaiki keadaan</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setelah membuat harapan lagi, maka kembali optimislah untuk memperbaiki keadaan, baik itu keadaan emosional, spiritual, dan finansial.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jangan lupa anda harus bekerja sama juga dengan pasangan, karena pernikahan berasal dari dua kekuatan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">4. Ingatlah bahwa cinta itu pernah ada dan masih ada</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setelah harapan dan optimisme itu kembali serta bekerjasama dengan pasangan, maka tumbuhkanlah kembali cinta yang pernah ada dan pasti masih ada seiring harapan yang dibuat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasa cinta dengan pasangan bisa membuat kita kembali bersemangat dan ingin saling membahagiakan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Demikianlah 4 hal yang bisa menyelamatkan pernikahan ketika ujian menerpa. Allah, harapan, optimisme, dan cinta.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ujian yang anda rasakan boleh jadi berbeda-beda, namun cobalah 4 hal ini sebelum anda memutuskan untuk menyerah pada keadaan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selamat mencoba. Selamat menyelamatkan pernikahan. Anda dan pasangan akan menjadi juara.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div>Dityarihttp://www.blogger.com/profile/18169325257349232328noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8721528814343550515.post-15759385373641944242021-03-04T11:05:00.004+07:002021-03-04T12:13:54.384+07:00Harus Punya Penghasilan Berapa Sih Buat Membiayai Hidup Setelah Menikah?<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://pixabay.com/users/stevepb-282134/" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;" target="_blank"><img border="0" data-original-height="340" data-original-width="510" height="213" src="https://cdn.pixabay.com/photo/2015/10/31/08/50/coins-1015125__340.jpg" width="320" /></a></div><br /></div><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Hi guys, hari ini kita akan membahas <b><u>topik yang paling sensitif dalam pernikahan</u></b> yaitu masalah keuangan. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jujur, saya sudah menikah 7 tahun aja masih merasa sungkan buat membicarakan ini dengan paksu, apalagi kalau ngga ada uangnya hehe. Tapi tetap harus dibicarakan ya. Tanda <b><u>hubungan sehat</u></b> itu adalah <u><b>bisa membicarakan hal ngga enak salah satunya ini.</b></u></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menurut saya, masalah ini <b><u>sangat sensitif buat laki-laki</u></b>, semacam menguji harga dirinya gitu. Istri menuntut biaya sekian, tapi suami ngga mampu. Terus dia juga ngga bisa memastikan apakah bisa memberikan jumlah yang diinginkan, tapi kebutuhan ngga bisa ditunda apalagi setelah punya anak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Oke oke intro-nya sampai situ aja. Langsung kita bahas aja jumlah konkretnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebenarnya sih jumlah pastinya itu relatif tergantung<b> <u>kebutuhan, keinginan, dimana tinggal, dan pilihan merek</u></b><u>.</u></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kita bahas dulu ya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">Pengaruh Kebutuhan Pada Penghasilan</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setiap keluarga pasti punya kebutuhan berbeda-beda. <b>Kebutuhan primer</b> pasti ada seperti, makan, pakaian, perumahan. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ditambah <b>kebutuhan sekunder</b> yang bisa ada dan tidak, seperti transportasi, komunikasi, kesehatan, pendidikan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lalu <b>keinginan</b> atau bisa disebut <b>kebutuhan tersier</b>, seperti hobi, koleksi, rekreasi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><u>Dimana kita tinggal juga akan mempengaruhi jumlah biaya hidup kita</u><i>.</i></b> Misal, kita hidup di kota besar maka biaya hidupnya cenderung lebih tinggi daripada biaya hidup di kota kecil atau desa.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><u>Pilihan merek barang juga berpengaruh pada biaya kebutuhan hidup.</u></b> Misal, kalau kita pilih pakaian dengan merek yang terkenal harus mengeluarkan 500rb untuk satu setelnya, sedangkan merek ngga terkenal hanya 150rb. Range harganya jauh kan!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">Biaya Hidup</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nah, sekarang saya mau sekedar ngasih catatan kasar aja ya berapa jumlah biaya kebutuhan sehari-hari rumah tangga saya dengan dua anak. Oya, ini catatan kaum <b><u>misqueen</u></b> ya, jadi minimalis banget.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><h3><ol><li>Makan 1,500,000</li><li>Pakaian 200,000</li><li>Rumah 2,000,000</li><li>Fasilitas & Kebutuhan sehari-hari 1,500,000</li><li>Transportasi 130,000</li><li>Kesehatan 150,000</li><li>Pendidikan 250,000</li><li>Sedekah 200,000</li><li>Tabungan 300,000</li><li>Hiburan 200,000</li><li>Lain-lain 200,000</li></ol></h3></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Total: 6,630,000</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">Diskusi dan Solusi</h2><div style="text-align: justify;"><b>Biaya makan</b> sebenarnya tergantung pilihan menu dan bahan. Kalau mau lebih hemat pilih menu dan bahan yang lebih murah, juga memasak sendiri. Kalau beli di luar biasanya lebih boros.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Untuk <b>pakaian</b> biasanya tidak dibeli tiap bulan, bahkan biasanya hanya satu tahun sekali saat lebaran. Namun, untuk anak-anak yang sedang bertumbuh biasanya cukup sering membeli baju. Solusinya bisa pilih baju yang sesuai budget dan pilih ukuran yang lebih besar dari seharusnya agar dipakainya lebih lama. </div><div style="text-align: justify;"><b><br /></b></div><div style="text-align: justify;"><b>Rumah</b> di sini adalah untuk sewa rumah sederhana. Kalau yang tidak sederhana sih jauh lebih besar ya. Kalau punya kelebihan uang sih bisa sekalian menyicil rumah. Kalau ternyata dana tidak cukup untuk menyewa atau membeli rumah, maka solusinya bisa cari kontrakan rumah yang lebih murah atau numpang dulu di pondok mertua/orangtua indah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemudian <b>fasilitas dan kebutuhan sehari-hari</b> misalnya internet, gas, listrik, perlengkapan mandi dan cuci, dan sebagainya. Kalau penghasilan tidak mencukupi ya bisa dikurangi kebutuhannya atau gunakan dengan lebih hemat. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lalu <b>transportasi</b>, seperti mengisi bahan bakar kendaraan, perawatan, bayar pajak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Untuk <b>kesehatan</b>, seperti biaya asuransi. Qadarullah saya mengikuti program BPJS kelas 3, jadi biayanya tidak terlalu besar. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Biaya <b>pendidikan</b> adalah biaya untuk sekolah atau les anak. Untuk menghemat biaya ini, orangtua bisa memilih sekolah yang biayanya lebih terjangkau. Untuk biaya les, kalau memang tidak mampu ya jangan dipaksakan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Sedekah</b> bisa berarti pemberian ke keluarga atau orang lain. Sesuaikan aja pengeluaran dan penghasilan yang ada. Jangan memaksakan diri kalau memang tidak cukup.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hiburan</b> bisa berarti membeli barang hobi atau rekreasi dengan keluarga. Kebutuhan ini antara penting ngga penting ya. Jadi sesuaikan aja budget-nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sedangkan <b>lain-lain</b> berarti dana yang disimpan untuk keperluan insidental atau mendadak di luar kebutuhan yang sudah ditulis.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">Penutup dan Kesimpulan</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bagaimana? Terlihat besar ya padahal dananya sudah ditekan seminim mungkin. Tapi setiap bulan ngga selalu sebesar itu sih pengeluarannya tergantung kondisi. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lalu bagaimana saya dan suami membiayai kehidupan kami dengan kebutuhan sebanyak itu?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Terus terang secara individu tidak ada yang berpenghasilan sebesar itu baik saya maupun paksu. Jadi <b><u>kami harus bekerja sama</u></b>. Jika masih kurang, terpaksa harus mencari tambahan baik ngambil pekerjaan lain atau usaha lain.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nah, buat kamu suami yang ngga mau istrinya bekerja, <b><u>usahakan punya penghasilan yang cukup untuk membiayai kehidupan sehari-hari</u></b>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kalau ngga, ya <b><u>kurangi pengeluaran yang tidak terlalu penting atau mendesak dan pilih daerah tinggal yang biaya hidupnya rendah.</u></b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di masa pandemi ini, tak sedikit suami yang kehilangan pekerjaan dikarenakan terkena PHK. Ada juga yang usahanya terpaksa gulung tikar karena kurangnya omzet. Sedangkan hidup harus tetap berjalan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jadi, para istri lah yang berjuang membiayai hidup sementara suami belum bisa menghasilkan. Namun sayangnya tidak semua istri mampu menanggung beban hidup sendiri, sehingga ada yang akhirnya memutuskan berpisah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebenarnya bukan istri ngga mau membagi uangnya, tapi ada suami yang berputus asa di saat kehilangan pekerjaan. Bukannya berjuang mencari peluang yang lebih baik, malah merutuki keadaan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Boleh jadi istri yang sudah merasa terbebani akhirnya merasa tak sanggup lagi. Jadi, penting ya <b><u>punya mental pantang menyerah khususnya untuk para suami.</u></b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semoga pembahasan ini bermanfaat. Siap menikah, siap menghasilkan rupiah. Tetap semangat yah!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #191b26; font-family: "Open Sans", sans-serif; margin: 0px; text-align: center; white-space: nowrap;">Image by <a href="https://pixabay.com/users/stevepb-282134/?utm_source=link-attribution&utm_medium=referral&utm_campaign=image&utm_content=1015125" style="color: #191b26; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none !important;">Steve Buissinne</a> from <a href="https://pixabay.com/?utm_source=link-attribution&utm_medium=referral&utm_campaign=image&utm_content=1015125" style="color: #191b26; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none !important;">Pixabay</a></span><span style="background-color: white; color: #191b26; font-family: "Open Sans", sans-serif; text-align: center; white-space: nowrap;"> </span></div></span>Dityarihttp://www.blogger.com/profile/18169325257349232328noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8721528814343550515.post-10794587439707322772021-03-02T15:08:00.003+07:002021-03-02T15:08:26.232+07:005 Ketidaknyamanan Tinggal di Rumah Orangtua/Mertua Setelah Menikah<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://pixabay.com/users/lrasonja-18839267/" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;" target="_blank"><img border="0" data-original-height="340" data-original-width="397" height="274" src="https://cdn.pixabay.com/photo/2020/12/21/19/05/window-5850628__340.png" width="320" /></a></div></div><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hidup di rumah sendiri setelah menikah boleh jadi menjadi impian semua pasutri. Namun, tidak semua pasutri mampu memiliki rumah sendiri setelah menikah. Dan tidak semua pasutri juga mampu mengontrak rumah karena keterbatasan ekonomi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena tidak mampu, terpaksa pasutri masih tinggal bersama orangtua/mertua. Tinggal dengan orangtua sendiri tidak menjamin segala sesuatunya nyaman. Tetap saja ada gesekan, apalagi jika ada sifat/sikap pasangan yang tidak disukai orangtua. Berikut 5 ketidaknyamanan tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">1. Tidak bisa memiliki aturan sendiri, jadi tidak sepenuhnya berkuasa</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di setiap rumah pastinya ada aturan sendiri seperti bisa keluar dan pulang jam berapa, bahkan sapu harus diletakkan dimanapun menjadi sebuah peraturan. Ketika kita tinggal di rumah mertua, maka kita tidak bisa seenaknya membuat peraturan baru, karena sang empu rumah sudah mempunya peraturan sendiri yang harus kita taati.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">2. Sedikit banyak diatur dalam urusan hidup, salah satunya pola asuh anak</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Orangtua cenderung merasa lebih tau segala hal karena merasa lebih tua dan hidup lebih lama dari anak. Karena ini akhirnya orangtua merasa berhak mengatur anak-anaknya meskipun sudah menikah, ditambah lagi mengatur cucu. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Akhirnya, pasutri merasa tidak memiliki kuasa atas anak sendiri. Begini salah begitu salah. Jika nekat menentang, sedikit banyak akan dianggap anak tidak menurut dan orangtua pun merasa tersinggung.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">3. Pasangan akan selalu dikritik jika tidak sesuai ekspektasi orangtua</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Anak sendiri bangun agak siang dan malas membantu pekerjaan rumah tidak masalah, tapi kalau menantu? Sudah deh dikomentari sepanjang waktu. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Meskipun menantu adalah pasangan anak, tetap saja ia dianggap orang lain yang tidak diperkenankan bersikap di luar ekspektasi. Sebesar apapun kesalahan anak bisa dimaafkan, tapi sekecil apapun kesalahan menantu takkan terlupakan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">4. Pasangan dibandingkan dengan orang lain yang ada di rumah yang dianggap menjadi figur ideal</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ketika pasangan tidak sesuai ekspektasi orangtua, mulailah ia dibandingkan dengan figur ideal di rumah. Misal suami dibandingkan dengan ayah. Selama suami tidak bisa menyesuaikan diri, maka ia akan terus dibandingkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">5. Dianggap benalu, apalagi kalau tidak bisa menyumbang uang makan dan fasilitas di rumah</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Anak tinggal di rumah orangtua itu biasa, tapi ketika sudah menikah dan membawa menantu kondisi akan berubah. Anak dan menantu minimal harus bisa memberi uang makan. Sebenarnya wajah aja sih, kan ikut makan juga. Tetapi biasanya jika tak bisa memberi maka akan kembali ke poin 3 dan 4.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Demikianlah 5 ketidaknyamanan ketika masih tinggal di rumah orangtua/mertua. Sebenarnya orangtua tidak berubah menjadi jahat, hanya saja mereka bersikap tidak biasa ketika ada orang lain yang berstatus menantu hadir ke rumah. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika memang anda dan pasangan ingin terus tinggal di rumah orangtua, maka berusahalah beradaptasi dengan kebiasaan dan aturan rumah tersebut. Namun, sebaiknya tetap berusahalah tinggal terpisah. Karena anda harus memiliki kerajaan sendiri, dimana anda dan pasangan sebagai raja dan ratunya. Anda bebas menentukan aturan sendiri dan lebih leluasa menentukan pola asuh anak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semoga bermanfaat.</div></span>Dityarihttp://www.blogger.com/profile/18169325257349232328noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8721528814343550515.post-10865782024986498382021-02-25T13:38:00.000+07:002021-02-25T13:38:41.040+07:005 Langkah Penting Ketika Suami Terbukti Berpaling<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://www.pexels.com/@cottonbro" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;" target="_blank"><img border="0" data-original-height="333" data-original-width="500" height="213" src="https://images.pexels.com/photos/5378693/pexels-photo-5378693.jpeg?auto=compress&cs=tinysrgb&dpr=1&w=500" width="320" /></a></div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Memiliki suami yang terus setia hingga maut memisahkan boleh jadi menjadi impian semua istri, namun itu tidak terjadi pada Mita.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setelah lima tahun pernikahan, Mita menemukan bahwa ia dikhianati sang suami. Tanpa perasaan bersalah sedikit pun, sang suami menghubungi wanita idaman lain (WIL) di depan Mita. Dengan nada manja, ia berkata penuh mesra pada suara di seberang sana.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hati Mita hancur berkeping-keping. Kesetiaan yang ia jaga selama ini ternodai dengan sekejap. Air mata tak terbendung lagi mengiringi luka yang semakin menganga.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Namun, logikanya masih berjalan. Ia tak serta merta melabrak sang WIL untuk melampiaskan emosinya. Mita melakukan 5 langkah ini sebagai gantinya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">1. Mengkonfirmasi kebenaran pada suami, bukan melabrak WIL</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Seringnya para istri langsung saja melabrak penuh emosi dan mengancam sang WIL. Ini langkah yang sangat salah. Tentu saja sang WIL akan menjawab, </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"<b>suami kamu yang mau kugoda, mengapa kamu menyalahkan aku?"</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jadi, langkah pertama adalah bertanya dengan suami mengenai kebenarannya. Cari waktu dan suasana yang tepat untuk menanyakan apa yang terjadi sebenarnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Biasanya suami yang memang bersalah malah menyangkal dan menuduh istri terlalu cemburu atau curiga. Ia justru menjawab, </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>"kalau kamu menuduh aku begitu, sekalian aja aku jadiin bener!"</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">2. Tanyakan kelanjutan hubungan pada suami</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ketika suami terbukti melakukan perselingkuhan, maka tanyakan dengan sabar, </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>"lalu, kamu maunya gimana? Apa ingin terus berhubungan dengan dia atau berhenti?"</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika suami memang hanya khilaf atau iseng, ia akan berusaha menghentikan permainannya. Namun, hati-hati bu, biasanya WIL tidak akan membiarkan suami anda lepas begitu saja. Bisa jadi ia akan terus berusaha merebut. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selama suami anda memang berkomitmen ingin bertaubat dan lepas dari WIL, bisa saja benar-benar lepas. Tetapi jika ia juga tak ingin melepas WIL maka perselingkuhan akan berlanjut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Keadaan semakin parah jika sang WIL sudah berbadan dua, maka posisi suami anda akan semakin sulit. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">3. Jika suami mau bertaubat, maafkan dan terima ia kembali</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Memang ini tidak mudah. Hati yang sudah hancur akan sulit sekali dipulihkan. Namun, jika suami memang kembali menjadi baik terimalah ia. Bangun kembali cinta dari awal.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">4. Jika suami tak bertaubat, maka pilihannya antara bertahan atau mengajutan gugatan</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menikah tapi tak bahagia, buat apa? Bertahan demi status itu sia-sia. Namun, bercerai pun tidak semudah membalikkan tangan. Ada proses yang harus dijalani dengan penuh emosi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika memang harus bercerai pastikan anda siap menjalani proses dan kondisi setelahnya. Apalagi jika anda memiliki anak, pastikan anak juga siap menerima keadaan pasca perceraian.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">5. Minta dukungan orang-orang tercinta dan berserah diri pada Yang Maha Kuasa</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ketika pasangan yang selama ini paling dipercaya berkhianat, rasanya hidup hancur. Kondisi psikis anda boleh jadi tidak stabil. Oleh karena itu, anda perlu dukungan orang lain seperti keluarga atau teman.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jangan sungkan untuk bercerita pada mereka agar hati anda lega. Pastikan orang yang mendukung anda bisa dipercaya dan bisa membimbing anda.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yang terpenting lagi, anda harus ingat bahwa Allah Swt akan selalu ada untuk anda. Berdoa padaNya, minta petunjuk, minta kuatkan hati dan kesabaran. Anda adalah orang terpilih mendapatkan ujian luar biasa ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Demikianlah 5 langkah penting ketika suami terbukti berpaling. Memang tidak mudah menerimanya. Sungguh, tidak mudah. Perlu waktu lama untuk memulihkan jiwa dari pengkhianatan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Itulah yang terjadi pada Mita saat itu. Ia dikhianati, namun sang suami yang menggugat cerai.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semoga hanya Mita yang pernah mengalami ini. Semoga suami anda selalu setia hingga maut memisahkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Image by cottonbro from Pexel</i></div></span>Dityarihttp://www.blogger.com/profile/18169325257349232328noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8721528814343550515.post-91906745839727991802021-02-22T16:10:00.000+07:002021-02-22T16:10:51.617+07:005 Ujian Pernikahan di Kala Pandemi <div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://pixabay.com/users/tumisu-148124/" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;" target="_blank"><img border="0" data-original-height="340" data-original-width="770" height="176" src="https://cdn.pixabay.com/photo/2015/08/26/16/39/divorce-908743__340.png" width="400" /></a></div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pandemi belum berlalu dari bumi ini. Malah semakin hari data korban semakin meningkat. Kita belum bisa beraktifitas seperti biasa demi mencegah penularan yang lebih luas. Hal ini menyebabkan perekonomian tidak berjalan lancar. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dampaknya dirasakan oleh banyak perusahaan dan industri yaitu penurunan omzet, sehingga dengan terpaksa mengurangi jumlah karyawannya. Karyawan yang terkena imbas pemutusan hubungan kerja ini pun akhirnya menciptakan ujian di rumah tangganya selama pandemi ini. Ujian apa sajakah itu? Mari kita diskusikan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">1. Ujian Kesehatan</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sudah bukan rahasia lagi selama pandemi ini <b><u>banyak orang yang diuji dengan kesehatannya</u></b>. Satu demi per satu orang terkena virus corona. Untuk penyembuhannya membutuhkan dana yang tak sedikit. Tabungan pun terkuras demi memulihkan diri. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Masih mending kalau ada uang lebih, bagaimana kalau tidak ada? Apa harus meminjam ke orang lain atau sudahlah dibiarkan saja?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain itu, ada kecemasan pada anggota keluarga lain yang belum terkena. Apakah yang sakit akan sembuh? Apakah yang sehat yakin tidak akan tertular?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ini semua menjadi ujian bagi rumah tangga. Sebagai suami atau istri yang qadarullah terkena virus, mau tidak mau harus menjalani proses penyembuhan. Jika memang ada dana berlebih, dipakai dulu demi kesehatan. Jika tidak ada, tidak usah sungkan untuk meminjam dulu. Alangkah baiknya, keluarga atau siapapun yang mampu bisa menolong orang-orang yang sedang diberi ujian ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">2. Ujian Kehilangan</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bagi yang bisa sembuh total dari virus, tentunya menjadi kebahagiaan tersendiri. Bisa melakukan aktifitas seperti biasa lagi dan bisa berkumpul dengan orang-orang yang dicintai. Namun, <b><u>tak sedikit yang kehilangan</u></b> suami, istri, anak atau keluarga lainnya karena virus tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tentunya ini ujian yang berat, apalagi jika yang ditinggalkan itu adalah istri dan anak-anak yang masih kecil. Boleh jadi istri sangat terpukul karena tak ada lagi suami yang bisa diandalkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Alangkah baiknya jika keluarga yang mampu bisa menolong dan meyakinkan sang istri bahwa kehidupan akan baik-baik saja karena ada Allah yang akan memberi rezeki.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain kehilangan jiwa, di masa pandemi ini banyak juga yang <b><u>kehilangan pekerjaan</u></b> sehingga berimbas pada stabilitas ekonomi keluarga.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">3. Ujian Keuangan</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menyambung pada poin kedua. <b><u>Kehilangan pekerjaan dan turunnya omzet usaha akan mengakibatkan ujian keuangan.</u></b> Yang tadinya bisa membayar cicilan rumah, jadi tertunda. Yang tadinya bisa membayar sekolah anak, jadi nunggak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Suami cemas, istri khawatir. <b><u>Saat berdiskusi bukan solusi yang didapatkan, malah saling menyalahkan.</u></b> Lama-lama <b>BOOM!</b> Perceraian menjadi pilihan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dilansir dari <a href="https://www.blogger.com/#">detik.com</a>, menurut Menteri Agama Fachrul Razi, <b><u>angka perceraian di masa pandemi ini cukup meningkat.</u></b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Diduga <b><u>penyebab utamanya adalah masalah ekonomi dan kebuntuan komunikasi</u></b>. Suami tak mampu memberi nafkah yang cukup, istri tak bisa sabar karena tuntutan kebutuhan, belum lagi ditambah pengaruh kiri-kanan yang memanasi. Jadilah DUARRR!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">4. Ujian Kepercayaan</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pendapatan yang tidak stabil, keadaan yang tak jelas kapan pulihnya, sedangkan kebutuhan hidup tak bisa ditunda bisa membuat suami istri hilang kepercayaan satu sama lain.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><u>Istri menuntut suami untuk mampu memberi jalan keluar, sedangkan suami tak bisa memberikan janji karena keadaan yang belum jelas.</u></b> Akhirnya suami istri malas berkomunikasi dan memendam kekesalan masing-masing.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jadilah ujian kepercayaan muncul.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">5. Ujian Kesetiaan</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semakin lama saling tak percaya, kekesalan memuncak, akankah terus setia?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><u>Celakanya ketika di masa seperti ini justru masuk orang ketiga</u></b> yang mengiming-imingi kebahagiaan. Hatinya yang sedang lemah terhibur dan logika pun akhirnya tak jalan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ah benar-benar kacau!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">Lalu apa yang harus suami istri lakukan ketika harus berhadapan dengan ujian-ujian ini di kala pandemi?</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">a. <b><u>Suami istri harus mampu saling menerima keluhan masing-masing dan menerima kenyataan.</u></b> Saat ini, tidak ada yang bisa dilakukan selain saling menerima.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">b. <b><u>Mencoba mencari jalan keluar bersama walau tak mudah.</u></b> Misal, mencoba usaha baru bagi yang terkena PHK. Jika tak ada modal, maka meminjam dengan keluarga atau teman yang mampu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">c. <b><u>Temukan <i>support system</i> masing-masing</u></b>. Selain pasangan, kita juga harus memiliki orang lain yang bisa menjadi <i>support system</i>, seperti orangtua, saudara, teman, dan lainnya yang bisa memberi nasihat dan dukungan agar kita bisa menghadapi ujian ini. Pastikan <i>support system</i> itu memang yang benar-benar terpercaya, bukan justru memperkeruh suasana.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">d. <b><u>Bersabar dan berdoa</u></b>. Ingat, tidak hanya kita yang mengalami ujian ini. Boleh jadi banyak pasangan yang mengalaminya. Oleh karena itu, jangan merasa sendiri. Tetap yakin pada Allah dan terus berdoa agar keadaan kembali pulih dan membaik. Setiap kesulitan pasti ada kemudahan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">***</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Demikianlah 5 ujian pernikahan yang terjadi di kala pandemi ini. Boleh jadi lebih dari itu. Semoga bisa menjadi pencerahan bagi para suami istri sekalian yang sedang dalam ujian. <b><i>You are not alone.</i></b></div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div>Dityarihttp://www.blogger.com/profile/18169325257349232328noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8721528814343550515.post-1478510464657145892021-02-22T07:35:00.001+07:002021-02-22T07:35:08.214+07:006 Hal yang Harus Dikuasai Anak untuk Masa Depan yang Lebih Baik<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://pixabay.com/users/ddimitrova-1155171/" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;" target="_blank"><img border="0" data-original-height="340" data-original-width="509" height="214" src="https://cdn.pixabay.com/photo/2016/09/03/09/18/girl-1641215__340.jpg" width="320" /></a></div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Terkadang sebagai orangtua saya ingin anak itu memiliki kehidupan yang lebih dari saya di masa depannya. Tapi saya sendiri merenung, memangnya kehidupan lebih baik itu seperti apa? Dan saya bertanya juga, memangnya hidup saya sendiri ngga baik?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jadi bingung sendiri ya hehe.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saat ini saya lebih menekankan anak pada kemampuan akademiknya, padahal apa sih yang benar-benar diperlukan anak di masa depannya? Saya coba merenung sambil berkontemplasi kehidupan yang sudah saya jalani.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">1. Anak perlu mengenal Tuhan dan pedoman hidupnya</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Penting anak mengenal Tuhan dan pedoman hidupnya sejak dini. Karena memang itulah tujuan hidup yaitu untuk beribadah pada Allah Swt. Untuk tau cara beribadahnya harus tau pedoman-pedomannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Anak harus mengenal dan mencintai Tuhannya agar ia selalu merasa diawasi dimanapun dan kapanpun. Selain itu, ia juga lebih bersemangat dalam hidup demi mengejar <b><u>pahala dari Allah, bukan penilaian manusia.</u></b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Agar anak lebih mengenal Tuhannya, <b><u>pendidikan utama adalah dari rumah dan dari orangtua.</u></b> </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di sekolah atau lembaga lainnya bisa memberikan pemahaman ini, tapi terkadang mereka lebih menekankan pada kemampuan yang lebih bersifat <b><u>akademis atau hafalan saja</u></b>. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Anak hanya tahu secara teori tapi belum tentu sampai ke hatinya. Oleh karena itu, <u><b>pendidikan agama adalah tanggungjawab orangtua</b></u> dengan cara memberi teladan yang baik.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">2. Anak perlu percaya diri akan kemampuannya sendiri</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menumbuhkan rasa percaya diri pada anak sangat penting. Karena <b><u>tidak semua orang pintar punya kepercayaan diri</u></b>. Terkadang karena tidak percaya diri, kepintaran pun tak berguna. Karena mereka merasa minder duluan atau ingin segala sesuatunya sempurna.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Penting menumbuhkan rasa percaya diri pada anak agar ia tidak bergantung pada orang lain di masa depannya. Selain itu ia pun bisa mengembangkan dirinya sendiri sesuai minat bakatnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">3. Anak perlu keterampilan berkomunikasi dan menjaga diri</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Keterampilan ini sangat penting di kehidupan. Terkadang ada orang yang sebenarnya pintar tapi ia tidak bisa menjadi sukses karena tidak mampu berkomunikasi. Walaubagaimanapun <b><u>kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain</u></b> dalam hidup. Oleh karena itu, penting membekali anak dengan kemampuan komunikasi yang baik.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Keterampilan ini tidak hanya bermanfaat di saat anak masih kecil, juga akan bermanfaat ketika ia sudah menikah kelak. Tak sedikit hubungan suami istri yang berakhir dengan perceraian karena keduanya tak pandai berkomunikasi. So, pastikan anak kita memiliki keterampilan ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Keterampilan menjaga diri juga sangat penting dimiliki. Karena orangtua tidak bisa mengawasi 24 jam, terutama ketika anak sedang tidak berada di sisi orangtua. Bekal terbaik untuk menjaga diri adalah keyakinan bahwa Allah selalu mengawasi, sehingga anak akan selalu menjaga dirinya dari perbuatan yang dilarang agama. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Untuk kemampuan menjaga diri dari kejahatan, maka sebaiknya anak memiliki kemampuan bela diri atau setidaknya tau cara yang harus dilakukan ketika ada orang yang dicurigai akan berbuat jahat padanya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">4. Anak perlu keterampilan hidup untuk menunjang kesehariannya dan juga bekal ketika sudah menikah</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tidak selamanya anak bersama kita. Kelak ia akan keluar rumah karena alasan pendidikan, pekerjaan, atau menikah. Nah, sudah seharusnya kita membekali anak dengan keterampilan hidup yang akan menunjang kehidupan sehari-harinya seperti di bawah ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h3 style="text-align: justify;"><ul><li>Membersihkan dan merapikan rumah.</li><li>Mencuci, melipat dan menyetrika baju.</li><li>Memasak.</li><li>Mengelola uang.</li><li>Mengatur waktu.</li><li>Mengurus birokrasi.</li><li>Memberi pendapat dan menerima pendapat.</li><li>Bekerjasama dengan orang lain.</li><li>Menyelesaikan masalah sendiri.</li></ul></h3><h3 style="text-align: justify;">Dan sebagainya.</h3><div style="text-align: justify;">Keterampilan hidup di atas sangat bermanfaat untuk kemandirian anak. Pastikan kita sudah mengajarinya sebelum ia tidak lagi tinggal di rumah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">5. Anak perlu keterampilan untuk menghasilkan uang</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hal ini sangat krusial untuk meneruskan hidup, terutama setelah menikah. Kebanyakan orang mungkin meyakini semakin tinggi pendidikan maka penghasilan semakin besar. Ternyata itu salah. Faktanya <b><u>yang sudah sarjana belum tentu bisa menghasilkan lebih banyak dari yang tidak sarjana</u></b>. Karena rezeki memang tidak ditentukan oleh faktor pendidikan saja.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Memang yang berpendidikan tinggi bisa memperoleh kesempatan kerja lebih banyak, namun itu pun tergantung pada individunya. Jadi, jangan berkecil hati jika tidak mendapatkan kesempatan mengenyam pendidikan tinggi. Karena <b><u>rezeki Allah itu untuk semua makhluk</u></b>, ngga cuma yang sarjana, dan ngga cuma untuk manusia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jadi, yang paling penting anak punya keterampilan untuk menghasilkan uang. Mau itu keterampilan yang diajarkan dari rumah, sekolah, kursus, kuliah, dan sebagainya. Usahakan keterampilan yang dimiliki itu juga sesuai minat dan bakatnya. Karena jika tidak sesuai, maka orang cenderung malas memulai.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tugas kita <b><u>sebagai orangtua adalah memfasilitasi anak</u></b> agar bisa mendapatkan keterampilan yang sesuai dan menyemangatinya agar bisa mencapai kesuksesan dengan keterampilannya tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">6. Anak perlu keterampilan mengelola perasaannya dan memotivasi dirinya</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hidup tidak selalu mulus sesuai rencana. Terkadang masalah datang dan merusak segalanya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Anak harus tahu bahwa dalam hidup pasti ada hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kegagalan, kekecewaaan, sakit hati, dan sebagainya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Anak boleh sedih, namun <u><b>ajari ia untuk mengelola perasaannya tersebut</b></u>. Jadikan kesedihan sebagai pemicu untuk memotivasi diri agar bangkit kembali dan melakukan yang lebih baik lagi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Demikianlah 6 hal yang harus dikuasai anak untuk masa depan yang lebih baik. Kesimpulannya, <b><u>masa depan yang lebih baik itu bukan hanya tentang akademis dan materi, tapi juga tentang emosional, mental, dan juga spiritual.</u></b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yang pasti masa depan yang lebih baik adalah <b><u>ketika kehadiran anak kita menjadi manfaat untuk orang lain dan membuat orang-orang lebih mengenal Allah Swt.</u></b> Tidak mesti menjadi ulama, tapi menjadi orang yang bisa mengenalkan keindahan Islam melalui akhlaknya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dan <b><u>itu semua harus dimulai dari kita orangtuanya.</u></b> Kita harus bisa memberi teladan pada anak. Mungkin anak akan menemukan teladan dari orang lain juga, namun alangkah baiknya jika yang menjadi panutan utama anak adalah orangtua sendiri. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kita mengharapkan anak mendoakan kebaikan untuk kita, maka sudah seharusnya kita memberikan kebaikan pula padanya. </div></span>Dityarihttp://www.blogger.com/profile/18169325257349232328noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8721528814343550515.post-79868147774963058382021-02-18T17:48:00.000+07:002021-02-18T17:48:04.504+07:0010 Pos Pengeluaran Rumah Tangga Yang Wajib Anda Ketahui Sebelum Menikah<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://pixabay.com/users/peter-facebook-2391074/" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;" target="_blank"><img border="0" data-original-height="340" data-original-width="453" height="240" src="https://cdn.pixabay.com/photo/2017/03/20/14/48/money-2159310__340.jpg" width="320" /></a></div><br /></div><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Sebelum menikah Raka menikmati uang gajinya sendiri untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Ia pun bisa memberi orangtua setiap bulan sesukanya tanpa meminta izin siapapun. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Namun, setelah menikah barulah Raka menyadari bahwa banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, tidak hanya soal makan. Selain itu ia pun harus berkompromi dengan sang istri sebelum mengeluarkan uangnya sendiri. Istrinya selalu mengingatkan utamakan dulu kebutuhan baru keinginan. Wah wah Raka agak syok juga mengetahui kenyataan ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apakah anda pernah mengalami hal sama seperti Raka? Boleh jadi anda juga harus mengetahui 10 pos pengeluaran yang harus dipenuhi dulu sebelum yang lainnya. Check them out!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">1. Makan</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ini kebutuhan utama yang wajib dipenuhi karena kita butuh energi untuk menjalani aktifitas sehari-hari. Biasanya pos pengeluaran untuk makan ini adalah yang paling besar di antara pos lain. Untuk menghemat biaya, lebih baik memasak sendiri daripada beli makanan yang sudah jadi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">2. Pakaian</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pakaian merupakan kebutuhan primer yang harus ada untuk melindungi tubuh kita. Namun, pakaian bisa menjadi kebutuhan tersier ketika hanya menjadi gaya hidup. Jatuhnya malah bisa boros. Jadi, pertimbangkan dulu ya sebelum membeli baju baru.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">3. Sewa/cicilan rumah</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rumah atau disebut papan dalam pelajaran ekonomi di sekolah dulu termasuk dalam tiga kebutuhan primer yang harus dipenuhi. Biasanya pasangan yang baru menikah tinggal di rumah orangtua karena belum cukup biaya. Yang cukup biayanya berani mengontrak rumah bahkan mengambil kredit rumah. Tentunya ini perlu biaya yang tidak sedikit.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">4. Fasilitas dan kebutuhan sehari-hari</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Contohnya biaya listrik, air, gas, pulsa ponsel, koneksi internet, perlengkapan kebersihan, dan lain-lain. Fasilitas dan kebutuhan sehari-hari seperti ini wajib ada karena akan menunjang aktivitas sehari-hari.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">5. Transportasi</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Agar bisa kemana-mana khususnya untuk bekerja, kita memerlukan alat transportasi. Bisa kendaraan pribadi atau umum. Untuk kendaraan pribadi pastinya perlu uang untuk membeli, kemudian biaya bahan bakar dan perawatannya, juga bayar pajaknya. Untuk kendaraan umum memang tidak membutuhkan biaya seperti kendaraan pribadi, namun dibutuhkan ongkos setiap kita menggunakan fasilitasnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">6. Kesehatan</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menyiapkan pos pengeluaran untuk kesehatan ini penting walaupun kita tidak mengharapkan sakit setiap bulannya. Bisa dengan mengikuti asuransi kesehatan atau menyisihkan uang di dalam pos tak terduga.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">7. Pendidikan</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ketika sudah memiliki anak, maka kita harus punya pos pengeluaran untuk pendidikan. Agar lebih aman, bisa dengan membuat tabungan anak di sekolah atau di bank tertentu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">8. Sedekah</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagai anak kita pastinya ingin berbakti pada orangtua. Nah, uang untuk orangtua itu bisa kita masukkan ke pos sedekah. Jika masih ada kelebihan uang, kita bisa memberi sedekah pada orang lain juga.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">9. Tabungan</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Walaupun banyak pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari, jangan lupakan tabungan. Tabungan bisa digunakan ketika masa paceklik, keadaan darurat, atau untuk memenuhi keinginan tertentu, misal ingin menunaikan ibadah umroh atau haji suatu saat nanti. Menurut sebuah akun instagram yang fokus dengan pengelolaan keuangan, zapfinance, menyarankan kita untuk menyisihkan sekitar 30% dari jumlah pendapatan untuk tabungan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">10. Hiburan</h2><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagai manusia pasti kita memerlukan hiburan untuk menghilangkan lelah dan jenuh setelah bekerja dan belajar. Misalnya kita ingin jalan-jalan ke tempat wisata, nonton di bioskop, nongkrong di kafe, dan sebagainya. Pos pengeluaran ini penting, tapi hati-hati malah kebablasan. Jangan sampai pos pengeluaran lain ikut terpakai demi memuaskan diri untuk hiburan sesaat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Itulah <b>10 pos pengeluaran</b> yang wajib ada saat berumah tangga. Banyak banget ya. Udah siapkah dengan biaya-biayanya? Oleh karena itu, penting sudah memiliki penghasilan sebelum menikah, karena faktanya menikah itu perlu uang. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Meskipun begitu, kita masih bisa mengatur seberapa banyak biaya yang harus dikeluarkan dan apa saja yang lebih diprioritaskan. Selamat membagi pos pengeluaran anda.</div></span>Dityarihttp://www.blogger.com/profile/18169325257349232328noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8721528814343550515.post-79097353051316589472021-02-15T13:50:00.002+07:002021-02-15T13:50:17.658+07:00Mau Menjadi Mantu dan Ipar Idaman? Lakukanlah 5 Hal Luar Biasa Ini<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqnCIJakf88IfAdYfOOYGUCTXnleh7wEO1pWktIcvp8xH13CoPWNpS8imqHwuEANAq_LFrd1ehShass1pFuwtLeB3BpwmQpCQ1w2PNiYNBvidqACgvLHTXVpl2Fsi2z56URJS0TTfMmCdL/s2160/20200725_143407_0000.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2160" data-original-width="2160" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqnCIJakf88IfAdYfOOYGUCTXnleh7wEO1pWktIcvp8xH13CoPWNpS8imqHwuEANAq_LFrd1ehShass1pFuwtLeB3BpwmQpCQ1w2PNiYNBvidqACgvLHTXVpl2Fsi2z56URJS0TTfMmCdL/s320/20200725_143407_0000.png" /></a></div><br /></div><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rahman menikah dengan istrinya sudah hampir 30 tahun. Begitu banyak ujian sudah mereka hadapi, salah satunya diuji oleh mertua dan ipar. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagian besar ujian itu berupa materi, dimana Rahman harus banyak mengorbankan harta bendanya demi membantu mertua dan iparnya tersebut. Padahal semua iparnya adalah laki-laki yang seharusnya lebih berkewajiban berbakti pada orangtuanya. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Namun, apalah daya nasib mereka tak mujur. Rahman pun harus turun tangan membantu. Walhasil, Rahman pun menjadi mantu kesayangan dan juga panutan adik-adik iparnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apakah anda ingin juga berpredikat mantu dan ipar idaman seperti Rahman? Yuk kita intip apa saja yang sudah Rahman lakukan dalam pembahasan berikut ini:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">1. Bersikap santun baik perkataan maupun perbuatan</h2><div style="text-align: justify;">Rahman selalu bersikap baik dan ramah ketika bertemu mertua dan ipar-iparnya. Ia selalu berusaha berkomunikasi dengan mereka saat bertemu. Terutama dengan sang mertua, Rahman bersikap sangat hormat dan santun. Ia selalu menjaga perkataannya agar tidak keluar kata-kata yang menyakitkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">2. Selalu peduli dan berempati</h2><div style="text-align: justify;">Setiap bulan Rahman selalu menyisihkan pendapatannya untuk bisa memberi mertua, walaupun mertuanya adalah seorang pensiunan yang memiliki pendapatan sendiri. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ketika Rahman mendengar iparnya sakit atau dalam masalah, ia akan menunjukkan sikap pedulinya baik dengan perkataan maupun perbuatan nyata seperti memberikan bantuan. Bahkan Rahman pun rela mengorbankan harta bendanya demi membantu mertua dan iparnya tersebut</div><h2 style="text-align: justify;">3. Sabar dan ikhlas</h2><div style="text-align: justify;">Meskipun Rahman harus merelakan harta bendanya demi membantu mertua dan ipar, ia tetap sabar dan ikhlas. Ia yakin Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik.</div><h2 style="text-align: justify;">4. Memegang teguh komitmen dengan pasangan walau keluarganya menguji</h2><div style="text-align: justify;">Meskipun keluarga istrinya begitu banyak menguji sampai Rahman pernah jatuh sakit, ia tetap mencintai istrinya dengan sepenuh hati. Mereka tetap saling berkomunikasi dan mendukung satu sama lain. Karena bagi mereka yang utama adalah komitmen berdua, masalah keluarga adalah salah satu bumbu yang menambah rasa pernikahan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h2 style="text-align: justify;">5. Tidak menyebarkan keburukan mertua dan ipar pada orang lain</h2><div style="text-align: justify;">Meskipun mertua dan ipar menguji dengan hebatnya, Rahman berusaha menutupinya dan tidak menyebarkan aib mereka. Karena bagi Rahman menyebarkan aib keluarga pasangan sama saja dengan menyebarkan aib sendiri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">***</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Itulah lima hal luar biasa dari Rahman yang patut kita tiru. Berat sih ya, belum tentu semua orang sanggup. Alih-alih bersikap baik dan membantu, menantu dan ipar lain boleh jadi bersikap frontal dan mengabaikan. Kasarnya loe-loe, gue-gue. Tapi itu tidak bagi Rahman, ia justru berusaha bisa membantu semampunya. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semoga kisah Rahman ini bisa menginspirasi kita agar tetap berusaha menjadi mantu dan ipar yang baik, meskipun mereka banyak menguji.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div>Dityarihttp://www.blogger.com/profile/18169325257349232328noreply@blogger.com0